Rabu, 13 Februari 2008

Constantin

Senin, 14 Februari 2005. BUDAYA
Film Constantine; Misteri Tombak Takdir

KALIMAT penutup itu diucapkan dengan datar oleh John Constantine (Keanu Reeves), setelah berhasil menggagalkan kelahiran Menmon ke muka bumi. Menmon dikisahkan sebagai putra setan yang berhasil ditumpas Constantine melalui pertarungan hidup mati yang sangat menegangkan. Film yang dibuat berdasarkan karakter komik Hellblazer terbitan DC Comics/Vertigo ini dapat digolongkan dalam genre action-drama. Dengan kekuatan pada sudut gambar yang sangat beragam, sutradara Francis Lawrence berhasil menyuguhkan sebuah tontonan yang apik. Barangkali skenario yang ditulis Kevin Brodbin dan Frank Cappello memudahkan menjadikan Lawrence untuk memvisualkan kisah mistik gaya Amerika tersebut. Pesona Reeves yang mencuat lewat film Speed memang menjadi jualan utama film Constantine. Sebagai sosok yang dianugerahi kemampuan untuk dapat melihat mahkluk lain selain manusia, Constantine mempunyai tugas yang tidak ringan. Betapa tidak, anugerah yang dimilikinya sebagai manusia setengah malaikat setengan setan, membuatnya menghadapi dua pilihan tinggal di neraka atau surga setelah mati. Jika pilihan kedua yang dikehendaki, dia harus membayarnya dengan menumpas setiap makhluk setengah malaikat setengah setan yang cenderung bertindak batil. Bisa ditebak, nyaris setiap saat kerja Constantine bergelut dengan setan yang berbentuk aneka rupa. Hingga pada saatnya, datanglah seorang detektif Angela Dodson (Rachle Weisz) ke rumahnya. Dengan maksud menyelidiki kematian Isabel, saudari kembarnya (juga diperankan Rachel Weisz), yang misterius. Angela ingin menguak segala misteri kematian Isabel yang dilaporkan sebagai bunuh diri. Sementara itu, di pelosok Mexico City, seorang gelandangan menemukan kembali sebuah Tombak Takdir. Seperangkat mata tombak yang dipercaya menyebabkan kematian Yesus Kristus di kayu salib. "Yang membuat mati Yesus bukan karena ia disalib, melainkan karena Tombak Takdir yang ditikamkan di tubuhnya," ujar Constantine. Selanjutnya, Tombak Takdir yang telah menuju Los Angeles pun siap menebarkan terornya. Dan Constantine, sebagaimana tokoh lakon, tidak tinggal diam untuk menggagalkan kelahiran kembali anak setan. Penonton tidak harus mengamini logika cerita film ini, namun sebagaimana keyakinan Constantine, dalam banyak perkara Tuhan memang bekerja dengan misterius. (Benny Benke-63)

Tidak ada komentar: