Rabu, 13 Februari 2008

Ian Antono

Rabu, 27 April 2005. BUDAYA
Musisi Senior Bikin Album Keroyokan
JAKARTA-Tidak ada senioritas atau yunioritas dalam ranah jagad musik Indonesia. Demikianlah ungkapan Ahmad Albar ketika mengomentari komposisi album keroyokan Kedamaian. Ungkapan vokalis God Bless ini memang benar adanya. Bersama musisi senior lainnya yang telah malang melintang di industri rekaman seperti Ian Antono, Fariz RM, Trie Utami, Ita Purnamasari, Ekky Lamoh, Mus Mujiono, Jet Liar, Doddy Katamsi, Mel Shandy, Toto Tewel, Imaniar, Abadi Soesman, dan Dwiki Darmawan, dia kembali memarakkan jagad musik Indonesia. Dengan melibatkan beberapa nama anyar dalam blantika musik seperti Cantika (putri Minati Atmanegara), Dea Mirella, dan paduan suara Universitas Tri Sakti, album untuk solidaritas sesama warga bangsa ini boleh jadi menjadi album keroyokan di pembuka tahun ini. "Pada beberapa dekade yang lalu kami memang pernah merilis Tujuh Bintang, yang formatnya juga keroyokan," tutur Mus Mujiono di Hard Rock Cafe, Jakarta, kemarin. Namun, imbuh adik Mus Mulyadi ini, album Kedamaian ini lebih ditujukan untuk mengukuhkan rasa solidaritas para musisi terhadap kondisi kekinian Indonesia yang semakin memprihatinkan. Memang album yang merangkum 12 tembang yang semua syairnya ditulis oleh Ir Nugroho Suksmanto ini, seluruh narasinya berkisah tentang carut-marut kondisi sosial, politik, budaya, dan ekonomi di Indonesia. Kebebasan."Dan yang semakin membuat album ini berbobot adalah, kami diberi kebebasan produser untuk mennerjemahkan syair ke dalam berbagai aliran musik yang kami senangi," ujar Trie Utami yang dalam album ini menembangkan "Visi" berduet dengan Doddi Katamsi. Bahkan Ian Antono, yang berperan sebagai music director pada tembang "Gelombang Tsunami", "Adakah Kedamaian", dan "Tangis Bumi", turut pula menyumbangkan suaranya bersama seluruh musisi pendukung. "Kami hanya ingin turut menyumbangkan apa yang mampu kami berikan sebagai seorang seniman musik. Tidak kurang tidak lebih," kata pencipta lagu "Syair Kehidupan" yang melegenda itu. Sebagai sebuah ikhtiar untuk menunjukkan dan memberikan sesuatu yang berguna bagi sesama warga bangsa, Kedamaian yang digarap selama delapan bulan ini memang tidak menjual musik an-sich. "Kami juga mengajak masyarakat untuk tidak lelah-lelahnya menjaga rasa solidaritas terhadap sesama," imbuh Ekky Lamoh. Dengan demikian, album yang berformat CD dan kaset ini sampai ke masyarakat penikmatnya. "Dan yang lebih penting, sebagian keuntungan penjualan album ini kami sumbangkan kepada yang memerlukan," kata Reynold, produser album ini. (G20-81)

Tidak ada komentar: