Senin, 11 Februari 2008

Roxx

Rabu, 28 Juli 2004. BUDAYA

Roxx Bergema Lagi

KEBANGKITAN cenderung diidentikkan dengan jelangnya sebuah kegairahan baru. Demikian pula dengan kebangkitan kembali Roxx, sebuah grup cadas era 80-an yang pernah menjadi fenomen pada masanya. Setelah meluncurkan album perdana Rock Bergema dengan sigle hit yang menjadi judul album, mereka meluncurkan album ''Nol''. Jika yang pertama menjadi semacam tembang wajib musik cadas, yang kedua ternyata justru menjadi titik awal 'kehancuran' mereka. Kini, dengan formasi Trison (lead vocal), Jaya (gitar, vokal), Toni (bas, gitar, vokal) dan Didie (bas, gitar). Serta dua personel additional player, Crow (gitar) dan Al (drum), mereka memberanikan diri bersaing dengan grup-grup band yang lahir sesudahnya.

''Waktu 17 tahun untuk mematangkan sebuah konsep bermusik adalah bukan tempo yang sebentar,'' kata Jaya di Warung Apresiasi, Bulungan, Jakarta, belum lama ini. Dengan album Bergema Lagi yang merangkum 11 tembang dengan lagu andalan ''Dari Dulu,'' mampukah Roxx mengembalikan memori para pencintanya? ''Roxx adalah salah satu alasan gue membentuk grup band,'' kata Bagus, vokalis Netral, yang mengaku fans berat Roxx.

''Sebenarnya gue juga fans berat Roxx. Tapi, karena posisi gue sebagai pemain band yang notabene bersaing dengan Roxx, saya musti malu-malu mengakuinya,'' kata Pay, mantan gitaris Slank dan sekarang lead guitar BIP.

Heavy Metal

Memang, sebagai sebuah grup band yang mengawali aliran musik heavy metal di Tanah Air, Roxx bahkan jauh lebih dulu melangkah dibandingkan Edane misalnya. ''Ya, mereka jauh lebih dulu mapan sebelum saya dan Ekky Lamoh membentuk Edane,'' kata Eet Syahranie, motor Edane. Sebagai catatan, Trison pernah bergabung dengan Edane sebelum kembali bergabung dengan Roxx, sehingga dalam launching album di komplek Bulungan, Jakarta, banyak personel band lain yang hadir di antara ratusan pencintanya. Dari Totok Tewel (Elpamas), Indra (BIP), Bjah (The Fly), Irang (mantan vokalis BIP), Baron dan beberapa nama lainnya.

''Kami bekerja keras untuk melahirkan album ini. Ketika kebanyakan orang pergi tidur kami bekerja, dan ketika orang kebanyakan bekerja kami semakin bekerja,'' kata Jaya, yang berkeyakinan mampu menyuguhkan nuansa baru dalam blantika musik cadas Indonsia. (Benny Benke-63)

Tidak ada komentar: