Sabtu, 09 Februari 2008

Korn

Jumat, 6 Februari 2004 . Budaya

Gairah "Moshing" di Konser KoRn

DENGAN mengalkulturasikan berbagai aliran musik seperti rap, hip-hop dan metal, serta teknik pendistorsian pada permainan gitar, KoRn, grup nu metal asal Amerika Serikat (AS) semalam (5/2) benar-benar mampu mengguncang para metalhead di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), Jakarta. Sehingga, tidak salah jika unsur kebaruan warna musik grup band yang dibentuk 1993 itu berhasil memuasi kegairahan sekitar 2.000 pencintanya. Para personel grup musik cadas yang terdiri atas Jonathan Davis (vokal), James 'Mungky' Shafer dan Brian "Head" Welch (gitar), Reginald "Fieldy" Arvizu (bas), serta David Silveria (drum) itu, tampil dengan stamina prima sepanjang repertoar bergulir. Faktor tersebut, turut mendongkrak konser akbar bertema "KoRn Live In Concert" atas prakarsa Djarum Super Music dan dipromotori oleh Java Musikindo itu ke level hiburan bermutu yang memiliki greget. Dibuka dengan tembang "Right Now" tepat pukul 20.30 WIB, Jonathan Davis, pentolan dan vokalis grup band yang pernah meraih Grammy Award 2003 untuk Best Metal Performance itu membuktikan janjinya. "Ini adalah kali pertama kami datang di Indonesia, dan tentu saja saya merasa prihatin kepada Limp Bizkit dan Iron Maiden yang membatalkan pertunjukan mereka di sini. Dan here we are...we'll give you all the best," ujar Davis dalam temu wartawan menjelang konser, di Timor Room, Hotel Borobudur, Kamis (5/2) sore. Di panggung Davis, Mungky, Head, dan Fieldy (minus Silveria, drumer) senantiasa berjingkrak-jingkrak di setiap tembang yang mereka lantunkan, tanpa mengurangi atau mengganggu sedikit pun harmoninasi musik yang mereka bawakan. Tingkah polah para personel KoRn -berjingkrak-jingkrak ria-, tentu saja diikuti oleh para pencintanya yang merogoh kocek seharga Rp.150.000 (kelas festival belakang) dan Rp. 200.000 (festival depan). Dengan opening act yang langsung menghentak lewat tembang "Right Now" -dicomot dari album Take a Look In The Mirror- yang tersohor di berbagai tangga lagu dan pernah dijadikan soundtrack film Lara Croft Tomb Raider: The Cradle of Life, KoRn "menghasut" para metalhead Jakarta. Tanpa dikomando, para metalhead itu melakukan moshing (saling membenturkan badan antarsesama) dan bodysurfing (melayangkan tubuh di atas kepala penonton lain), sembari ber-medley bersama:


I'm feeling mean today/Not lost, not blown away/Just irritated and quite hated/ Self control breaks down/ Why's everything so tame/ I like my life insane/I'm fabericating and debating/Who im gonne kick around// right now/can't find away/to get accross the hate/when i see you.

Apakah kegemparan dan kegairahan berakhir pada tembang pembuka itu? Tentu saja tidak. Pada nomor "Freak On A Leash" yang pernah dianugerahi Best Form Music Video (1999), hal serupa terulang kembali. Demikian pula ketika tembang "Play Me" -yang dalam versi albumnya digarap bareng dengan grup band Nas- digulirkan, penonton hanyut oleh guyuran beat-beat keras yang "memabukkan".

Mewah

Teknik pembawan lagu yang terus bersambung sehingga nyaris tanpa jeda, membuat konser yang menyertakan piranti pribadi dari manajemen KoRn seberat 20 ton itu terasa melelahkan; meski kemewahan panggung dengan dua layar raksasa berukuran 3 x 4 m di kanan kirinya serta permainan sinar laser dibelakang panggung menyajikan hiburan tersendiri.Sebagaimana janji Davis pula, KoRn menyajikan tembang hits yang terangkum dalam berbagai album mereka, yaitu KoRn (1994), Life is Peachy (1996), Adidas (1997), Follow The Leader (1998), Issues (1999), Untouchables (2002), Here to Stay (2002), dan Take A Look In The Mirror (2003). "Tapi jangan pernah berharap dapat menemukan kembang dalam syair KoRn," kata Davis, dalam temu wartawan. "Kami tidak akan pernah kehabisan ide tentang sisi gelap di kehidupan ini. Jadi selama hidup berjalan, kami akan menyuarakan concern kami dengan kemarahan," imbuh mantan pekerja kamar mayat itu. Ya, dengan kemarahan yang terkabarkan lewat syair-syairnya yang cenderung kasar dan verbal, serta permainan musik yang membius andrenalin untuk berpacu, konser KoRn yang dibuka oleh /rif itu nsepertinya meninggalkan pesan, yaitu hendak melukis marah di Jakarta. (Benny Benke-41)

Tidak ada komentar: