Rabu, 13 Februari 2008

Sandiwara Musikal "Mahadaya Cinta"

Minggu, 10 Juli 2005. NASIONAL
Sandiwara Musikal "Mahadaya Cinta"
Sebuah Kesatuan Pentas nan Elok

GURUH Soekarno Putra yang bertindak selaku penggagas dan pengarah seni sandiwara musikal Mahadaya Cinta benar-benar menggembirakan penontonnya. Pertunjukan perdana yang berlangsung pukul 16.00-18.45 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin itu seolah terasa singkat. Kepiawaian Guruh yang mempercayakan penyutradaraan pentas kepada Didi Petet memang patut diacungi jempol. Dia berhasil meramu semua unsur kesenian menjadi sebuah one stop entertainment yang sangat melibatkan emosi penonton. Lebih dari 60 pelakon dan lebih dari 20 musikus mampu bersinergi untuk menyajikan sebuah tontonan yang memikat. Putra Proklamator RI itu mempersembahkan sebuah pertunjukan dengan rumusan sederhana, namun sangat mendasar. Dia menghadirkan persona lakon yang sangat dekat dan akrab dengan semua lapisan penonton sehingga Mahadaya Cinta menjadi tontonan keluarga. Dengan modal dasar para lulusan akademia AFI 1, 2, dan 3 yang memang mahir menyanyi dan menari, Guruh menyempurnakannya dengan olah vokal penyanyi "jadi" seperti Widhi AB Three, Shita RSD, Nina Warna, dan Harvey Malaiholo. Hasilnya, sandiwara musikal ini tak ubahnya sebuah konser tembang kenangan yang menyenangkan. Betapa tidak, semua tembang hits dari "Minus One" milik Eminem sampai tembang-tembang populer milik Chrisye berkelindan membuat penikmatnya senang dan memberikan tepuk tangan. Lebih-lebih dengan keaktoran Tora Sudiro dan Aming yang menjadi bintang serta magnet utama pertunjukan, membuat lakon yang ditulis Albertine Endah ini "nyantol" di hati penikmatnya. Demikian pula dengan tampilnya Desy Ratnasari yang dikenal sebagai aktris film dan sinetron serta penyanyi dengan kualitas vokal yang matang. Dengan dukungan gerak tari hasil kreasi Alex Hashim dan daya pikat busana rancangan Citra Subiakto, jadilah Mahadaya Cinta sebuah kesatuan pentas nan elok. Bajaj Naik Panggung. Selain itu, tata panggung yang tersaji benar-benar super mewah untuk ukuran sebuah sandiwara musikal yang pernah digelar di Indonesia. Bayangkan, dengan menghadirkan setting seperti arena disko lengkap dengan meja disc jockey, kantin, penjara, ruang tamu, ruang tidur lengkap dengan kasurnya, dan selasar jalanan, suasana tampak seperti muka gedung pengadilan. Bukan hanya itu, Guruh juga menghadirkan sebuah mobil, bajaj, mobil kancil, motor besar, dan skuter plus ke atas panggung. Tata cahaya dan sound system yang prima makin menambah bobot sandiwara musikal yang telah diimpikan Guruh sejak 20 tahun lalu itu. Ya, Guruh tampaknya masih menjadi satu-satunya kreator ulung sandiwara musikal di negeri ini. Dengan menghadirkan adegan-adegan kolosal di atas panggung plus adegan rekaman yang dipantulkan dari layar raksasa di belakang panggung, menjadikan Mahadaya Cinta tak berhenti pada tataran pergelaran. Lebih dari itu, pentas itu juga menjadi parade multimedia yang apik. Secara garis besar, Mahadaya Cinta berkisah tentang betapa sangat berarti dan maha-nya kekuatan sebuah cinta untuk mengurai segala persoalan hidup yang tidak ada habisnya. "Tuhan adalah Mahadaya Cinta yang akan menjaga umatnya dari segala kepelikan hidup jika kita percaya terhadap kekuatan cinta-Nya". Demikian Fredy (Harvey Malaiholo) menasihati putrinya, Dara, dari balik terali penjara. (Benny Benke-43n)

Tidak ada komentar: