Sabtu, 09 Februari 2008

Megadeth

Sabtu, 27 Oktober 2007. BUDAYA

Megadeth Mematikan

MEGADETH, dalam konser "Megadeth, United Abominations Tour of Duty 2007" di Tennis Outdoor Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (25/1) malam, membuktikan kemasyhuran mereka. Dave Mustaine (gitar, vokal), Glen Drover (gitar), James Lomenzo (bas), dan Shawn Drover (drum), menyihir sekitar 1.500 penonton sehingga bergeming di kursi masing-masing. Dengan teknik permainan musik yang rumit dan canggih, mereka menggulirkan puluhan komposisi sejak pukul 20.30. Tembang yang berdentaman itu mengalir deras hingga melipat waktu, sampai purna pukul 22.00. Teknik vokal yang menggeram berpadu padan dengan permainan gitar bak tarian jemari di antara freed berkecepatan tinggi. Dave, sang ikon, bukan cuma mahir melahirkan lirik tentang kekejaman intrik politik, kemencekaman lingkungan hidup, sampai masalah pribadi. Dengan nada lagu bercita rasa heavy metal plus teknik vokal, gitar, dan kandungan lirik tak kacangan, keberadaan mereka pun nancap benar di hati para pencinta. Lihatlah, ketika mereka menembangkan hit "A Tout Le Monde" dari album Youthanasia (1994). Dengan lirik yang apik dan nada nglangut seperti orang mengaji, Dave menuntun para penikmat dalam nada melankolis lewat iringan gitar akustik. Sejurus kemudian, dia berkisah tentang saat terakhir seseorang menyongsong kematian.

"Don't remember where I was, I realized life was a game/The more seriously I took things, the harder the rules became/So as you read this, know my friends, I'd love to stay with you all/Please smile when you think of me, my body's gone, that's all."

Saat korus itulah, hampir semua penonton yang kebanyakan generasi 1990-an ikut menyanyi dalam bahasa Perancis:

"l' tout le monde/l' tous mes amis/Je vous aime/Je dois partir (Kepada semua penghuni dunia/kepada semua sobatku/aku cinta kalian semua/aku harus pergi)."

Lagu, yang videoklipnya pernah dilarang ditayangkan di MTV karena ditafsirkan sebagai anjuran bunuh diri itu, membius penonton untuk berhimne bersama.

Mematikan
Usai lagu kalem itu, mengalirkan hit seperti Peace Sells... but Who's Buying?, Rust in Peace, Symphony of Destruction, Holy Wars... the Punishment Due, Skin on My Teeth. Lagu-lagu itu terangkum dalam album perdana Killing is My Business... And Business Is Good! (1985) hingga album terkini, United Abominations (2007). Begitulah aksi Megadeth. Mereka memperhitungkan benar posisi dan perpindahan personel sehingga komposisi panggung terjaga rapi. Hasilnya, penampilan dan daya tarik pertunjukan musik cadas itu benar-benar sampai dan terasa bagi para penikmat mereka. Di tangan Dave, gitaris terbaik nomor 19 dalam the 100 Greatest Heavy Metal Guitarists of All Time (2004) oleh Guitar World Magazine, kesejatian heavy metal Megadeth benar-benar tegak menjulang. Megadeth -- pelesetan dari kata "megadeath" atau diskripsi dari arti satu juta kematian yang dinukil dari buku populer On Thermonuclear War terbitan tahun 1960 karya ahli strategi militer, Herman Kahn -- memang benar-benar "mematikan". (Benny Benke-53)

Tidak ada komentar: