Sabtu, 09 Februari 2008

Chrisye

Minggu, 24 September 2006. BINCANG BINCANG

Chrisye:
Saya Menyanyi untuk Melawan Sakit

DI Studio Palem, Jalan Flamboyan 10, Kemang Utara IX, Jakarta Selatan, Chrisye akhirnya meluangkan waktu untuk bertutur tentang aktivitasnya terkini di tengah kesehatannya yang belum pulih benar. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-57, 16 September lalu, dia tampak bungah diapit keempat putra-putri dan Yanti, istri setianya. Kesehatan salah satu musisi terkemuka Indonesia itu memang masih memprihatinkan. Kursi roda, dan tongkat penyangga belum bisa lepas dari dirinya. Apa komentar dia tentang album Chrisye Duets?

Berikut petikan perbincangan dengan salah satu legenda hidup musik Indonesia ini. Anda telah menapaki usia ke-57 pada 16 September lalu.

Anda maknai sebagai apakah pencapaian usia setinggi itu?

Memang usia 57 sudah lebih dari cukup untuk dibilang tua. Namun bagi saya, meski sudah tua selama Allah masih mengizinkan untuk berkarya, saya akan tetap menyanyi untuk eksistensi saya di bidang musik Indonesia. Anda tahu sendiri, kesehatan saya sudah tidak seperti dulu lagi. Energi kreatif saya pun tidak sama dengan waktu masih muda. Akan tetapi meskipun demikian, sekali lagi saya akan tetap berkarya dan berkarya. Tentu saja semua itu saya jalankan lewat keridaan-Nya, lewat limpahan kesehatan yang diberikan kepada saya.

Anda telah memunculkan album Chrisye Duets. Apa yang melatarbelakangi pembuatan album itu?

Pertama, perlu Anda ketahui saya sudah banyak bekerja sama dengan berbagai seniman dengan berbagai latar belakang aliran musik. Teristimewa sekali ketika saya berduet atau berkolaborasi dengan penyanyi-penyanyi Tanah Air. Baik dalam satu panggung atau dalam rekaman album. Untuk itulah, saya ingin atau berikhtiar agar duet saya di album-album terdahulu atau yang sudah lama, dikumpulkan menjadi satu, sehingga dapat diingat dan dinikmati kembali oleh pencinta musik Tanah Air.

Ada 16 lagu yang Anda tembangkan. Apa kriteria pilihannya? Adakah nomor-nomor duet lain yang masih tersisa?
Kriteria pemilihan lagu itu sebenarnya sederhana sekali. Yaitu pihak label yang menentukan, lalu saya tinggal menyetujui ke-16 lagu itu. Anda benar sekali. Sebenarnya masih banyak nomor duet yang masih tersisa, tetapi sayang tidak mungkin semuanya disatukan dalam sebuah album. Tidak cukup dalam CD.

Bisa Anda ceritakan kesan-kesan berduet Anda dengan tiap-tiap penyanyi?
Siapa yang paling tua? Siapa yang paling muda?

Ah tentu saja sangat menyenangkan sekali dapat bekerja sama dengan mereka semua. Karena dengan sendirinya menambah wawasan bermusik saya, teristimewa ketika berkolaborasi dengan band atau penyanyi-penyanyi muda. Karena ada aura lain yang...bagaimana saya harus mengatakannya ya.... Intinya saya jadi ikut awet muda ha..ha..ha.. karena mereka yang muda-muda itu kan energinya masih meletup-letup. Itu ternyata di luar kesadaran, membuat saya semakin bergairah. Energi kemudaan mereka membuat saya sehat kembali seperti ketika saya berproses latihan dengan Band Ungu dan Peterpan. Mereka kan muda-muda dan sedang ada di puncak-puncak kreativitas. Adapun yang paling tua ya Tante Titiek Puspa. Lewat lagu "Marilah Menari", saya berduet dengan dia.

Lagu-lagu macam apa saja yang biasanya menarik untuk Anda duetkan?

Wah, kalau masalah itu gampang-gampang susah, karena biasanya ditentukan oleh intuisi. Dan intuisi itu kan nggak bisa dilogika, tapi anehnya biasanya benar. Tapi untuk pemilihan lagu biasanya dilihat dari lirik dan kemasan musiknya. Dan saya pun harus mengetahui dengan benar, tepat dan persis karakter vokal penyanyi yang duet dengan saya, supaya saya bisa memadukan suaranya dengan suara saya. Anda juga pernah berduet dengan penyanyi-penyanyi berbeda untuk lagu yang sama. Lagu "Semusim" kita tahu, pernah Anda nyanyikan bernsama Waljinah dan Berlian Hutauruk.

Apakah Anda harus mengubah konsep bernyanyi saat berhadapan dengan penyanyi-penyanyi yang berbeda?

Oh, tidak, tidak. Saya tidak akan pernah mengubah konsep bernyanyi saya. Yang paling penting adalah mengetahui karakter vokal penyanyi yang hendak berduet dengan saya supaya kami bisa memadukan suara. Anda pasti tahu karakter vokal setiap penyanyi berbeda-beda bukan, sehingga penyatuan atau penyelarasan warna vokal inilah yang menjadi kunci utama dalam sebuah duet. Itu menurut saya.

Apakah Anda menyiapkan lagu-lagu baru juga untuk untuk pagelaran Anda mendatang?

Insya Allah...Insya Allah..Saya tidak berani bilang sekarang! Kita lihat saja nanti. Kalau saya bilang sekarang, nggak surprise dong. Insya Allah... Anda tetap menyanyi saat didera sakit.

Apakah itu upaya untuk melawan sakit?

Ya. Itu memang upaya saya untuk melawan sakit. Karena saya tidak bisa begitu saja menyerah terhadap sakit yang saya derita. Dengan menyanyi lagi meski kesehatan saya tidak seperti ketika saya bugar seperti dulu, saya bisa melupakan sejenak penderitaan yang dicobakan kepada saya. Karena saya tahu, dan keluarga saya juga tahu, pasti ada hikmah di luar ini semua. Kalau pun saya belum bisa menemukan sekarang, pasti pada saatnya nanti akan ketemu dengan sendirinya. Tapi apa pun itu, saya selalu berusaha sebisa mungkin mensyukuri setiap kejadian yang menimpa saya.

Apakah hikmah sakit itu bagi perjalanan karier Anda?

Banyak sekali. Banyak. Karena ya itu tadi, Insya Allah semua ada hikmahnya. Yang paling sederhana ya saya harus istirahat sejenak dari dunia musik yang telah membesarkan saya. Dengan demikian saya jadi lebih dekat dengan-Nya. Lebih dekat dengan keluarga saya juga tentu saja. Ya...ya...bahkan pada saat kesehatan Anda seperti sekarang pun Anda tetap merasa bahagia... Apa yang harus saya katakan.... Saya tetap menysukuri apa pun keadaan saya. Pertambahan usia membuat saya bisa berpikir dari banyak perspektif. Dan akhirnya semua merujuk pada satu hal, yaitu kebijaksanaan. Di tengah proses saya belajar tentang arti dan makna kebijaksanaan itulah, akhirnya saya harus terus melatih diri saya sendiri untuk terus menyukuri apa pun keadaan saya. Jadi, jawabnya, saya harus tetap bahagia. Dan sekarang, seperti Anda lihat sendiri, saya bahagia kan. Meskipun begitu, saya juga tetap berharap, dan berupaya keras supaya kesehatan saya akan pulih nanti.

(Chrisye adalah sosok fenomenal. Album-albumnya yang berderet berikut ini menunjukkan kepiawainnya di bidang musik. Pada 1979 misalnya ia menelorkan Jurang Pemisah dan Badai Pasti Berlalu. Setelah itu muncul pula Sabda Alam, Percik Pesona, Puspa Indah Taman Hati, Pantulan Cinta, Resesi, Metropolitan, Nona, Sendiri, Aku Cinta Dia, Hip Hip Hura, Nona Lisa, Kisah Cintaku, Pergilah Kasih, Cintaku T'lah Berlalu, Sendiri Lagi, Akustichrisye, Kala Cinta Menggoda, dan Millenium III Badai Pasti Berlalu).

Apakah peluncuran album Chrisye Duets ini bentuk terima kasih Anda kepada Tuhan atas kesehatan yang beranjak pulih?

Sebenarnya ini impian beberapa tahun lalu. Hanya... selalu tertunda. Ini juga yang paling lama, karena saya jatuh sakit. Album ini penghayatannya tentu saja beda dari album-album saya kebanyakan. Album ini cenderung religius. Sebagaimana pernah suatu ketika saya membawakan lagu Taufik Ismail, penghayatannya sulit sekali, karena liriknya terlalu dalam. Demikian halnya dalam beberapa lagu di album ini. Lagu "Jika Surga Dan Neraka Tak Pernah Ada" yang saya nyanyikan bersama Dhani Ahmad sangat-sangat memengaruhi kehidupan saya. Bayangkan jika surga dan neraka tidak ada, apakah mungkin kita masih shalat atau sembahyang? Intinya tiap-tuap lagu di album ini mempunyai makna masing-masing.

(Chrisye juga memperoleh banyak penghargaan paling tidak sejak 1986 hingga kini. Penghargaan itu antara lain: MTV Video Music-Best Male Singer 2000, AMI Sharp Award-Penyanyi Solo Terbaik Kategori Pop Progressive, AMI Sharp Award-Album Terbaik Kategori Pop Progressive, MTV Video Music-Video Clip Terbaik Asia Viewrs Choice Award, BASF Award-Penyanyi Legendaris, Double Golden Record, dan Angket ABRI-Penyanyi Kesayangan).

Apa kado yang paling istimewa padai usia ke-57 tahun selain Anda merilis album baru?

Anak saya diwisuda sebagai seorang sarjana. Itu mengharukan buat saya. Karena ternyata saya masih diberi kenikmatan tengah kondisi kesehatan saya yang belum pulih benar ini. Ini kado yang sangat istimewa dan berkesan sekali, karena dia diwisuda tepat pada hari ulang tahun saya. Anda bisa Anda bayangkan, sakit itu tidak bisa diduga, dan sekarang pun saya sedang dalam kondisi pemulihan. Kini tiba-tiba ketika saya masih dipercaya untuk panjang umur, anak sulung saya diwisuda. Ini nikmat sekali.

Harapan Anda terhadap hidup dan album baru ini?

Sederhana. Album ini kan lebih tenang. Semoga juga membuat lebih tenang dan bermakna para pendengarnya. Demikian halnya dengan saya, semoga bisa lebih tenang, ikhlas dan menerima hidup ini apa adanya. Insya Allah semoga recovery kesehatan saya akan kembali seperti semula. Dengan demikian saya bisa kembali menyanyi. (Benny Benke-35)

Tidak ada komentar: