Sabtu, 09 Februari 2008

the legend of reog

Selasa, 5 November 2002 . Budaya

Keseriusan Pentas "The Legend of Reog"

DIBUTUHKAN kecermatan ekstra, untuk menyimak lakon teater berbahasa Inggris: The Legend of of Reog, yang dipentaskan dalam bentuk ketoprak di Auditorium RRI Semarang, Sabtu (2/11) lalu. Dibesut dengan pintar oleh Agung "Kompor" Wibowo, "legenda reog ponorogo" itu dibawakan secara kolosal oleh para pelajar SMU 11 Semarang yang tergabung dalan English Conversation Club (ECC). Sebuah garapan yang serius, meski sisi keaktoran belum bisa mengimbangi penyutradaraan Agung (dibantu Adit Emka sebagai asisten sutradara). Paling tidak, dengan kemampuan pronounciation yang masih "kedodoran", lakon yang melibatkan lebih 40 pemeran dan 20 kru pendukung tersebut belum memiliki roh pertunjukan. Bisa jadi, bahasa (Inggris) sebagai media dialog pementasan justru mengaburkan "roh" budayanya. Sebuah pekerjaan sulit, memang. Sebab, pemindahan budaya ternyata tak otomatis terjadi hanya dengan pengalihan bahasa. Tapi tak apa. Toh meski demikian, lakon ketoprak yang naskahnya ditulis Dra Th M Sudarwati itu tetap berhasil secara pementasan. Terlebih, ilustrasi musik yang di-back-up Bram dari UKM Musik Fakultas Sastra Undip cukup menyelaraskan warna tradisionalnya. ECC memang terlihat serius dalam mementaskan lakon kolosal itu. Setidaknya, beberapa aspek pementasan, seperti kostum, lighting, setting, dan musik, digarap dengan baik. Kondisi itu, mengimbangi garapan pengadeganan yang sebelumnya dilakukan Agung dan Adit. Lakon itu berkisah tentang Raja Lodaya (Singabarong) dan Raja Wengker (Kelana Suwandana), yang jatuh hati kepada Dewi Sanggalangit (putri kerajaan Kediri). Dari pijakan itu, konflik yang muncul adalah pertempuran sekaligus perebutan antara dua raja besar. Dalam pertempuran itu, Suwandana akhirnya menang sehingga berhak menguasai Sanggalangit; sedangkan Singabarong yang menjadi pecundang berubah menjadi reog. Ya, ketorak kolosal tersebut memang berkisah tentang asal-usul kesenian asal Ponorogo Jawa Timur itu.(Benny Benke-41)

Tidak ada komentar: