Senin, 11 Februari 2008

NEPS

Selasa, 21 Desember 2004. BUDAYA

Grup Musik Itu Bernama Napas Evaluasi Potret Sosial


KELOMPOK musik (yang mengatasnamakan) rakyat memang telah banyak bermunculan di Tanah Air. Mereka umumnya menyandang nama unik, misalnya Sirkus Barrock pimpinan Sawung Jabo, serta Kampungan pimpinan Bram Mahekakum dan Leo Kristi. Sebuah grup baru yang juga mengaku sebagai kelompok musik rakyat belum lama ini dilahirkan. Grup yang mengusung aliran musik country ballad itu memakai nama Kelompok Musik Rakyat NEPS. Nama itu bukan berasal dari kata asing, tetapi kepanjangan dari Napas Evaluasi Potret Sosial.


Kelompok terbilang berani dan unik. Berani, karena di tengah ingar bingar aliran musik R & B, pop kreatif dan sweet rock yang easy listening (belakangan melibatkan musik techno) dengan mensinergikan lirik yang dekat dengan pendengarnya. Grup ini malah menyempal lewat aliran musik country ballad dengan rasa Iwan Fals, pada masa awal karier bermusiknya. Unik, karena semua personelnya satu keluarga, yakni Dama Gaok dan putra-putrinya.

Siapa Dama Gaok? Dia adalah pemain banjo yang sering menyertai Iwan Fals pada awal karier bermusiknya. Dama Gaok inilah yang sekarang beserta keempat putra-putrinya bersekutu menyuarakan protes-protes sosial lewat lirik dan irama yang di telinga memang terasa tidak jauh berbeda dengan musik dan lirik gaya Iwan Fals. ''Tangga nada memang hanya ada tujuh. Dan, di musik country, sebagaimana di musik keroncong dan blues, hampir semua nadanya nyaris (terdengar) sama. Jadi, ini risiko bermusik,'' elak Iwan Fals ketika mendampingi louncing album perdana NEPS berjudul Pemimpin di kediamannya, Leuwinanggung, Bogor Minggu (19/12).

NEPS berdiri dengan formasi Dama Gaok (drum), Dossy (vokal, bas), Greep Akbar (gitar), Mila (kibor, harmonika), dan Rifa (violin). Iwan Fals mengangkat topi terhadap kemampuan bermusik para punggawa NEPS yang terhitung masih belia itu. ''Pada usia seperti mereka, apresiasi musik dan cara bermain musik saya tidak sekaya mereka,'' puji Iwan.Dengan modal keberanian dan keunikannya, apakah NEPS mampu mensejajarklan diri atau (mungkin) malah menancapkan namanya di tengah grup band yang telah mapan dan punya nama?

''Kami hanya menawarkan rasa bermusik kami. Selebihnya biar pasar yang menentukan,'' jawab Dama Gaok yang juga bertindak selaku music director sekaligus penggebuk drum. Namun, meminjam bahasa Iwan Fals, segala sesuatu yang disampaikan dari hati (niscaya) akan sampai ke hati. Demikian pula lewat lirik-lirik protes sosial yang terlahir dari hati, NEPS berkeyakinan musiknya akan sampai ke hati pendengarnya pula. (Benny Benke-63)

Tidak ada komentar: