Senin, 11 Februari 2008

Sawung Jabo

Rabu, 21 Juli 2004. BUDAYA

Indonesia - Australia dalam "Saga of Sawung Galing"

JAKARTA - Mewujudkan persaudaraan antardua kultur berbeda dapat ditempuh dengan berbagai cara. Salah satunya melalui pertunjukan kolaborasi seni kontemporer. Demikianlah yang terjadi dengan seniman Indonesia yang diwakili Sawung Jabo dan seniman Australia, Don Mamouney. Mereka akan menggelar pertunjukan akbar The Saga of Sawung Galing. Pertunjukan seni kontemporer yang akan dikelilingkan itu berikhtriar menjadi jembatan budaya antaraIndonesia dan Australia. ''Masih terlalu banyak orang Indonesia yang tidak tahu Australia, demikian pula sebaliknya,'' jelas Sawung Jabo di Kementerian Kebudayaan dan Pariswisata, Jakarta, Senin (19/7).

''Dengan agenda kebudayaan inilah kami ingin berbuat sesuatu agar hubungan Indonesia dan Australia menjadi semakin baik,'' kata Jabo, yang dalam pertunjukan ini akan bertindak sebagai music director. Pertunjukan yang akan digelar di Yogyakarta, Solo, Surabaya, Sidoarjo, Jakarta dan Bandung ini melibatkan 17 pemain, 4 di antaranya dari Australia. ''Sebagaimana di katakan Jabo, pertunjukan ini terjadi karena keprihatinan kami melihat banyak orang lebih mudah menciptakan perpecahan daripada perdamaian,'' kata Don Mamoney, sutradara komunitas Sidetrack Performance Group, yang bertindak sebagai performance director dalam pertunjukan ini.

Menurut I Gede Ardika, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, lewat pertunjukan The Saga of Sawung Galing menunjukkan bahwa peranan seniman dalam mengambil inisiatif hubungan antarmanusia sangat penting. ''Kemesraan antardua kebudayaan yang berbeda bisa dilakukan oleh person to person,'' katanya. Pementasan yang akan digelar 4-20 September 2004 ini juga disambut gembira oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia, David Ritchie. ''Secara geografis letak Indonesia dan Australia sejatinya tidak berbatas. Dan, bagi kami proyek inilah contoh sempurna sebagai sarana komunikasi antardua negara yang teramat sangat efektif,'' katanya.

Berlatih Dua Bulan

Lakon The Saga of Sawung Galing yang diangkat dari mitos Sawung Galing dari Jawa Timur ini juga akan dipertontonkan di Komplek Gedung Teater Sidetrack di Addisson Road Center, Sydney Australia. ''Kami telah berlatih selama dua bulan. Dan selama pementasan di Tanah Air kami menggunakan bahasa Indonesia. Ketika manggung di Australia, tentu saja semua pelakon menggunakan dialog bahasa Inggris,'' kata Jabo, didampingi istrinya Susan Viper, yang juga bertindak sebagai co-producer/ cultural and linguistic translator & interpreter.

Lalu, kenapa pilihan lakonnya jatuh pada mitos Sawung Galing? ''Kebetulan saja Sawung Galing adalah simbol pahlawan yang menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Ini sesuai dengan semangat kami dalam berkesenian,'' kata Jabo. Dia menambahkan lakon sepanjang 2.5 jam ini telah didekontruksi sedemikian rupa oleh sutradara, Don Mamouney. ''Saya mengubah sosok Sawung Galing yang sebenarnya putra menjadi seorang perempuan. Ini agar stigma bahwa semua pahlawan adalah laki-laki dapat saya gugurkan,'' kata Don yang selama proses latihan di Yogyakarta giat belajar bahasa Indonesia. (G20-63)

Tidak ada komentar: