Sabtu, 09 Februari 2008

Slank 2

Bincang Bincang. Minggu, 23 Februari 2003

Pelurus dari Jalan Potlot

TANYAKAN kepada para kawula muda, adakah yang tidak mengenal nama grup band satu ini? Tidak satu pun. Semua pasti mengenal dengan baik. Atau paling tidak mereka pernah menyimak dan kenal dengan beberapa lagunya yang mudah dicerna, enteng, lekat dengan kritik sosial dan apa adanya.
Ya, grup band itu adalah Slank. Komunitas yang kian melegenda itu dirintis sejak 1983 dan bermula dari sekumpulan anak-anak SMA Perguruan Cikini. Di band inilah Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bas), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal) mengekspresikan kecintaannya terhadap karya-karya Rolling Stones dengan membentuk Cikini Stones Complex (CSC).
Setelah CSC bubar, Bimo Setiawan yang kemudian lebih dikenal dengan panggilan Bimbim bersama dua orang saudaranya; Denny dan Erwan, membentuk Red Evil yang mulai memperkenalkan lagu-lagu karya mereka sendiri, sembari sesekali membawakan lagu Van Halen.
Setelah merekrut Bongky, gitaris dari Reseh Band, Red Evil makin kerap menyapa pendengar lewat panggung kampus ke panggung kampus. Dari sanalah nama Slank mulai disandang. Karena tampilan semau gue dan cenderung urakan, Red Evil pun mendapat julukan band yang slengekan.
Mereka pun mengubah nama menjadi Slank dengan formasi awal Bimbim (drum), Erwan (vokal), Bongky (gitar), Denny (bas), dan Kiki (gitar), sekaligus menetapkan rumah Bimbim di Jalan Potlot III/14 Pancoran, Jakarta Selatan, sebagai markas.
Setelah rajin mengikuti berbagai festival musik dan tetap menyambangi berbagai ajang musik di berbagai kampus dan serta jatuh-bangun dengan bergonta-ganti personel, pada formasi ketiga belas -beranggotakan Bimbim (drum), Bongky (bas), Kaka (vokal), Pay (gitar), dan Indra Qadarsih (kibod)- mereka memutuskan memasuki industri rekaman.
Dengan album perdana Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy) pada tahun 1990 dengan mengandalkan hits ''Memang'' dan ''Maafkan'', Slank di blantika musik Tanah Air mulai berkibar. Bukan hanya itu. Mereka juga menyabet penghargaan dari ajang BASF Award pada tahun 1991 dengan memperoleh predikat sebagai Pendatang Baru Terbaik.
Setelah itu berturut lahir album Kampungan (1991), Piss (1992), Generasi Biru (1995), Minoritas (1996) dan Lagi Sedih (1997) yang sarat lirik-lirik pemberontakan dan peka terhadap kondisi sosial.
Namun sayang, perpecahan sempat menghinggapi kesuksesan mereka. Pay (gitar), Bongky (bas), dan Indra (kibod) akhirnya mengundurkan diri dari Slank dan mendirikan BIP Band. Dan Slank yang menyisakan Bimbim (drum) dan Kaka (vokal) merekrut sekaligus membentuk formasi baru dengan mencomot Abdee (gitar), Ridho (gitar), dan Ivanka (bas).
Di bawah bimbingan Bunda Iffet (ibunda Bimbim) yang bertindak selaku perekat, penjaga, dan pelurus para personel Slank, mereka kembali bangkit membalikkan ramalan banyak orang bahwa riwayat Slank akan usai. Mereka berhasil menghasilkan dua album dalam satu tahun; Tujuhdan Mata Hati Reformasi pada medio 1998.
Selanjutnya pada tahun 1999 Slank berhasil meluncurkan dobel album; 999+09 I dan 999+0 II dan diteruskan dengan album de Best-nya Slank serta Virus (2001). Sebelumnya mereka melakukan tur di 30 kota Indonesia.
Kelanggengan nama Slank bersemayan di hati para pencintanya tampaknya tidak terlepas dari pilihan lagu yang mereka bawakan. Ya lagu mereka memang sarat kritik. ''Kami hanya ingin menjadi generasi pelurus, bukan penerus yang hanya memakan sisa-sisa bangkai dari pendahulu kami!'' ujar Bimbim yang diamini oleh Kaka, Ridho, Ivan, dan Abdee. (Benny Benke-72t).

Tidak ada komentar: