Rabu, 13 Februari 2008

"Gerbang 13"

Rabu, 11 Mei 2005. BUDAYA
Preview "Gerbang 13"
Pistol, Narkoba, dan Umpatan

JAKARTA-Ketika para produser dan sutradara di Tanah Air mempunyai kecenderungan menghasilkan film yang bersegmentasi dunia putih abu-abu atau remaja, Nanda J Umbara tampaknya mempunyai keberanian lain untuk menghasilkan sebuah karya dengan genre yang berbeda. Lihatlah ketika debutan baru dalam dunia layar lebar ini merilis film teranyarnya yang berjudul Gerbang 13. Dengan mengambil latar belakang cara kerja agen kepolisian yang menyamar untuk melawan mafia narkoba dari Thailand, film ini sepertinya akan memberikan nuansa lain dalam perfilman Indonesia. Apalagi sinema yang didanai oleh Badan Narkotika Nasional dan dijadwalkan akan beredar di Amerika ini, juga menyajikan sesuatu yang lain, yakni action. ''Kami memang meramunya dengan nuansa lazimnya film action,'' tutur Nanda seusai preview perdana yang dihadiri para pendukung lakonnya, kemarin. Dan lihatlah, sederet nama tenar dalam dunia selebriti di Tanah Air diikutkan dalam film yang menggunakan bahasa tutur golongan bimbingan Orang Tua ini. Nama Jikun /rif, Andi /rif, dan Gito Rollies tampaknya akan menjadi cameo (peran selintas) yang lumayan mewarnai film ini. Dan layaknya sebuah film action, Gerbang 13 pun pepat dengan berbagai adegan adu jotos, baku tembak, darah, dan baku serapah. Ya, meski terlalu banyak dialog yang diselingi dengan sumpah serapah pelakonnya, baik menggunakan bahasa Inggris maupun Indonesia, toh film ini masih berjalan dalam alurnya, meski penuh kenaifan. Narkoba.Dikisahkan Anwar Sukhoi, pengedar narkoba jalur distribusi dari Thailand, yang lucunya adalah campuran Jawa dan Thailand, berikhtiar menancapkan benderanya di Asia Tenggara. Kedatangan Anwar Sukhoi di Indonesia ini berimbas pada banyaknya perang antargeng karena perebutan lahan bisnis di Jakarta. Untuk menangkal maraknya beredarnya narkoba di masyarakat inilah, sebuah tim undercover dibentuk oleh AKBP Bunga Restu Audini (Lia Candra). Dengan dukungan sepenuhnya dari Brigjen Sahid yang tidak lain adalah sahabat baik dari mendiang ayah Bunga sendiri, tim bawah tanah pemberantas narkoba ini terbentuk. Uniknya, tim ini terdiri atas gabungan polisi dan mantan pelaku kriminal yang bersinergi untuk menggulung para bandar narkoba. Mulai dari Reno, mantan kurir dan penyelundup narkoba yang mempunyai indra keenam, hingga Varra (Donna Agnesia), mantan model dan cyber criminal yang telah jera. Kemudian ada Elang, pelaku kriminal yang telah insyaf dan bekerja bareng dengan Inspektur Adrian, seorang Niper andal, dan Brigade Belo, negosiator kriminal. Selanjutnya, sebagaimana kisah hitam putih dalan dunia persilatan, Afman (Eddy Moron) yang berposisi sebagai antagonis bersama bosnya, binasa di tangan para polisi Indonesia. Sedangkan Anwar Sukhoi, yang datang dari Bangkok, Thailand, diringkus layaknya pesakitan setelah bersusah payah beradu jotos dengan Elang. (G20-81)

Tidak ada komentar: