Sabtu, 09 Februari 2008

Tony P & GM

Sabtu, 02 Desember 2006. BUDAYA

Kesempurnaan "The King's Witch"

TONY Prabowo kembali jadi komposer konser musik kontemporer The King's Witch (Calon Arang) yang digelar sejak kemarin (1/12) hingga 3 Desember di Graha Bhakti Budaya, TIM, dan Usmar Ismail Center, Jakarta. Dia menerjemahkan secara merdeka puisi Goenawan Mohamad itu. Karya itu merupakan penyempurnaan dari karya yang dipentaskan di Alice Tully Hall, Lincoln Center, New York, tahun 2000. Pada pementasan perdana semalam, tata panggung, pencahayaan, dan tari menjadi satu kesatuan yang utuh dengan musik yang disajikan. Tony dan Goenawan sama-sama menyatakan puas atas hasil kerja mereka. "Ya, seperti menilai karya Picaso, seseorang bisa memuja, menyatakan biasa saja, atau memandang sebelah mata," ujar Tony tentang hasil kerjanya. Goenawan yang menulis libretto serta menyutradarai sesi "Pastoral" menilai karya terbaru itu berhasil mengharmoniskan semua unsur pertunjukan. "Pencahayaan, komposisi tari, pemanggungan, dan musik membangun sebuah pertunjukan baru yang benar-benar harmonis," katanya, seusai lakon "Pastoral" berdurasi 30 menit. Dan puisi, imbuh penyair dan kolumnis itu, telah menjadi masa lalu. Sebab, musik harus muncul secara mandiri dan tak berkait dengan kata. "Karena itulah musik hanya menyediakan seperangkat imaji, suasana hati tertentu, dan komponis bebas memperlakukan kata lebih sebagai elemen bunyi dalam karyanya dan bukan serangkaian pesan yang dibungkus segepok nada. Ini puisi baru."

Kontemporer

The Kings Witch berkisah tentang Calon Arang, penyihir sakti pada abad ke-12 dari Dirah, Kediri, yang dikalahkan Raja Airlangga. Manjali, anak gadis Calon Arang, tak pernah memperoleh jodoh karena para lelaki gentar menghadapi kesaktian sang ibu. Raja Airlangga mengutus Empu Bharada menumpas kekuatan hitam Calon Arang. Tony menggubah kisah kasih seorang anak kepada ibunya serta dendam kesumat raja itu dalam konser musik kontemporer. Dia mengajak puluhan musikus dari Ameriksa Serikat, kecuali Binu D Sukaman dan Nyak Ina Raseuki (Ubiet) sebagai sopranos. Konser yang disambut hangat publik Jakarta itu juga menghadirkan awak Teater Garasi dari Yogyakarta pimpinan Yudi Ahmad Tajudin. Juga didukung Batavia Madrigal Singer. Pertunjukan itu merupakan paduan semua unsur dalam panggung menawan, teristimewa kekuatan tata cahaya arahan Iskandar K Loedin yang pernah bekerja bareng Robert Wilson ketika menggarap I La Galigo. Tak ayal, The King's Witch menjelma jadi pertunjukan musik yang spektakuler. (Benny Benke-53)

Tidak ada komentar: