Senin, 03 Maret 2008

Perhaps Love

Kamis, 22 Juni 2006. BUDAYA
Preview "Perhaps Love"
Kisah Cinta Penuh Warna

Selalu ada yang baru dan mengagumkan dari film sineas Mandarin. Kali ini, kekaguman itu terpantik dari film musikal Perhaps Love. Peter Ho-Sun Chan, sang sutradara yang telah membesut Comrades dan Almost A Love Story, tahu betul bagaimana menghasilkan film musikal yang apik. Dia menggaet para pekerja film yang berpengalaman. Dan, lahirlah Perhaps Love yang menelan biaya 10 juta dolar AS itu. Dia menggandeng Peter Pau, peraih Oscar untuk sinematografi terbaik lewat Crouching Tiger, Hidden Dragon, penyanyi terkemuka Hong Kong, Jackie Cheung, dan Takeshi Kaneshiro (House Of Flying Dagger). Lalu, dia mengawinkannya dengan bintang dari daratan China, Zhou Xun (The Little Chinese Seamstres dan Suzhou River). Tak pelak, pepak sudah film yang mendapatkan sentuhan Farah Khan, koreografer dari Bollywood, itu. Film yang mengingatkan pada Moulan Rouge itu juga membutuhkan set desain spektakuler, seperti pengadaan arena sirkus. Juga gaya Broadway, lengkap dengan tarian dan puluhan tembang pengiring. Film ini menceritakan cinta segi tiga yang tak terselesaikan. Namun bukan berarti jalinan kesedihan dan kegembiraan mengalir secara banal.Kekasih Masa Lalu. Alkisah, Lin Jian Dong (Takeshi Kanesiro), aktor muda Shanghai yang diorbitkan Nie Wen (Jacky Cheung), bersiborok mata dengan Sun Na (Shou Xun). Sun Na yang telah menjadi bintang dan menjalin hubungan dengan Nie Wen adalah kekasih masa lalu Lin. Dulu, 10 tahun lalu, Lin dan Sun bersatu dalam penderitaan dan perasaan senasib. Kini, amnesia membuat Sun melupakan masa lalu. Termasuk sang kekasih, Lin. Dalam lakon musikal yang dimainkan dan disutradarai Nie Wen, mereka terlibat cinta segi tiga. Perjuangan mereka mendalami peran dan perasaan soal masa lalu Lin membangkitkan kesadaran Sun. Dan, itulah yang jadi sajian utama. Dengan teknik penghadiran masa lalu Lin dan Sun saat dirundung asmara dan mengembalikannya pada masa sekarang, Perhaps Love hadir sebagai sesuatu yang lain, meski tidak baru. Mampukah film yang memanjakan mata penonton karena gambar yang aduhai itu menyatukan kembali cinta Lin dan Sun? Pengakhiran terbuka membuat penonton mempunyai "ruang dialog" untuk menebak atau menafsirkan sesuai dengan penikmatan masing-masing. (Benny Benke-53)

Tidak ada komentar: