Rabu, 13 Februari 2008

The Interpreter,

Jumat, 06 Mei 2005. BUDAYA
Antara Kata-kata dan Senjata
LEBIH manjur mana, kekuatan kata-kata atau kekuatan senjata dalam menyelesaikan sebuah pertikaian? Dalam film The Interpreter, antara kata-kata dan senjata dipertemukan dalam sebuah situasi yang sama-sama sulit. Sutradara peraih Oscar, Sydney Pollack, meramunya menjadi sebuah tontonan menegangkan sekaligus mengasyikkan. Dalam film itu, Pollack menyajikan kisah intrik yang belum pernah diangkat ke film. Sebagai peramu suspence dan thriller, Pollack telah membuktikan kepiawaiannya lewat film-film berkualitas seperti Three Days of the Condor, Absensce of Malice, The Firm, Out of Africa dan Tootsie. Kisah The Interpreter berseting di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pollack melakukan pengambilan gambar di sana atas ijin langsung dari Sekjen PBB Kofi Annan. Pollack bahkan melibatkan staf PBB dalam proses produksi filmnya. Hasilnya, film yang dibuat berdasarkan skenario karya Charles Randolph, Scott Frank dan Steven Zailin ini memperlihatkan berbagai intrik politik di PBB. Kehadiran Nicole Kidman (Cold Mountains, Moulin Rouge) dan Sean Penn (Mystic River, The Tin Red Line, Carlito's Ways) menambah kekuatan film ini. Film berkisah tentang Silvia Broome (Nicole Kidman), seorang interpreter atau penerjemah di PBB yang secara tidak sengaja mendengar rencana pembunuhan seorang kepala negara dari ruang kerjanya di Markas Besar PBB. Akibatnya, dia dianggap sebagai orang berbahaya yang harus dilenyapkan agar rencana pembunuhan politik tersebut tidak terbongkar. Maka, Silvia melaporkan kasus itu ke polisi. Silvia kemudian bertemu dengan Tobin Keller (Sean Penn), agen FBI, yang bertugas melindungi saksi pelapor. Dari sini pula beda pendapat antara seorang penerjemah yang mempercayai kekuatan kata-kata lewat jalur diplomasi dengan keyakinan seorang agen rahasia yang lebih percaya senjata untuk menyelesaikan masalah. Namun, kata-kata maupun senjata, jika tidak dipakai pada tempat yang semestinya, sama-sama bisa berakibat fatal. Darah tumpah dimana-mana. (Benny Benke-63)

Tidak ada komentar: