Senin, 03 Maret 2008

Poseidon


Kamis, 11 Mei 2006 . BUDAYA
Preview Film "Poseidon"
Pornografi Ketegangan

JAKARTA - Wolfgang Petersen selalu punya banyak cara untuk menciptakan ketegangan dalam film. Setelah sukses lewat Troy, The Perfect Strom, dan Air Force One, sutradara yang mendunia lewat karya fenomenal Das Boot itu kembali hadir lewat film teranyar, Poseidon. Film berdasar novel Paul Gallico itu tidak hanya menghadirkan ketegangan. Ia juga menawarkan efek visual yang mencekam. Tak berlebihan bila film yang mengisahkan tentang kapal pesiar yang tertelan keganasan ombak lautan itu diramalkan menjadi box office. Dikisahkan, Poseidon, kapal pesiar nan megah dan raksasa, berlayar di Laut Atlantik Utara pada pergantian malam tahun baru. Di balik segala kemewahan perayaan dan kesenangan di atas kapal supermewah itu, diam-diam bencana besar mengintip. Ombak mahadahsyat setinggi puluhan meter datang tiba-tiba dan secepat kilat menuju ke Poseidon. Tepat setelah tahun berganti, ketika terompet usai ditiup ditingkahi sorak-sorai, ombak menghantam. Sedetik kemudian kegembiraan beralih rupa jadi petaka. Poseidon terbalik. Sekelompok kecil penumpang terlibat drama untuk mempertahankan hidup. Jungkir Balik . Beberapa berikhtiar menjadi pemimpin, pengikut, sekadar panik, hendak menyerah, atau menampik pasrah. Semua jungkir balik, silang sengkarut. Dylan Johns (Josch Lucas), Conor (Jimmy Bennet), Maggie (Jacinda Barret), Robert Ramsey (Kurt Russel), Jennifer (Emmy Rossum), dan Christian (Mike Vogel) bermain secara wajar. Wolfgang Petersen meracik efek visual dan kekuatan drama dari skenario Mark Protosevich menjadi "pornografi" ketegangan yang mencekam. Lewat film itu, dia seperti hendak berpesan bahwa betapapun kekuatan alam tak akan pernah bisa ditandingi manusia. Bahkan juga tidak oleh teknologi supercanggih. (G20-53)

Tidak ada komentar: