Rabu, 13 Februari 2008

Film "Me Vs High Heels"

Kamis, 31 Maret 2005. BUDAYA
Film "Me Vs High Heels"
Maunya Gue Banget Gitu Loh...!
''Ah, kalau saja dapat pacar itu semudah mengedipkan mata, tentu nggak ada lagi orang yang kesepian di dunia ini..''
DUNIA remaja adalah sebuah aras yang tidak akan pernah ada habisnya untuk dikuak dinamikanya. Keremajaan yang biasanya identik dengan pencarian kejatidirian inilah yang kerap menjadi bahan tulisan seorang penulis. Dan beranjak dari novel buah karya Maria Ardelia berjudul ''Me Vs High Heels - Aku Vs Sepatu Hak Tinggi'' inilah, sebuah film anyar yang membidik kalangan remaja kembali membujuk penonton muda usia untuk mengapresiasikannya. Film produksi Starvision yang dalam proses syuting hanya memakan waktu 30 hari nonstop ini, tampaknya masih setali tiga uang dengan tema-tema remaja kebanyakan. Hal ini menjadi maklum mengingat Maria yang juga bertindak langsung sebagai penulis skenarionya, ketika menulis novel chic-lit (chic literature atau bacaan perempuan) ini masih berusia 16 tahun. Sehingga tidak heran jika sepanjang hantaran dualog (perbincangan antara dua tokoh), dialog (perbincangan antara dua tokoh lebih) dan monolog (tokoh yang bernarasi) penuh dengan idiom-idiom anak remaja Ibu Kota masa kini. Lontaran kata atau kalimat seperti ''please deh'', ''situ OK'', ''hari gene'', ''gitu loh'', ''gue banget'', ''gitu deh,'' dan idiom lain yang biasanya digunakan remaja di Jakarta ini, berkelindan merangkai sebuah bahasa gaul yang mempunyai wilayah pemakainya sendiri. Berkenaan dengan logika cerita? Memang bukan pekerjaan mudah memindah logika tulisan dari sebuah novel ke dalam bahasa audio visual. Dan Pingkan Utari, sebagai sutradara, meski telah berusaha keras untuk melempangkan jalinan cerita ke dalam bahasa gambar yang gaul dan meminjam bahasa mereka, ''maunya gue banget gitu loh...'', tampaknya masih tersandung dengan pencitraan kehidupan anak remaja meteropolitan yang terlalu kosmopolitan. Dan hasilnya dalam beberapa adegan, seperti ketika tokoh Arnold dan Sasha yang notabene masih duduk dibangku SMA mengunjungi launching perdana produk mobil Mercy keluaran terbaru, terasa sangat-sangat tidak membumi. Memburu Cinta. Dikisahkah Sasha (Ayushita) jatuh hati kepada Arnold (Hengky Kurniawan). Sebagai remaja putri yang apa adanya, tomboi, enerjik, slengean, pengemar basket, dan sepak bola serta suka berlaku seenaknya, Sasha adalah persona yang disayangi karibnya. Namun, karena ia jatuh hati kepada Arnold yang tampan, baik, tajir, dan suka cewek feminim, Sasha berusaha mati-matian merubah citranya sesuai dengan apa yang ada dibenak laki-laki pujaannya. Dengan bantuan kawan-kawannya: Dondon (Raffi Ahmad), Lola (Nuri Maulida), dan Roland (M. Dwi Andhika), maka berbenahlah Sasha untuk merubah jatidirinya menjadi ''orang lain'' dengan harapan mendapatkan cinta Arnold. Bahkan, sampai-sampai Sasha musti rela mengenakan sepatu hak tinggi yang sangat dibencinya demi mendapatkan citra feminim. Silang sengkarut dalam rangka merubah diri inilah yang menjadi tema sentral film yang akan mulai edar 7 April tersebut.(Benny Benke-81)

Tidak ada komentar: