Senin, 03 Maret 2008

Mus Mujiono

Rabu, 10 Mei 2006. BUDAYA
''Lili Meko'', Album Baru Rasa Lama
JAKARTA-Mus Mujiono, salah seorang seniman musik senior Indonesia, mempunyai rumusan khusus untuk meraih kesuksesan dalam industri musik. ''Promosi, timing, dan eksistensi penyanyi menjadi kunci utama, di luar sensasi,'' katanya seusai berduet dengan penyanyi baru Lili Meko, di Score, Cilandak Town Square, kemarin. Mus Mujiono yang diajak berkolaborasi oleh Lili Meko dalam album barunya berjudul Lili Meko, kemudian menceritakan alasannya mau diajak bekerja sama. ''Dia mempunyai talent yang bagus dan kemauan keras untuk 'bertarung' di indsutri musik yang tidak ramah,'' imbuhnya. Mus Mujiono mengaransemen tembang "Mutiara di Atas Karang" yang ada dalam album berisi sepuluh lagu tersebut. Selain nama Mus Mujiono, cameo lain yang dilibatkan dalam album yang diedarkan di bawah bendera Malta Musik Indonesia ini adalah Adjie Sutama, Beby Romeo, dan The Gift Band. Dengan mengusung corak musik aneka warna antara pop, pop kreatif, slow rock, hingga R&B, baik Mus Mujiono maupun Lili yakin albumnya akan mendapatkan sambutan positif. ''Tidak ada yang benar-benar tahu selera pasar. Saya hanya berdoa semoga pasar menerima musik saya,'' ujar Lili. Denny Sakrie, salah satu pengamat musik Indonesia mengamini apa yang dikatakan Lili. Menurut dia, musik yang dianggap tidak bermutu sekalipun jika dilempar ke pasaran belum dapat dipastikan akan ditolak. Demikian pula sebaliknya. ''Karena industri musik tidak bisa diprediksi,'' kata dia. Mus Mujiono kemudian mencontohkan, pada tahun 80-an tidak ada yang benar-benar dapat memperkirakan jika Trie Utami, Atiek CB, January Christy, Malida, dan beberapa nama lainnya akan sukses pada masa itu. ''Namun musik pop tahun 80-an mempunyai kecenderungan berusia panjang,'' kata Mus. Dengan alasan itu pula Lili Miko membungkus album barunya dalam nuansa pop 80-an. Album baru dengan rasa lama. (G20-45)

Tidak ada komentar: