Senin, 03 Maret 2008

Cokelat Band

Selasa, 27 Juni 2006. BUDAYA
Replika Cokelat Jelang Album Kelima
JAKARTA-Ada yang lain dari persiapan launching album terbaru Cokelat di Pitstop, Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta, akhir pekan lalu. Selain bersiap meluncurkan album kelima bertema nasionalisme, band asal Bandung itu membuat replika band mereka dari cokelat. Dengan skala 1 banding 1, sosok Edwin, Ernest, Ervin, Febrianto, dan Kikan akan direplikakan dengan bahan dasar sekitar 700 kg cokelat. Replika tersebut akan diajukan ke Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai rekor penciptaan replika cokelat terunik. Penggarapan yang memakan waktu lebih dari dua bulan itu ditangani oleh ahli pembuat cokelat dari Hotel Sari Pan Pacific dibawah pimpinan Alex Fatrisman. ''Pembuatan replika ini sekaligus menandai 10 tahun kiprah Cokelat di blantika industri musik Indonesia,'' ujar Namara Surtikanti, sang vokalis yang lebih dikenal sebagai Kikan. Menurut dia, pilihan tembang-tembang bertema nasionalisme disesuaikan dengan kondisi Indonesia yang sedang banyak terkena cobaan seperti saat sekarang ini. Dengan mengaransemen ulang tembang nasional seperti ''Syukur'', ''Hari Merdeka'', dan memasukkan tembang ''Bendera'' yang pernah menjadi hit, Cokelat yakin akan semakin diterima pendengar musik Indonesia. ''Mudah-mudahan momennya pas karena keadaan negara yang masih memprihatinkan seperti sekarang," imbuh Kikan. Grup band yang pernah meraih Favorite Artist Indonesian MTV Asia Award 2003 ini masih mendasarkan pada pilihan musik pop-rock dan alternatif. ''Filosifi nama kami merepresentasikan satu kenyataan bahwa kehidupan tidak selalu manis, tapi juga pahit seperti cokelat,'' canda Kikan. (G20-45)

Decade of Dedication Jonathan Prawira

Senin, 26 Juni 2006. BUDAYA
Album Rohani Berselera Pasar
JAKARTA - Seberapa jauh dan dengan cara bagaimana sebuah album rohani dapat bersaing di pasar industri rekaman? Bens Leo, pengamat musik Indonesia, dalam peluncuran album Decade of Dedication Jonathan Prawira menyatakan selain faktor musikalitas, kedalaman lirik dan promosi yang tepat, keberuntungan sangat berperanan. ''Di atas itu semua, momentumnya pun harus tepat,'' katanya di Tee Boox Cafe, Jakarta, akhir pekan lalu. Tembang "Tuhan" karya Bimbo yang meledak di pasaran, kata dia, merangkum semua unsur yang membuatnya menjadi hit. ''Dalam musik tak ada sekat agama.'' Para penyanyi yang terlibat album Decade of Dedication Jonathan Prawira adalah Michael Idol, Suci Idol, Febby Febiola, Alex Kembar, dan Martin Saba. Jonathan Prawira, penulis lirik, berharap album itu diterima pasar. Dia menyatakan sebagian keuntungan akan disumbangkan pada korban gempa di Yogya dan Jawa Tengah. ''Meski ini album rohani, kami membesutnya dengan selera pasar yang pekat,'' ujar Prawira. Ucok Radjaguguk dan Hans Kurniawan sebagai music director membalut album itu dengan sentuhan pop, funk, dan R&B. ''Hampir semua lagu easy listening,'' ujar Bens. Album itu akan dipromosikan melalui konser di 12 kota dari Batam, Jakarta, Semarang, hingga Denpasar. ''Ini bukan semata-mata album rohani, melainkan ajakan mendekat pada kebaikan dan Tuhan,'' ujar Prawira. (G20-53)

Jazz untuk Jogja

Sabtu, 24 Juni 2006. BUDAYA
Jazz untuk Jogja
Gitar Oele pun Dilelang

Jazz untuk Aceh'' pada tahun 2005 menyumbangkan Rp 200 juta lebih pada korban tsunami di Aceh dan Nias. Dan kini komunitas jazz kembali mengadakan acara itu sebagai wujud kepedulian mereka terhadap korban gempa di Yogya dan Jawa Tengah. Konser ''Jazz untuk Jogja'' itu diselenggarakan lebih dari 50 musikus jazz. Para pencinta jazz menyambut gembira Kerja Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), wartajazz.com, Lembaga Pendidikan Musik Farabi, serta Departemen Pendidikan Nasional itu. Pada konser perdana, Kamis (22/6), terkumpul sumbangan dan dari perolehan tiket Rp 34.450.000. Ada tambahan dari pelelangan gitar akustik Oele Patiselanno yang terjual Rp 15,5 juta. Anggota Komite Musik DKJ yang menjadi ketua pelaksana acara Dwiki Dharmawan menuturkan para musikus tak dibayar sepeser pun. ''Mereka beramai-ramai mendaftarkan diri untuk terlibat dalam konser amal ini,'' katanya menjelang konser. Konser diawali penayangan foto terkini yang melukiskan keadaan korban gempa. Lalu, Jose Rizal Manua naik ke panggung membacakan sajak ''Membaca Tanda-tanda'' karya Taufik Ismail. Berturut-turut tampillah Yeppy Romero (solo gitar kontemporer flamenco), duo piano Shinta & Febby, 3 in 1, Wicaksono and Derry, Indra Aziz Trio, Chlorophyl, Rio Moreno Latin Combo, dan Mahagenta. Porak-poranda. Berikutnya, Dwiki Dharmawan, Imam Prasodjo (penyalur sumbangan), dan Suhadi (Balai Peninggalan Purbakala Indonesia) menjelaskan ke penonton latar belakang konser itu. ''Melalui konser ini, para musikus jazz menyumbang sesuai dengan kemampuan mereka. Namun konser ini juga kami manfaatkan untuk mencari pemilik bakat baru dalam dunia jazz,'' ujar Dwiki. Imam Prasodjo memastikan sumbangan obat-obatan, kasur, dan selimut bakal segera sampai ke sasaran. Adapun Muhadi mengemukakan kerugian besar akibat gempa termasuk kerusakan cagar budaya. ''Banyak peninggalan bersejarah porak-poranda.'' Kemudian tampil Benny Likumahua, Oele Pattiselano, Barry Likumahua, dan Nayendra. Juga Lian Panggabean & Friends, Grovology Feat Tompi, Berta & Dwiki Dharmawan. Menjelang tengah malam giliran Marusya Nainggolan, Bass Trio (Nisha, Indro, Arya), Glenn Fredly, Purwatjaraka, Rieka Roeslan & Friends, Syaharani and the Queen Firework, Hypersax, dan Krakatau. Semalam, pada konser kedua, Sujiwo Tejo, Idang Rasidi, Ireng Maulana & Friend, serta Margie Seger giliran unjuk kebolehan dan kepedulian. (Benny Benke-53)

Perhaps Love

Kamis, 22 Juni 2006. BUDAYA
Preview "Perhaps Love"
Kisah Cinta Penuh Warna

Selalu ada yang baru dan mengagumkan dari film sineas Mandarin. Kali ini, kekaguman itu terpantik dari film musikal Perhaps Love. Peter Ho-Sun Chan, sang sutradara yang telah membesut Comrades dan Almost A Love Story, tahu betul bagaimana menghasilkan film musikal yang apik. Dia menggaet para pekerja film yang berpengalaman. Dan, lahirlah Perhaps Love yang menelan biaya 10 juta dolar AS itu. Dia menggandeng Peter Pau, peraih Oscar untuk sinematografi terbaik lewat Crouching Tiger, Hidden Dragon, penyanyi terkemuka Hong Kong, Jackie Cheung, dan Takeshi Kaneshiro (House Of Flying Dagger). Lalu, dia mengawinkannya dengan bintang dari daratan China, Zhou Xun (The Little Chinese Seamstres dan Suzhou River). Tak pelak, pepak sudah film yang mendapatkan sentuhan Farah Khan, koreografer dari Bollywood, itu. Film yang mengingatkan pada Moulan Rouge itu juga membutuhkan set desain spektakuler, seperti pengadaan arena sirkus. Juga gaya Broadway, lengkap dengan tarian dan puluhan tembang pengiring. Film ini menceritakan cinta segi tiga yang tak terselesaikan. Namun bukan berarti jalinan kesedihan dan kegembiraan mengalir secara banal.Kekasih Masa Lalu. Alkisah, Lin Jian Dong (Takeshi Kanesiro), aktor muda Shanghai yang diorbitkan Nie Wen (Jacky Cheung), bersiborok mata dengan Sun Na (Shou Xun). Sun Na yang telah menjadi bintang dan menjalin hubungan dengan Nie Wen adalah kekasih masa lalu Lin. Dulu, 10 tahun lalu, Lin dan Sun bersatu dalam penderitaan dan perasaan senasib. Kini, amnesia membuat Sun melupakan masa lalu. Termasuk sang kekasih, Lin. Dalam lakon musikal yang dimainkan dan disutradarai Nie Wen, mereka terlibat cinta segi tiga. Perjuangan mereka mendalami peran dan perasaan soal masa lalu Lin membangkitkan kesadaran Sun. Dan, itulah yang jadi sajian utama. Dengan teknik penghadiran masa lalu Lin dan Sun saat dirundung asmara dan mengembalikannya pada masa sekarang, Perhaps Love hadir sebagai sesuatu yang lain, meski tidak baru. Mampukah film yang memanjakan mata penonton karena gambar yang aduhai itu menyatukan kembali cinta Lin dan Sun? Pengakhiran terbuka membuat penonton mempunyai "ruang dialog" untuk menebak atau menafsirkan sesuai dengan penikmatan masing-masing. (Benny Benke-53)

Pameran Lukisan Peduli Jateng & DIY

Rabu, 21 Juni 2006 . BUDAYA
Membeli Lukisan dengan Paku

JAKARTA-Ada yang menarik dari Pameran Lukisan Peduli Jateng & DIY yang digelar di Crowne Plaza Hotel Jakarta 19-23 Juni 2006. Ke-170 lukisan karya pelukis dari Jateng, DIY, Jember, dan Jakarta itu tidak mengharuskan pembelinya menghargai lukisan dengan sejumlah rupiah. "Tapi pembeli yang berminat bisa menghargainya dalam bentuk material seperti paku, gergaji, tripleks, seng, dan palu," ujar Nuril Arifin Husein selaku penyelenggara, kemarin. Lelang lukisan yang digagas Forum Keadilan dan Hak Asasi Umat Beragama (Forkhagama) itu akan menyumbangkan seluruh hasilnya kepada korban gempa Jateng-DIY. Sebelumnya, Forkhagama telah menyumbangkan Rp 450 juta kepada korban gempa di 17 titik di Jateng-DIY dalam bentuk kebutuhan pokok. Dalam lelang yang dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman serta dihadiri Gus Dur pada malam sebelumnya, dua lukisan terjual. Masing-masing lukisan berjudul "Merapi" karya Syumidyo Est yang laku Rp 75 juta dan lukisan berjudul "Koi" karya Antock Adikrisdianto yang terjual Rp 55 juta. Material . Dengan memasang target lukisan yang akan terjual Rp 500 juta, Nuril berharap bantuan yang diwujudkan dalam bentuk material bahan bangunan itu dapat meringankan beban penderitaan korban gempa. "Kami akan menyalurkannya ke wilayah Wedi, Gantiwarno, Klaten; Tarudin, Sewon, Bantul, Pathuk, dan Imogiri dengan pusat posko bantuan di Perumahan Sawitsari, Sleman," imbuhnya.
Pameran yang menurut rencana akan digilirkan di Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya itu menganut sistem 40 persen untuk pelukis, 10 persen untuk event organizer dan 50 persen disumbangkan untuk korban gempa. (G20-45)

Friedrich Schiller,

Selasa, 20 Juni 2006. BUDAYA
Bahasa Bola Bahasa Dunia
"Kita hanya menjadi diri kita secara penuh bila berada dalam permainan."
PETILAN sajak Friedrich Schiller, penyair dari Jerman, mewakili tema pameran foto "Bahasa Bola" di Goethe Hous, Menteng, Jakarta, hingga 8 Juli. Lima puluh foto hasil seleksi dari 4.000 foto karya 25 fotografer Magnum Photo, agensi foto di dunia, itu benar-benar mencerminkan semangat "permainan" tersebut. Lihatlah, hampir semua aktivitas masyarakat bermain bola dari belahan Eropa, Amerika, Afrika, hingga Asia tersajikan. Semua permainan bola di jalanan, tempat parkir, gudang, pabrik, pantai, medan peperangan, hingga selasar tempat peribadatan pun jadi objek bidikan yang menawan. Bola adalah bahasa antarmanusia paling populer di muka bumi. Bahasa bola juga alat komunikasi paling efektif yang mengatasi kendala bahasa.
Para fotografer itu berkeliling dunia, menyinggahi berbagai pojok negeri. Mereka membidik anak-anak, para gadis berjilbab, orang dewasa, olahragawan, agamawan, serdadu, hingga selebritas yang merayakan permainan bola. Marilyn Monroe, misalnya, hadir lewat karya apik Bob Henriques (1959). Dia menandang bola dengan sepatu hak tinggi. Juga Diego Armando Maradona, si Tangan Tuhan, yang merayakan gol di depan para pendukung di Piala Dunia Meksiko karya John Vink (1986). Atau aksi para gadis berjilbab di Iran yang menyepak bola karya Abbas (1998). Kisah-kisah menarik soal permainan bola atau sesuatu yang menyerupai bola itulah yang mengemuka dalam pameran tersebut. Karya-karya Herbert List (bertahun 1932), Henri Cartier-Bresson (1962), hingga Thomas Dworzak (2001) hadir searus dengan arti sajak Schiller. Ya, kita hanya menjadi diri kita secara penuh bila berada dalam permainan. Dan, permainan itu bernama sepak bola. (Benny Benke-53)

''Zetan'' Teater Mandiri

Senin, 19 Juni 2006 . BUDAYA
Pentas ''Zetan'' Teater Mandiri
Teror yang Menghibur

JAKARTA-Ada yang segar, cair, dan menghibur dalam lakon teranyar Teater Mandiri berjudul ''Zetan: Setan Berguru Menjadi Pahlawan'' di Graha Bhakti Budaya TIM, Jakarta (17-18/6). Kali ini pentas sedikit menyempal dari pakem lakon-lakon mereka sebelumnya seperti "War", "Zero", "Jangan Menangis Indonesia", "Zoom" hingga "The Coffin is Too Big for the Hole". Dalam lakon terkininya, Putu Wijaya sebagai penulis naskah dan sutradara memberi porsi yang sangat luas dalam mengumbar kejenakaan dan tawa, meski trade mark utamanya, yaitu teater teror, tetap menjadi tulang punggung cerita. Simaklah ketika pertunjukan hendak dimulai. Pembawa acara mengumumkan, Teater Mandiri meminta maaf karena mencuri waktu penonton di tengah kemeriahan penyelenggaraan Piala Dunia. ''Tapi jangan khawatir, kami akan terus memantau hasil pertandingan antara Iran vs Portugal. Sebelum pertandingan kedua antara Ceko dan Ghana, Anda sudah berada di rumah,'' ujarnya, Sabtu (17/6). Bukan itu saja. Penonton bahkan diberi keleluasaan untuk memotret sepuas-puasnya. ''Karena Zetan juga ingin menjadi selebriti yang senang dipotret,'' lanjutnya.
Pengumuman itu seketika mendapatkan respons tawa penonton, di antaranya pekerja teater Jajang C Noer dan basis God Bless Donny Fatah. Ketika pertunjukan sudah digelar, kala penonton sudah terbawa irama lakon, tiba-tiba pembawa acara mengumumkan: ''Babak pertama antara Iran vs Portugal kosong-kosong''. Kembali Menyela . Bahkan ketika tokoh Guru yang diperankan Putu Wijaya, Arswendi Nasution, Alung Seroja dan Kardi tengah serius melakoni perannya, sang announcer lagi-lagi menyela. ''Untuk sementara Portugal unggul 1-0 atas Iran''. Demikianlah lakon "Zetan" mengalir dengan jenaka, penuh kritik, menyentil siapa saja, cair, sekaligus menghibur. Bahkan ada kesan teater teror yang biasanya menjadi andalan dan hafalan Mandiri dinegosiasikan dengan selera penonton. Ini terlihat ketika 60 menit pertama saat semua tokoh Guru secara bergantian melakukan monolog. Semua monolog yang menohok realita perihal kehidupan dan keadaan para guru di Indonesia disampaikan dengan nyinyir dan jenaka. Baru pada 60 menit berikutnya tokoh Zetan yang dicitrakan dengan sebuah boneka raksasa muncul dari balik layar. Keseriusan dan teror yang masih diselingi kejenakaan kembali hadir. Lakon "Zetan" intinya berkisah tentang tokoh Zetan yang dimainkan Yanto Kribo, Bambang Ismantoro, dan Ucok Hutagaol yang hendak menuntut ilmu kepada guru. Zetan atau setan atau syaiton itulah yang membuat para guru kelimpungan dibuatnya. ''Bagaimana mungkin setan atau syaiton hendak menjadi muridku dan lebih dari itu, kau mau menjadi pahlawan kemanusiaan,'' pekik Guru kalang kabut ketika Zetan mendatanginya. Singkat cerita, Zetan lulus cumlaude dan siap ditugaskan ke sebuah wilayah yang penuh dengan kesemrawutan di dunia bernama Indonesia. Sanggupkah Zetan mewujudkan mimpinya menjadi pahlawan di Indonesia? Semudah itukah Zetan menjadi pahlawan yang harus mengorbankan diri untuk kemanusiaan. Lewat lakon ''Zetan: Setan Berguru Jadi Pahlawan'', ketimpangan dan kebobrokan dunia pendidikan dan guru di Indonesia, diteror lewat lawakan. Hasilnya, 2-0 untuk Portugal. (Benny Benke-45)

Pameran Keris Nusantara 2006

Jumat, 16 Juni 2006. BUDAYA
Pameran Keris Nusantara 2006
Paduan Seni dan Spiritualitas

JAKARTA - Di tengah hiruk pikuk percepatan teknologi, keris ternyata masih menambat di hati para pencintanya. Tengoklah, misalnya, Pameran Keris Nusantara 2006 yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (14/6) malam. Lebih dari 200 keris, tombak, pedang, dan berbagai senjata tradisional hasil teknologi tempaan itu dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) hingga 23 Juni. Selain memamerkan puluhan karya para empu masa lalu, dipajang pula karya kontemporer para empu di Jawa dan Madura pada masa kini. Mereka antara lain Sukamdi, Subandi, Yanto, dan Yantono. Dipamerkan pula karya nonkeris berteknologi pamor yang biasa dipakai para pembuat keris. Misalnya, seperangkat gamelan pamor koleksi warga Jakarta asal Belgia, Marc Pieters. Gamelan itu karya perupa asal Solo, Hajar Satoto. Spiritualitas. Ada pula beberapa senjata berpamor. Karya itu kreasi penggemar pisau Shukri Bay dan Gus Im, adik bungsu mantan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Keindahan keris serta tuah yang menyertai itulah yang membuat keris masih digemari. ''Di luar keindahannya, keris mengandung konsep spiritualitas,'' ujar Jacob Oetama, penyelenggara pameran. ''Bahkan pamor keris mengejewantahkan pesan dan fungsi seperti kemakmuran dan menjaga derajat sang pemilik,'' ujar dia. Beberapa kolektor terkemuka menyertakan keris karya empu masa silam milik mereka untuk dipamerkan. Mereka terdiri atas Iwan Joesoef Gading, Wiwoho Basuki, Pudjadi Soekarno, Sani Gondomono, dan pakar keris Ir Haryono Haryoguritno. ''Keris adalah perpaduan seni atau craftmanship, heroisme atau kesatria, dan spiritualitas atau mistik,'' ujar Jusuf Kalla ketika membuka pameran, ''Perpaduan ketiga hal itu yang membuat keris menjadi karya masterpiece.'' Dia berharap pameran itu membuat keris yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia tetap terjaga sebagai ikon Indonesia. (G20-53)

Asterix and the Vikings

Kamis, 15 Juni 2006. BUDAYA
Belajar dari Rasa Takut
Preview "Asterix and the Vikings"

JAKARTA-Apakah arti sebuah ketakutan bagi seorang manusia? Dari ketakutan seseorang sepatutnya dapat belajar bagaimana seharusnya menjadi berani dan keberanian sejati adalah jika kita benar-benar mampu menaklukkan semua ketakutan. Kurang lebih seperti itulah pesan yang ingin disampaikan Asterix and the Vikings, film animasi layar lebar yang beranjak dari serial komik terkenal Asterix dan Obelix karya Rene Goscinny dan Albert Uderzo. Di tangan Stefan Fjeldmark dan Jesper Moller sebagai sutradara, film yang mengalir lancar itu bahkan tampil dengan ciri komiknya, yaitu penuh kelucuan. Tampaknya dua sutradara itu tahu betul bagaimana memindahkan naskah komik ke dalam versi layar lebar. Hal ini menjadi maklum mengingat mereka adalah pencinta dan pembaca setia Asterix dan Obelix sejak kecil. Sehingga tidak mengherankan jika seolah ada ikatan batin yang kuat antara karya dan kreatornya. Dalam versi komiknya, Asterix dan Obelix yang berasal dari Gaul atau Galilia itu me-mang telah menjadi karya universal. Komik ini telah diterjemahkan ke dalam 103 bahasa dan dialek di dunia. "Bahkan emosi setiap pembaca di belahan Eropa, Afrika, Amerika hingga Asia nyaris sama semua karena ceritanya yang mudah dipahami dan lucu," klaim Fjeldmark yang membutuhkan waktu empat tahun untuk merampungkan film tersebut. Kekinian . Jean-Luc Goosens sebagai penulis skenario pun harus mengumpulkan semua edisi komik sejak 1967. Dengan tidak hanya memindahkan bangunan cerita, emosi, aksi, hingga kekocakan versi komiknya, kehadiran Goosens, Fjelmark, dan Moller makin memperkaya versi filmnya. Misalnya dengan menyesuaikan kondisi kekinian, seperti menghadirkan burung merpati bernama SMS yang mampu mengirimkan SMS layaknya ponsel. Demikian juga dengan adanya karakter baru seperti Abba dan Criptograf, dii luar karakter lawasnya seperti Asterix, Obelix, Vitalstatix, dan Justforkix serta perang abadinya melawan bangsa Roma. Asterix and the Vikings berkisah tentang pencarian bangsa Viking terhadap makna rasa takut. Bagi bangsa pengembara, penjelajah, dan penakluk seperti bangsa Viking, rasa takut memang tidak ada dalam kamus hidup mereka. Untuk itulah mereka pergi ke Gaul, Prancis, untuk belajar bagaimana rasanya kala takut mendera. Konon, menurut kepercayaan mereka, jika seseorang mengalami rasa takut maka dia akan dapat terbang seperti burung. Film ini digarap dengan teknologi efek visual beresolusi tinggi. Film ini menelan biaya 22 juta Euro (sekitar Rp 220 miliar), 1300 shots, lebih dari 100.000 drawings, ratusan set, serta melibatkan 500 kru yang kerja bareng di Prancis dan Denmark. Delapan puluh musisi juga turut menggarap soundtrack. Di antaranya adalah Celine Dion yang menyanyikan "Tous les Secret/Let Your Heart Decide". (Benny Benke-45)

Konser Amal 5,9 Skala Richter

Selasa, 13 Juni 2006. BUDAYA
Konser Amal Raup Ratusan Juta Rupiah
JAKARTA-Usai sudah Konser Amal 5,9 Skala Richter untuk Jogja dan Jateng yang berlangsung secara maraton di Hard Rock Cafe, Minggu (11/6) malam. Pentas dibuka dengan penampilan Gigi yang menggeber "Bumi Menangis" secara akustik. Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas (bas), dan Hendi (drum) langsung membuat penonton yang musti membayar tiket terusan Rp 100 ribu bergoyang mengikuti irama. "Semoga saudara-saudara kita di Jogja dan Jateng diberi kekuatan untuk menata kembali kehidupannya. Meski hanya lewat lagu, semoga tetap tidak mengurangi makna rasa keprihatinan dan kepedulian kami," kata Armand sebelum melanjutkan tembang "Kepastian yang Kutunggu". Selanjutnya, konser yang digagas Komunitas Lesehan Musik dan Pocari Sweat itu menampilkan puluhan grup band debutan hingga papan atas. Seurieus bahkan melelang sampul orisinal kaset albumnya yang masih dalam bentuk dami.
Setelah mendapatkan pena-waran tertinggi dan keseluruhan hasilnya disumbangkan untuk korban gempa, mereka melantunkan "Tak Ada Cinta yang Lain". Tidak berapa lama setelah Seurieus turun panggung, The Upstairs, Maliq & D'essentials, Element, Tompi, Naif, Kahitna, Jikustik, Marcel, Nidji, dan Pure Saturday bergilir unjuk kepedulian. Gedung SD. Sebelumnya, dalam konser yang dimulai pukul 18.00 itu Pocari Sweat mendonasikan Rp 400 juta dalam bentuk dana pembangunan gedung SD untuk daerah Klaten melalui LSM Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil. "Penjualan tiket dalam konser ini juga akan kami sumbangkan sepenuhnya untuk mereka yang berhak menerimanya," papar Andre JO Sumual mewakili Lesehan Musik. Konser yang juga dimeriahkan oleh Samsons, Netral, The Brandals, Tangga, White Shoes & The Couples Company, Ungu, serta dihadiri Tiara Lestari tersebut dipamungkasi dengan penampilan God Bless. Membawakan tembang legendaris "Gitar Tua", "Rumah Kita", dan "Panggung Sandiwara", Ahmad Albar (vokal), Donny Fatah (bas), Ian Antono (gitar), Abadi Soesman (kibor), dan Gilang Ramadhan (drum) masih mampu menunjukkan tajinya. Konser yang tidak membayar semua artis pengisinya itu usai pukul 23.00. Dari penjual-an tiket dan lelang berhasil mengumpulkan Rp 61.680.000. Sehingga keseluruhan dana yang disumbangkan Rp 461.680.000. (G20-45)

Dangdut

Senin, 12 Juni 2006. BUDAYA

Dangdut Jawa Memikat Belanda
JAKARTA-Setelah Didi Kempot diterima masyarakat Suriname karena musik congdut dan campursarinya, kini giliran Bambang Is membetot perhatian kalayak Belanda. Garuda TV, sebuah saluran televisi di Belanda yang tertarik pada album dangdut Jawa bertajuk Klambi Biru milik Bambang Is. Stasiun televisi yang mengkhususkan menayangkan tembang-tembang etnik Indonesia itu langsung mengikat kontrak single "Klambi Biru" dan "Iki Piye" selama tiga tahun untuk diputar video klipnya. "Ini tidak menutup kemungkinan Garuda TV akan memutar lagu-lagu lainnya yang ada di album ini," terang Bambang di Studio Bais, Bekasi, baru-baru ini. Album anyar tersebut mengusung dangdut Jawa yang dipadukan dengan unsur pop dan melayu dengan menggunakan lirik Jawa ngoko. Pilihan album yang merangkum sepuluh tembang itu bukan tanpa alasan. Dengan iktikad menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya Jawa yang tercermin dalam lirik-liriknya, penyanyi yang mempunyai latar belakang musik klasik itu, bertekad terus menekuni dangdut Jawa. Menggandeng penyanyi senior Ratih Purwasih dalam album yang beredar di bawah bendera Bais Record, dia yakin albumnya mendapat tanggapan positif di pasar dalam Negeri. Sejauh ini, album yang penataan musiknya dilakukan Dadang S Manaf, Jamil Mirzad, Irman SA, dan Yusuf SW itu, telah laku 5.000 kopi.(G20-45)

''Konser Kemanusiaan Peduli Yogya-Jawa Tengah''

Sabtu, 10 Juni 2006 . BUDAYA
200 Artis Konser Peduli Yogya
JAKARTA - Dua ratus artis penyanyi solo dan band serta MC akan menggelar ''Konser Kemanusiaan Peduli Yogya-Jawa Tengah'' di Pantai Karnival Ancol, Jakarta, Minggu (11/6) besok. Konser yang akan berlangsung sejak pukul 12.00 hingga 24.00 itu akan disiarkan langsung 11 stasiun televisi pada waktu-waktu tertentu. Konser kemanusiaan yang menjadi semacam program TV poll itu didukung lebih dari 20 stasiun radio lokal dan nasional serta lebih dari 20 media cetak dan 10 media internet. ''Kami akan melibatkan semua unsur masyarat untuk membantu saudara-saudara kita korban gempa di Yogya dan Jawa Tengah,'' kata Dhani Widjanarko, Ketua Umum Masyarakat Peduli Indonesia (MPI), di Hard Rock Cafe, Jakarta, kemarin. MPI beberapa tahun lalu juga terlibat penggalangan dana banjir di Jakarta. Adapun pada 9 Januari 2005 menggelar "Konser Kemanusiaan Peduli Aceh". ''Dalam konser untuk Aceh, kami melibatkan 300 artis dan berhasil mengumpulkan dana Rp 4 miliar,'' katanya. Dia memastikan semua keuntungan konser disalurkan ke pihak yang berhak. ''Para artis dalam acara itu tak menerima bayaran sepeser pun,'' ujar Lusy Rahmawati. Para artis yang bakal ambil bagian antara lain Dewa, Gigi, Sheila on 7, Samsons, Vinna Panduwinata, Ari Lasso, Andien, Iwa K, Sudjiwo Tedjo, AB Three, AFI, BIP Band, Element, Elfas Singer, Garasi, J-Rock, dan KLA Project. Juga Kristina, Marcel, Lusy Rahmawati, Nina Tamam, Nigue, Padi, PAS Band, Pongky Jikustik, Shanty, Teamlo, Tere, Titiek Puspa, Tofu, Ungu, Delon, Miki Idol, dan Seurieus. MC yang akan memandu antara lain Edwin-Jhodi, Adi Nugroho, Peggy Melati Sukma, Komeng, Rico Ceper, Eko Patrio, Miing, dan Arie Dagienk. ''Setiap artis solo atau band kami beri kesempatan membawakan satu-dua lagu hit,'' ujar Lusy. MPI akan menyertakan tim audit independen untuk menjaga kredibilitas penyaluran bantuan. (G20-53)

Sheila on 7

Jumat, 09 Juni 2006. BUDAYA
Sheila on 7 Siaran di 100 Radio
JAKARTA-Mengulang sukses tahun lalu, di acara pe-luncuran album terbaru kali ini, Sheila on 7 (So7) mencoba memecahkan rekor Muri. Band Yogyakarta ini akan siaran langsung di 100 radio di Indonesia secara serentak selama satu jam, hari ini (9/6) mulai pukul 16.00 WIB. Tahun lalu tepatnya tanggal 15 April 2005, ketika mempromosikan album The Very Best of - Jalan Terus, So7 melakukan siaran wawancara serentak di 28 radio di seluruh Indonesia. Siaran live dinilai efisien di mata So7, juga label musik yang menaunginya.
Album 507 menjadi judul album ke-5 yang dirilis oleh So7. Yang spesial kali ini, band tersebut akan mendedikasikan seluruh musiknya untuk kota asal mereka, Yogyakarta. Bukan sekadar wawancara, dalam acara bertajuk "Sheila on 100 - Break the Record and for Yogya" ini So7 akan membawakan dua single barunya secara akustik. "Mantan Kekasih" dan "Radio" menjadi pilihan mereka. Dari data terakhir yang diperoleh, jumlah radio yang akan menyiarkan acara tersebut bertambah menjadi 108 stasiun. Siaran serentak via radio itu dapat didengarkan di 55 kota dan daerah di seluruh Indonesia. Sementara itu dalam launching album terbarunya, So7 menggelar konser amal di Hard Rock Cafe Jakarta, Rabu (7/6) malam. Eros, Duta, Adam dan Brian bahkan akan menyumbangkan Rp 100 juta dari hasil penjualan album. Selain menyisihkan rezekinya kepada korban gempa tektonik 5,9 skala Richter yang meluluh lantakkan Yogyakarta dan sekitarnya, So7 melelang lima lagunya.Yaitu "Dan", "Itu Aku", "Shepia", "Tunggu Aku di Jakarta", dan "Berhenti Berharap". Mereka juga melelang sebuah gitar bolong yang ditandatangani keempat personelnya. Dalam konser amal yang berlangsung sederhana namun meriah itu, beberapa tembang hit So7 dibawakan. Di antaranya "Pemuja Rahasia", "Dan", "Itu Aku", "Berhenti Berharap", serta single terbaru "Pemenang" dan "Mantan Kekasih". Tembang "Pemenang" oleh panitia FIFA 2006 dipilih sebagai official song untuk di Indonesia. Album yang masih bernaung di bawah bendera Sony-BMG itu diharapkan mencapai angka penjualan signifikan. ''Dalam catatan kami, So7 adalah satu-satunya band di Indonesia yang berhasil mencatat penjualan per album di atas satu juta kopi untuk tiga album berturut-turut,'' ungkap Jan N Djuhana, Senior A&R Director Sony-BMG Music Entertainment Indonesia. (G20-45)

Luluk Purwanto and the Helsdingen Trio

Rabu, 07 Juni 2006 . BUDAYA
Luluk Gelar Kompetisi Jazz
JAKARTA-Luluk Purwanto and the Helsdingen Trio menggelar Jazz Competition bagi para pemusik jazz di seluruh Indonesia. Ajang kompetisi yang mempertemukan para musisi muda itu bertujuan menjaga kontinuitas pemusik jazz di Tanah Air. Kompetisi yang dimulai dengan seleksi kelompok muda itu mewajibkan semua pesertanya memenuhi beberapa syarat. Di antaranya kelompok terdiri atas rhythm section atau jazz combo yang maksimal terdiri atas lima musisi berusia antara 18-30 tahun. Mengirimkan demo tape dalam bentuk kaset, CD-audio, mini dv, mp3, video, atau format lain. Demo tape berisi lagu standar intrumen tipe medium atau cepat, komposisi orisinal, dan intrumental atau vokal. Pilihan lagu wajib dapat di-download dari http://www.luluk.com/newgeneration.html. ''Jika lolos dalam babak audisi, para peserta akan kami sertakan dalam concert series 24 Agustus-11 September bersama Luluk Purwanto & The Helsdingen Trio on the Stage Bus,'' terang Luluk Purwanto di Hotel Santika Jakarta, kemarin. Rp 50 Juta . Pememang utama akan meraih hadiah sebesar Rp 50 juta. Dengan adanya ajang antarmusisi jazz tersebut, Luluk dan Rene van Helsdingen, suaminya, berharap bakat-bakat jazz di Indonesia akan semakin tumbuh dan berkembang. ''Terlalu banyak bakat-bakat di Indonesia dan saya yakin banyak musisi jazz di sini,'' kata Luluk yang menggandeng Djarum Super untuk memberikan New Generation Mezzo Jazz Award 2006. Meski menyadari penggemar dan pelaku jazz di Indonesia terbatas, pasangan suami istri yang menetap di Amsterdam Belanda tidak ciut nyali untuk melangsungkan kompetisi tersebut. ''Jazz itu untuk siapa saja dan untuk semua orang. Hidup sendiri adalah jazz karena penuh improvisasi dengan segala ekspresinya,'' ungkap Luluk. Ajang yang tidak dimaksudkan untuk ikut-ikutan kompetisi serupa seperti ajang dangdut, lawak, idol-idolan hingga pencarian grup band rock itu, diharapkan menjadi momen penting. ''Kami berusaha untuk melanggengkannya sehingga mampu bergulir setiap tahunnya dan tradisi jazz di Tanah Air tetap terjaga.'' (G20-45)

Ayu Azhari

Selasa, 06 Juni 2006 . BUDAYA
Ayu Azhari Rilis Album
Keuntungan untuk Korban Gempa
BANDUNG - Siti Khadijah Ayu Azhari atau Ayu Azhari tahu benar kondisi memprihatinkan akibat gempa di Yogyakarta dan Jawa Tangah. Karena itulah, ketika merilis album terbaru di Be Mall, Jalan Naripan, Bandung, Minggu (4/6), dia menyatakan akan menghibahkan sebagian keuntungan untuk para korban. Album dangdut Ada Cinta itu berisi delapan lagu. "Tak perlu saya sebut berapa persen keuntungan penjualan album itu untuk korban gempa Yogya dan Jawa Tengah," ujar istri Mike Tramp itu. "Namun itulah wujud kepedulian saya pada sesama." Album ketiga yang digarap empat tahun itu, kata dia, berwarna dangdut pop. "Liriknya soal kehidupan antarmanusia dengan segala permasalahannya." Lulusan Academy of Art Los Angeles, AS, itu akan melanjutkan peluncuran album tersebut ke berbagai ibu kota provinsi lain. Dia menyatakan memilih dangdut pop untuk mempertahankan eksistensi di dunia tarik suara. "Sebab, dangdut lebih dekat dengan selera dengar sebagian besar masyarakat kita." Dia mengandalkan single hit "Ada Cinta", "Menangislah", dan "Bubuk Cinta" dalam album produksi Maheswara Musik Record itu. "Saya tahu ada nama-nama besar penyanyi dangdut dengan pencinta yang mapan. Namun selalu ada perubahan selera dengar. Dan, album saya memberikan alternatif lain," ujarnya. Aktris kesayangan almarhum Teguh Karya itu menuturkan sang suami, mantan vokalis White Lion, tak ikut campur sama sekali dalam penggarapan album itu. "Saya menggarap album itu jauh-jauh hari sebelum ada Mike. Namun dia mendukung kreativitas saya." Menurut pendapat Mike, ujar dia, dangdut kaya unsur jenis musik. Misalnya, dari padang pasir, pop, hingga modern. Karena itulah Mike yang kini masih tinggal di Amerika berjanji bakal menggarap album Ayu berikutnya. (G20-53)

Self-Portrait and Other Poetic Reflection,

Senin, 05 Juni 2006 . BUDAYA
Sajak yang Menggelisahkan
''I'M a girl with a story to tell/Born in heaven/Raised in hell.''
Bait pembuka sajak ''Self Portrait'' itu karya gadis berusia 18 tahun, siswa kelas III SMU Tarakanita, Jakarta. Akhir pekan lalu, Amira Woworuntu, begitulah nama gadis itu, meluncurkan buku kumpulan puisi Self-Portrait and Other Poetic Reflection, di Perpustakaan Pendidikan Nasional, Jalan Sudirman, Senayan, Jakarta. Cucu Fuad Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Soeharto, itu memperkenalkan 63 sajak kepada publik.
Maman S Mahayana, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, menyatakan sajak-sajak dalam bahasa Inggris itu menunjukkan kedalaman isi. ''Berbeda dari penulis remaja yang cenderung menulis novel teenlit, Amira menulis puisi dengan tingkat kontemplasi lebih dalam.'' Vira Basuki, penulis novel, juga menyatakan kekaguman. ''Saya semula tak percaya sajak-sajak itu karya seorang remaja. Sajak dengan kematangan perenungan itu sedemikian memesona. Cantik,'' ujar dia, sebelum membacakan sajak Amira berjudul "All My Dreams are Waking Up". Apa kata Amira? Gadis yang menghabiskan masa kecil di Boston, Massachusset, AS, dan Perth, Australia, itu mengatakan, ''Saya tak tahu apakah karya itu matang atau tidak. Saya cuma menulis apa yang saya rasakan. Tidak lebih.'' Dia menuturkan merasa amat tertekan hidup dalam lingkungan keluarga besar yang sangat menjunjung intelektualitas dan kemandirian. ''Karena itulah saya menulis sajak yang mengisahkan sisi gelap dunia remaja. Tentang hubungan orang tua-anak yang timpang dengan segala kemarahan.'' Keprihatinan . Melani Budianta memuji kedalaman isi sajak-sajak yang diterbitkan Kata Penerbit itu. Apalagi Amira piawai memilah birama dan diksi secara tepat. ''Beneath your poems, rhymes and rhythm tick perfectly,'' ujarnya. Dia menuturkan sajak ''Destinies Destroyer'', misalnya, memperlihatkan keprihatinan sang penyair. Tersurat secara jelas pula betapa gelap kondisi sosial yang terlihat di matanya. ''Sebenarnya kegelisahan dalam buku puisi itu kental nuansa protes remaja kebanyakan,'' ujar Fuad Hasan ketika memberikan sambutan. ''Namun karena diutarakan dengan keras, keluarga besar kami gelisah.'' Hadirin menyambut ucapan itu dengan gelak tawa. Sementara itu, Amira menyatakan akan menyumbangkan semua keuntungan penjualan buku itu untuk korban gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah. (Benny Benke-53)

Ecoutez

Sabtu, 03 Juni 2006. BUDAYA
Ecoutes Lempar Album Pop Jazz
JAKARTA-Satu lagi grup band anyar melemparkan album perdananya. Kali ini bukan grup band rock, pop, atau dangdut tapi band pop jazz. Namanya Ecoutes yang berarti dengarkan ini. ''Lebih tepatnya kami cenderung groove,'' tukas Delia, vokalis dan satu-satunya personel perempuan dalam band tersebut. Delia bersama kawan-kawannya, yakni Arya Bima (gitar), Leo Christian (bas), Fajrul Ahsan Fikri (drum), dan Widyo Prastowo (kibor) tidak berkecil hati jika albumnya seandainya bakal "berjarak" dari pasar. ''Musik kami yang ngegroove dan jazzy memang sangat segmented tapi bukan berarti tidak ada pendengar dan penikmatnya,'' imbuh Delia di Fashion Bar, EX-Plaza, kemarin. Album perdana yang mengusung titel Ekute, selain bertujuan menyosialisasikan lafal kata "ecoutez" yang berarti "dengarkan", juga berupaya mengajak pendengar musik terhadap genre alternatif lain. ''Kami tahu musik kami tidak easy listening tapi musik yang butuh penikmatan dari seseorang yang tingkat pendengarannya lebih. Namun inilah pilihan kami,'' tutur Arya.
Album Ekute berisi sepuluh tembang dengan hit andalan berjudul ''Simpan Saja''. Tembang yang bernuansa pop-jazz tersebut merefleksikan kisah cinta yang hampir dapat dipastikan dialami banyak orang. ''Dengan mengusung lirik-lirik yang dekat dengan kisah kehidupan keseharian, kami yakin album ini sangat dapat diterima pendengar musik Indonesia yang beragam,'' imbuh Arya. Selain "Simpan Saja", ada beberapa jagoan lain yang sekarang kerap diperdengarkan stasiun radio seperti "Kasih", "Tunjuk 1 Bintang", dan "Biar Kusimpan".
Pada awalnya, grup band yang berdiri pada tahun 2002 ini bernama A.S.A (Art Soul and Attitude) dan vokalisnya adalah Tompi yang kini bergabung dengan grup Bali Lounge. Dengan mendasarkan pada pilihan musik yang biasa dimainkan Incognito, D'Sound, Earth Wind and Fire dan Jamiroqui, grup ini sempat bertahan beberapa lama. (G20-45)

Failure to Launch

Kamis, 01 Juni 2006 . BUDAYA
Preview "Failure to Launch"
Fenomena Anak Mama

TOM Dey, sutradara yang pernah sukses menggarap Shanghai Noon dan Showtime, mempunyai jurus jitu menertawakan fenomena anak dewasa yang masih betah tinggal serumah dengan orang tua mereka.
Lewat film Failure to Launch, Dey yang digandeng Scott Rudin sebagai produser, dengan pintar menertawakan fenomena masyarakat Amerika Serikat yang sedang marak saat ini. Melibatkan Tom J Astle dan Matt Ember yang telah menghasilkan puluhan naskah komedi, mereka memulai melakukan riset sebagai langkal awal untuk membangun sebuah naskah yang bernas. Hasilnya, film yang memasang pelakon utama Matthew McConoughey dan Sarah Jessica Parker ini mengalir dengan lancar, menghibur, mendidik tanpa harus menggurui. Sebagaimana banyak artikel yang telah dimuat media terkemuka di Amerika Serikat, fenomena sosial anak dewasa yang masih tinggal serumah dengan orang tuanya memang sedang marak.
Di sana, fenomena tersebut sering disebut adultescents, the boomerang generation, failure to launch dan berbagai julukan minor lainnya. Berangkat dan berpijak dari fenomena masyarakat yang memandang penting arti sebuah kemandirian inilah, film Failure to Launch mengisahkan ceritanya. Sewa Psikolog . Film ber-genre romantik komedi ini bercerita tentang Tripp yang diperankan oleh Matthew McConoughey. Laki-laki dewasa berusia 35 tahun ini lebih rela memutuskan hubungan dengan para kekasihnya, jika mereka menghendakinya berpisah dari kedua orang tuanya. Ihwal inilah yang membuat kedua orang tuanya pusing dan menyewa Paula (Sarah Jessica Parker), psikolog profesional, untuk membujuknya hengkang dari rumah demi kemandirian hidupnya. Paula yang mempunyai catatan rekor mumpuni berhasil "mengusir" para anak dewasa pergi dari rumah orang tua, mulai menyusun strategi. Namun, untuk kasus yang satu ini, psikolog profesional yang mempunyai janji profesional tidak akan pernah jatuh hati apalagi tidur dengan kliennya, harus mengingkari semua janjinya. Bisa ditebak, proses perkasihan antara psikolog bayaran yang tadinya penuh kepura-puraan dengan Tripp, pelan-pelan menjadi serius. Permasalahan menjadi pelik ketika keduanya benar-benar jatuh hati dan Tripp mengetahui profesi asli Paula. Bagaimanakan kedua orang yang sedang jatuh hati namun berangkat dari sebuah semangat awal yang berbeda mengurai tali kusut permasalahan itu. Lewat film yang sempat menduduki tangga box office ini, keceriaan, keriangan, kejenakaan, kekonyolan sekaligus petuah disajikan dengan simpel. Nama Matthew McConoughey yang melejit lewat film A Time to Kill, Amistad, Sahara dan puluhan film lainnya, bersama Sarah Jessica Parker menjadi jualan utama film ini. Sarah Jessica sendiri dikenal lewat Sex and the City yang telah tiga kali menerima Golden Globe Award tahun 2000, 2001 dan 2003. (Benny Benke-45)

Rantai Bumi

Rabu, 31 Mei 2006 . BUDAYA
Preview "Rantai Bumi"
Film Laga Tanpa Ketegangan

JAKARTA - "Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti (Kebenaran dan keadilan akhirnya mengalahkan kebatilan)." Adhi Kusumo (Ki Kusumo) mengucapkan bait pemungkas Kidung Suwargaloka itu dan sejenak kemudian memperoleh Mustika Rantai Bumi. Dengan jimat sakti itulah dia menghancurkan musuh besarnya, Ki Guntur Sewu (Marcellino) dan Ki Lodaya Sakti (Brata Santosa). Itulah akhir keteruraian permasalahan dalam film Rantai Bumi yang disutradarai Purnomo A Chakil. Hitam-putih. Ya, kejahatan pasti dikalahkan kebaikan. Para tokoh antagonis, seperti Hans (Toro Margens), Ki Guntur Sewu, dan Ki Lodaya Sakti serta para antek mereka tak berdaya ketika Mustika Rantai Bumi dalam genggaman Adhi Kusumo. Pusaka macam apakah Mustika Rantai Bumi, sehingga diburu dan jadi pusat penceritaan dalam film berdurasi 90 menit itu? "Rantai Bumi adalah mustika yang biasanya tersangkut atau termakan hewan di bumi, seperti babi, monyet, dan burung elang," ujar Ki Kusumo, pemeran utama sekaligus produser. Logika Lemah . Kalangan paranormal, ujar dia, mengenal Rantai Bumi sebagai mustika berkekuatan dahsyat. "Mustika itu akan membuat sang pemilik kebal dan sakti," ujar dia, seusai pemutaran perdana film itu di Planet Hollywood, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (28/5). Film itu akan diedarkan mulai 1 Juni di seluruh Indonesia. Film drama-laga tersebut penuh adegan baku pukul dan suara bom. Namun jangan terlalu berharap menemukan ketegangan. Logika ceritanya pun amat lemah. Juga tak ada penanda yang membedakan adegan kekinian dari adegan ribuan tahun lalu. Namun Toro Margens menuturkan paling tidak film produksi Putra Kusuma Production itu telah menyemarakkan dunia perfilman Indonesia yang biasanya menjauhi tema laga. Ki Kusomo pun berharap penonton di daerah bakal menikmati film itu. (G20-53)

Tantowi

Rabu, 31 Mei 2006. BUDAYA
Tantowi Tampil di AS
JAKARTA - Tantowi Yahya menjadi orang pertama dan satu- satunya dari Indonesia yang bakal tampil di Country Music Association (CMA) Music Festival di Nashville, Tennese, AS. Ajang musik country paling bergengsi di dunia itu kali pertama diadakan tahun 1972. Tantowi bakal meramaikan prapembukaan festival pada 5 Juni, sebelum acara puncak 8-11 Juni. Kemarin, di Upper Room Hotel Nikko, Jakarta, Tantowi menyatakan terkejut. "CMA Music Festival di Nashville adalah ajang penasbihan musikus country di seluruh dunia," katanya. Dia menuturkan Nashville adalah kiblat musik jenis itu. Di kota itu akan berkumpul lebih dari 65 artis ternama di dunia. Para jawara musik yang berakar dari kebudayaan Jerman, Irlandia, dan Prancis itu antara lain Carrie Underwood (American Idol), Trisha Yearwood, Keith Urban (penyanyi country paling populer), dan Rascal Flatt. Tantowi masuk kategori Global Artist Party. Dia akan tampil di panggung The State Broadway bersama artis non-AS. "Saya akan tampil 30 menit dan membawakan enam lagu bersama artis Kanada, Australia, Inggris, dan Belanda." Diperhitungkan. Dia menuturkan bakal melantunkan tembang "Bengawan Solo" dan "Sebiduk di Sungai Musi" dalam nuansa country. Kakak Helmy Yahya itu telah menghasilkan empat album yang terjual lebih dari 1,2 juta kopi. Dia juga jadi orang nomor satu di Country Music Club of Indonesia (CMCI). Berdasar hal itulah, panitia di Negeri Paman Sam menilai dia layak tampil di ajang bergengsi tersebut. "Dua artis Asia pernah tampil pada acara itu. Matthew & The Mandarin dari Singapura tahun 1980 dan Charlie Nagatami dari Jepang tahun 2004," ujar dia. Dia berharap bisa memperkenalkan nama Indonesia ke tingkat lebih terhormat. "Saya akan membawa pesan kepada mereka betapa di Indonesia sangat banyak penyanyi country. Penggemar musik itu pun tak kalah banyak. Jadi, kelak, nama Indonesia makin diperhitungkan dalam peta musik country dunia." (G20-53)

Teater Kafe Ide/ nandang

Senin, 29 Mei 2006. BUDAYA
Tubuh yang Berbicara
JAKARTA - Apa jadinya jika tubuh bebas berpikir? Bebas menafsirkan ruang, waktu, dan segala sesuatu yang merangsangnya bergerak? Itulah yang dieksplorasi Teater Kafe Ide ketika mementaskan lakon Perahu di selasar PKM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Banten, Sabtu (27/5). Dengan pendekatan acting biomechanics Meyerhold, tak ayal, lakon itu menyempal dari konsep teater mapan dan mengalir dengan jenial. Sutradara sekaligus penulis naskah Nandang Aradea didukung Wan Anwar, Arif Senjaya, dan Ahdi Zakhrul Amri. Mereka mementaskan lakon itu pada 25-27 Mei. Mereka juga akan menggulirkan tontonan itu setiap tanggal 1-5 sejak bulan Juni sampai Oktober. Jika terwujud, itulah lakon teater terlama yang dipentaskan di Indonesia, yakni 33 kali pementasan selama setengah tahun. Dengan setting susunan bambu malang melintang, perancang panggung Otong Iron Durahim menawarkan konsep tak kalah lazim. Tiga belas pemain yang mematangkan diri selama dua bulan menjadikan tubuh mereka menyatu dengan panggung. Mereka berjumpalitan, menungging, menggeliat, terkapar, terjerembap di sesela bambu yang saling berkait. Martir. Kemustahilan dan segala ketakmungkinan menjadi energi, spirit, gelegak yang menghidupkan lakon 80 menit itu. Tuturan realitas pentas bukan bertolak dari bahasa verbal. Lakon itu telah membunuh bahasa verbal. ''Buat kami, bahasa verbal sangat represif dan tak sanggup lagi mewadahi aspirasi dan realitas pikiran, perasaan, dan kesadaran. Namun lebih ke emosi arkaik dan naluri bermain,'' ujar Nandang, seusai pementasan yang disaksikan lebih 200 orang itu. Kesan visuallah yang ingin dia sampaikan. Tubuh pun menjadi subjek sekaligus korban. ''Karena tubuh adalah objek dan martir di tengah kekuasaan benda-benda. Karena itulah para aktor mengartikulasikan tubuh mereka di air, di perahu, dan di udara,'' katanya. Pilihan lakon pun bukan tanpa sebab. "Kecenderungan cara berpikir dan bertindak orang Indonesia adalah darat dan melupakan laut. Imajinasi kita adalah darat, bukan laut. Pemerintah kita adalah darat, rakyat kita adalah darat, pikiran kita adalah darat, dan tubuh kita juga darat.'' Lewat Perahu, lewat bahasa tubuh, mereka mengajak penonton menjadi bagian pertunjukan. Lalu, memalingkan pikiran ke laut. Tidak melulu ke darat. (G20-53)

Wolfgang Amadeus Mozart

Sabtu, 27 Mei 2006 . BUDAYA
European Camerata Mengenang Mozart
JAKARTA - Festival Seni Budaya Prancis Printemps Francais 2006 Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) Jakarta bekerja sama dengan Delegasi Komisi Eropa dan Chamber Music Series mengenang 250 tahun Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791). Belum lama ini, European Camerata bersama Jean-Paul Minali-Bella, IG Bagus Wiswakarma, dan Binu D Sukaman memainkan karya komposer kelahiran Salzburg, Austria, itu di Erasmus Huis, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. European Camerata beranggota 18 musikus muda dari berbagai negara Eropa. Mereka anggota tetap London Symphonic Orchestra, Orchestre de l'Opera National de Paris, Chamber Orchestra of Europe, dan Rotterdam Philharmonic. Mereka membuka konser lewat nomor "Divertimento for Orchestra (KV 137) in B Flat Major" yang terdiri atas andante, allegro di molto, dan allegro assai. Ketika nomor itu usai, sekitar 150 penonton memberikan aplaus meriah. Sambutan meriah kembali muncul ketika Laurent Quenelle dan kawan-kawan menyajikan nomor "Simfonia Concertante for Violin, Viola & Orchestra (KV 364) in E Flat Major" yang meliputi allegro maestoso, andante, dan presto. Kelompok itu merupakan orkestra kamar yang memainkan musik dengan berdiri. Lebih dari sekadar memesona, mereka memberikan penikmatan komposisi Mozart dalam ranah lain. Apik . Ansembel itu biasanya memainkan repertoar sangat beragam, dari barok hingga kontemporer, dari Bach, Purcell, Mozart, Dvorjak, Stravinski, Chostakovich, Britten, Bacri, Dusapin, hingga Eschaich. Mereka bukan cuma menyajikan kemampuan teknis bermusik klasik dengan apik. Lewat kemahiran mereka, virtuositas komposisi Mozart benar-benar tersampaikan. Sajian musik itu makin terasa eksotis saat European Camerata berkolaborasi dengan Jean-Paul Minali-Bella (viola), IG Bagus Wiswakarma (violin), dan Binu D Sukaman (soprano). Unjuk kepiawaian mereka ketika memainkan "Exsultate Jubile for Soprano & Orchestra" yang terdiri atas allegro, recitativo, andante dan alegro serta "Symphony No. 29 in A Major (K 210)" yang meliputi allegro moderato, andante, menuetto, dan allegro con spirito makin membius penonton. Usai tampil di Ibu Kota, European Camerata akan menyuguhkan karya-karya Mozart di Bandung dan Taman Budaya Yogyakarta. (G20-53)

Yenny Rachman

Senin, 22 Mei 2006. BUDAYA
Yenny Rachman Ketua Parfi
JAKARTA-Sebagaimana diduga banyak pihak, Yenny Rachman akhirnya ditetapkan sebagai Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) periode 2006-2010. Memperoleh dukungan 306 suara, Yenny mengungguli dua kandidat lainnya, yaitu aktor Piet Pagau (96 suara), dan Kamil Marvin (86 suara). Dalam Kongres Parfi XIII yang berlangsung di Manhattan Hotel, Jakarta 18-19 Mei, Deddy Mizwar dipilih sebagai Ketua Majelis Perwakilan Anggota (MPA). Deddy berhasil menyisihkan kandidat Nizar Zulmi, Eva Roosdiana Dewi, Mardali Syarif, dan Kaharuddin Syah. Terpilihnya aktris tahun 70 dan 80-an ini memang telah diduga sebelum kongres yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut digelar. Eva Roodiana Dewi, mantan Ketua Umum Parfi periode sebelumnya, juga mendukung atas terpilihnya Yenny Rachman. ''Tidak penting lagi siapa yang menjadi Ketua Parfi selama ia concerned dan sepenuhnya mencurahkan perhatian bagi perkembangan perfilman Indonesia,'' kata Eva Roosdiana. Yenny mengimbau seluruh peserta kongres dan anggota Parfi untuk mengikatkan visi dan misi bersama. ''Ini adalah moment bagi kita para insan film untuk bersatu padu membangun serta meningkatkan derajat dan martabat budaya bangsa Indonesia lewat film,'' kata dia.
Yenny berjanji akan langsung melakukan kunjungan ke daerah-daerah untuk melakukan konsolidasi sekaligus mengajak pemerintah daerah untuk mendorong kebangkitan film di daerah masing-masing. ''Saya juga sekaligus menegaskan, dan ini harus ditulis dengan tinta emas, bahwa film Indonesia tidak akan mati.'' (G20-45)

Davinci Code

Jumat, 19 Mei 2006. BUDAYA
Preview Da Vinci Code
Tafsir Lain soal Yesus

JAKARTA - Film Da Vinci Code yang berdasar novel karya Dan Brown menyajikan tafsir sejarah yang memicu kontroversi. Dan, sutradara Ron Howard menyuguhkannya menjadi tontonan penuh kejutan dan menegangkan. Film ini menimbulkan pro-kontra di Vatikan, Filipina, dan India. Namun di Indonesia, film karya sutara dara pearih Oscar lewat A Beautiful Mind dan Apollo 13 itu bakal dipertontonkan mulai hari ini. Film ini berkisah tentang perseteruan antara kaum agamawan Katolik versus Kesatria Templar. Para agamawan merasa harus tetap setia menjaga nilai kesucian Yesus Kristus. Sementara itu, para kesatria yakin ada keturunan Yesus yang masih hidup. Para agamawan pun memburu keturunan Yesus yang diyakini terlahir dari rahim Maria Magdalena. Mereka ingin memusnahkan sang anak itu untuk menjaga kesucian Yesus. Gambaran bahwa Maria Magdalena diperistri Yesus dan hamil, kemudian diselamatkan Kestaria Templar menjelang penyaliban Yesus itulah yang menimbulkan kontroversi. Akting Tom Hanks sebagai Profesor Robert Langdon, ahli simbologis, pun sungguh elok. Permainan Audrey Tautou, Ian McKellen, Alfred Molina, Jurgen Prochnow, Paul Bettany, dan Jean Reno juga tak kalah apik. Film thriller ini berlatar Paris, London, dan Skotlandia. Lukisan Perjamuan Terakhir karya Leonardo da Vinci menjadi penaut setiap petunjuk untuk merujuk ke petunjuk lain yang penuh teka-teki. (G20-53)

Rantai Bumi

Rabu, 17 Mei 2006 . BUDAYA
Film Laga dalam Kepungan Drama
JAKARTA - Satu lagi film Indonesia siap diluncurkan ke pasaran. Film Rantai Bumi besutan Purnomo A Chakil itu agak menyempal dari genre film kebanyakan. Film laga itu memasang paranormal Ki Kusumo sebagai pemeran utama. Film produksi Putra Kusuma Production berdurasi 90 menit itu dipenuhi adegan baku pukul, baku tembak, dan kebut-kebutan, dengan bumbu ledakan di sana-sini. High light di Musro, Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin, dihadiri para pendukung utama, seperti Torro Margens, Ki Kusumo, Kiki Amalia, dan Marcellino. Alkisah, Rantai Bumi atau Rantai Bsabi dipercaya sebagai mustika yang memiliki kekuatan mahadahsyat dan membuat digdaya sang pemilik. Perebutan mustika itulah yang menjadi sentral penceritaan. Film itu akan diedarkan mulai 1 Juni. "Kami mengangkat legenda itu semata-mata karena keprihatinan melihat generasi muda lebih kenal legenda mancanegara," kata Ki Kusumo yang juga menjadi produser. Nasib Baik . Apakah film itu bakal diterima penonton Indonesia di tengah kepungan film drama remaja seperti Eskul, Heart, D'girls Begins, Gue Kapok Jatuh Cinta, hingga Maskot? Ki Kusumo menjawab, "Setiap film mempunyai nasib masing-masing. Saya yakin film ini bernasib baik dan akan mendapat sambutan positif." Torro Margens, aktor senior yang menjadi tokoh antagonis dalam film itu, berpendapat sama. "Bisa jadi penonton Indonesia sudah bosan dengan film drama remaja dan akan melirik film ini," ujar dia. (G20-53)

TOTO

Jumat, 12 Mei 2006 . BUDAYA
TOTO Pastikan Konser di Jakarta
JAKARTA-TOTO kembali memastikan diri untuk menggelar konser mereka di hadapan publik Jakarta. Kamis (11/5) kemarin, Bobby Kimball (vokal), Steve Lukather (gitar, vokal), David Paich (kibor, vokal), Greg Phillinganes (kibor, vokal), Simon Phillips (drum, perkusi), dan Mike Porcaro (bas) telah menginjakkan kaki mereka di bandara Soekarno-Hatta. Kehadiran salah satu grup legendaris dunia ini dalam rangka TOTO Falling in Between World Tour. Setelah sebelumnya mereka menggelar konser di Jepang, Timur Jauh, dan Australia, kini giliran di Jakarta," ujar Arief, mewakili Original Production, promotor yang mendatangkan grup tersebut. Konser yang akan digelar di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (14/5) mulai pukul 20.00 itu akan berlangsung tanpa band pembuka. Meski tiket dijual seharga Rp 1.500.000 (kelas khusus terbatas), Rp. 750.000 (platinum), Rp. 550.000 (gold), Rp 350.000 (silver), dan Rp. 200.000 (festival), tanggapan penonton tetap tinggi. "Sampai saat ini penjualan tiket lumayan dan biasanya penonton Indonesia kan senang memborong pada hari H," kata Arief. Selain akan tetap membawakan tembang-tembang everlasting seperti "I'll Be over You", "Africa", "99", "Rosanna", "Out Love", "Lea", dan "Anna", TOTO juga akan mempromosikan album baru mereka yang berjudul Falling in Between. Berkenaan dengan pembatalan konser TOTO di Surabaya yang rencananya akan digelar di Shangri-la Ballroom, Jumat (12/5), Tommy Pratama dari Original Production menjelaskan hal itu hanya masalah teknis dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan kendala keamanan.
"Mereka (TOTO-Red) tahu kok kondisi Indonesia pada umumnya baik-baik saja," ujar Tommy yang jupa pernah suksus mendatangkan Megadeth, Air Supply, Deep Purple, dan Uriah Heep. (G20-45)

Poseidon


Kamis, 11 Mei 2006 . BUDAYA
Preview Film "Poseidon"
Pornografi Ketegangan

JAKARTA - Wolfgang Petersen selalu punya banyak cara untuk menciptakan ketegangan dalam film. Setelah sukses lewat Troy, The Perfect Strom, dan Air Force One, sutradara yang mendunia lewat karya fenomenal Das Boot itu kembali hadir lewat film teranyar, Poseidon. Film berdasar novel Paul Gallico itu tidak hanya menghadirkan ketegangan. Ia juga menawarkan efek visual yang mencekam. Tak berlebihan bila film yang mengisahkan tentang kapal pesiar yang tertelan keganasan ombak lautan itu diramalkan menjadi box office. Dikisahkan, Poseidon, kapal pesiar nan megah dan raksasa, berlayar di Laut Atlantik Utara pada pergantian malam tahun baru. Di balik segala kemewahan perayaan dan kesenangan di atas kapal supermewah itu, diam-diam bencana besar mengintip. Ombak mahadahsyat setinggi puluhan meter datang tiba-tiba dan secepat kilat menuju ke Poseidon. Tepat setelah tahun berganti, ketika terompet usai ditiup ditingkahi sorak-sorai, ombak menghantam. Sedetik kemudian kegembiraan beralih rupa jadi petaka. Poseidon terbalik. Sekelompok kecil penumpang terlibat drama untuk mempertahankan hidup. Jungkir Balik . Beberapa berikhtiar menjadi pemimpin, pengikut, sekadar panik, hendak menyerah, atau menampik pasrah. Semua jungkir balik, silang sengkarut. Dylan Johns (Josch Lucas), Conor (Jimmy Bennet), Maggie (Jacinda Barret), Robert Ramsey (Kurt Russel), Jennifer (Emmy Rossum), dan Christian (Mike Vogel) bermain secara wajar. Wolfgang Petersen meracik efek visual dan kekuatan drama dari skenario Mark Protosevich menjadi "pornografi" ketegangan yang mencekam. Lewat film itu, dia seperti hendak berpesan bahwa betapapun kekuatan alam tak akan pernah bisa ditandingi manusia. Bahkan juga tidak oleh teknologi supercanggih. (G20-53)

Mus Mujiono

Rabu, 10 Mei 2006. BUDAYA
''Lili Meko'', Album Baru Rasa Lama
JAKARTA-Mus Mujiono, salah seorang seniman musik senior Indonesia, mempunyai rumusan khusus untuk meraih kesuksesan dalam industri musik. ''Promosi, timing, dan eksistensi penyanyi menjadi kunci utama, di luar sensasi,'' katanya seusai berduet dengan penyanyi baru Lili Meko, di Score, Cilandak Town Square, kemarin. Mus Mujiono yang diajak berkolaborasi oleh Lili Meko dalam album barunya berjudul Lili Meko, kemudian menceritakan alasannya mau diajak bekerja sama. ''Dia mempunyai talent yang bagus dan kemauan keras untuk 'bertarung' di indsutri musik yang tidak ramah,'' imbuhnya. Mus Mujiono mengaransemen tembang "Mutiara di Atas Karang" yang ada dalam album berisi sepuluh lagu tersebut. Selain nama Mus Mujiono, cameo lain yang dilibatkan dalam album yang diedarkan di bawah bendera Malta Musik Indonesia ini adalah Adjie Sutama, Beby Romeo, dan The Gift Band. Dengan mengusung corak musik aneka warna antara pop, pop kreatif, slow rock, hingga R&B, baik Mus Mujiono maupun Lili yakin albumnya akan mendapatkan sambutan positif. ''Tidak ada yang benar-benar tahu selera pasar. Saya hanya berdoa semoga pasar menerima musik saya,'' ujar Lili. Denny Sakrie, salah satu pengamat musik Indonesia mengamini apa yang dikatakan Lili. Menurut dia, musik yang dianggap tidak bermutu sekalipun jika dilempar ke pasaran belum dapat dipastikan akan ditolak. Demikian pula sebaliknya. ''Karena industri musik tidak bisa diprediksi,'' kata dia. Mus Mujiono kemudian mencontohkan, pada tahun 80-an tidak ada yang benar-benar dapat memperkirakan jika Trie Utami, Atiek CB, January Christy, Malida, dan beberapa nama lainnya akan sukses pada masa itu. ''Namun musik pop tahun 80-an mempunyai kecenderungan berusia panjang,'' kata Mus. Dengan alasan itu pula Lili Miko membungkus album barunya dalam nuansa pop 80-an. Album baru dengan rasa lama. (G20-45)

"Heart"

Selasa, 09 Mei 2006. BUDAYA
Preview Film "Heart"
Bias Cinta dan Sayang

JAKARTA - Apa beda cinta dan sayang? Dalam film Heart, sutradara Hanny R Saputra mengisahkan bias antara cinta dan sayang yang sangat tipis. Berbeda dari filmnya yang terdahulu, seperti Virgin dan Mirror, Hanny berbekal skenario Armantono kali ini mengunjukkan eksplorasi penuh semangat. Alkisah, Rachel (Nirina Zubir) sejak kecil bersahabat dengan Farel (Irwansyah). Hingga dewasa rasa sayang menyelimuti hati mereka. Suatu saat Farel bercerita kepada Rachel bahwa dia mencintai Luna (Acha Septriasa). Rachel mendukung, meski api cemburu membakar hati. Ternyata Luna menderita sirosis hati dan membutuhkan donor hati. Silang perasaan antara menyayangi dan mencintai sahabat sejati itulah yang jadi titik sentral film ini. Hanny tak menghadirkan kesedihan melulu melalui kisah itu. Sutradara yang mengantarkan Virgin meraih Piala Antemas - penghargaan atas perolehan penonton terbanyak di bioskop pada FFI 2005 - itu mampu menyajikan kesatuan berbagai anasir. Akting pemeran, tata artistik, kamera, dan suara, serta kostum dan ilustrasi musik pun menjadi kesatuan yang utuh. Tak pelak, film ini berhasil "bicara" dengan cara tersendiri. Apalagi Nirina Zubir, pelakon utama yang bermain pula dalam Mirror, bermain dengan wajar. Dukungan musik film drama romantik ini pun tak main-main. Anto Hoed dan Melly Goeslaw melibatkan kelompok orkestra andal dari Beijing, Members of China Philharmonic Orchestra. Tak berlebihan jika Chand Parwez Servia, produser dari Starvision, bertekad mengikutsertakan film ini ke Cannes Film Festival 2006. (G20-53)

ROBERT Knoth,

Jumat, 05 Mei 2006. BUDAYA
Pameran Foto Korban Chernobyl
ROBERT Knoth, fotografer yang memenangi Honorable Mention World Press Photo 2006, tahu betul bagaimana mengabadikan para korban tragedi. Dan 50 foto hitam-putih karyanya yang membidik korban kebocoran reaktor nuklir Chernobyl 20 tahun lalu di Uni Soviet menjadi bukti. Dia memaerkan karya itu di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), Jalan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Karya-karya Knoth menggambarkan betapa tragedi Chernobyl merupakan salah satu kasus dari rangkaian kecelakaan nuklir dengan efek kerusakan terparah selama 45 tahun terakhir. ''Tema yang diangkat Knoth juga erat berkait dengan masalah yang terjadi saat ini, yakni perubahan cuaca dan penghematan energi,'' ujar Dyah Kusumawardani dari GFJA, kemarin. Pameran yang akan dibuka secara serentak di 30 kota di seluruh dunia itu diprakarsai Greenpeace. ''Di Jakarta, Greenpeace Asia Tenggara menggandeng GFJA,'' katanya. Karya yang dipamerkan pada 9-14 Mei mulai pukul 10.00 itu berkisah tentang korban bencana nuklir dan percobaan atom di empat tempat di bekas wilayah Uni Soviet. korban Chernobyl harus hidup dengan berjuta masalah sosial, ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Berbagai hal itu sangat memengaruhi cara dan perilaku hidup keseharian mereka. Prestisius . Knoth memotret di Mayak, Semipalatinsk, dan Tomsk. Karya itu dimuat dalam majalah fotografi prestisius di Inggris, Foto8, edisi Maret 2006, dengan tajuk "Annya: Chernobyl Certificate No. 000358". Karya-karya itu juga dihadirkan dalam pameran. ''Karya Knoth bisa jadi bahan perbandingan bagi dunia fotografi di Indonesia,'' kata Ketua GFJA Oscar Matulloh. Oscar menuturkan pameran itu bukan sekadar yang pertama dan satu-satunya yang diselenggerakan secara serentak di 30 kota di dunia pada waktu yang sama. ''Lebih dari itu, pameran tersebut mengemban misi penting bahwa liputan serius yang dikerjakan dengan hati pasti membuahkan sesuatu yang berguna.'' Knoth, kata dia, adalah fotografer features dan dokumentasi sosial. Knoth juga menjadi relawan Greenpeace. ''Kendati bukan fotografer hot spot, kejeliannya dalam fotografi features dan dokumentasi diandalkan.'' (Benny Benke-53)

Mission Imposible III

Rabu, 03 Mei 2006. BUDAYA
Mata-mata Juga Manusia
Mission Imposible III

AGEN rahasia Ethan Hunt kembali datang dalam Mission Imposible III . Sang agen yang dihadirkan dengan sentuhan lebih manusiawi itu tetap diperankan Tom Cruise. Dalam fil besutan sutradara JJ Abrams berdasar serial televisi populer karya Bruce Geller itu, Ethan sudah menjadi seorang suami. Alkisah, Ethan Hunt (Tom Cruise) telah pensiun. Dia menjadi pelatih agen baru Imposible Mission Force (IMF) dan bertunangan dengan si cantik Julia (Michele Monaghan). Namun sepengetahuan Julia, Ethan adalah ahli lalu lintas jalan raya. Tak lebih dari itu. Kepergian ke seminar itu sebenarnya adalah dalih bagi Ethan agar bisa ke Berlin membebaskan agen IMF yang ditawan penjahat. Namun agen muda itu tak tertolong. Sebab, bom yang tertanam dalam kepala sang agen meledak. Ketegangan demi ketegangan memuncak. Ethan berencana menangkap dedengkot penjahat yang psikopat. Untuk kali kedua dia meminta izin pergi beberapa hari. Namun Julia mulai curiga dan menyelidiki siapa sebenarnya Ethan yang telah menjadi suaminya itu. Film itu bakal diedarkan secara serentak di seluruh Asia mulai hari. Cruise masih menjadi jualan utama. Tiga kali dia diunggulkan meraih Academy Award lewat Born on the Fourt of July, Magnolia, dan Jerry Maguire. The International Motion Picture Almanac'c Quigeley Poll tujuh kali menetapkan dia sebagai pencetak uang terbanyak. Cruise yang melejit lewat film Top Gun (1986) tak sendirian mengangkat film itu. Lawan mainnya, Philip Seymour Hoffman, juga baru saja meraih Academy Award sebagai aktor terbaik lewat Capote. ''Film ini bukan tentang dunia agen rahasia, melainkan tentang mata-mata yang mempunyai sisi kehidupan lain di luar pekerjaannya,'' kata Cruise yang menjadi produser film itu. Dia menegaskan bahwa mata-mata itu juga manusia. Mereka berhak berkeluarga dan hidup bahagia. (Benny Benke-53)