Rabu, 13 Februari 2008

Jitet Koestana

Kamis, 14 April 2005. DAYA
Semarang Rajai Lomba Karikatur Indonesia

JAKARTA - Tiga peserta dari Semarang merajai Lomba Karikatur 2005 bertajuk Plus-Minus 60 Tahun Indonesia. Ikhsan Dwiono, Jitet Koestana, dan A Lukis Haryadi yang berturut-turut menempati urutan pertama, kedua, dan ketiga berhak memboyong hadiah Rp 10 juta, Rp 6 juta, dan Rp 4 juta. Dalam pengumuman lomba yang digagas oleh Institut Studi Arus Informasi (ISAI) dan beberapa lembaga mitra kerjanya di Kedai Tempo, Jalan Utan Kayu Jakarta, kemarin, tiga peserta dari Semarang tersebut menyisihkan lebih dari 700 karikatur yang masuk ke meja panitia. ''Setelah melalui seleksi yang ketat dari lebih 700 karikatur yang masuk panitia, terpilih tiga pemenang dan dua orang yang menggondol penghargaan khusus,'' papar Bambang Bujono, salah seorang panitia lomba yang mewakili komunitas Galeri Lontar. Menurut Bambu, demikian mantan wartawan senior majalah Tempo ini disapa, dari seluruh karya yang diterima panita, hampir 100 karya bertemakan korupsi, kulusi, dan nepotisme (KKN). '' Sehingga tidak heran jika sebagian besar karya menampilkan tikus sebagai tokoh sentralnya''. Putus Asa. mbu yang duduk bersama Dwi Koendoro (Kompas) dan Pramono R Pramoedjo (Sinar Harapan) menilai kecenderungan para peserta yang menghadirkan tema KKN dengan simbol tikus memang tidak terlepas dari kondisi Indonesia dewasa ini. ''Boleh jadi para karikaturis atau masyarakat telah sedemikian putus asa, frustasi, muak pada korupsi dan pelakunya, hingga simbol pelaku pun dimerosotkan sampai ke hewan got menjijikkan yang bisa hidup di mana saja itu,'' kata Bambu. an lihatlah, karya A Lukis Haryadi yang meraih juara tiga pun menggambarkan sebuah pohon bernama Indonesia, berusia 60 tahun, dan tikus-tikus de-ngan merdekanya berumah di pokok-pokok dan dahan-dahannya. Lain halnya dengan karya Jitet Koestana yang menggambarkan lambang Garuda yang terbebas dari sangkarnya, namun masih terperangkap dalam sangkar yang lebih besar. edangkan karya Ikhsan Dwiono menggambarkan gedung bertingkat yang di keempat sudut atapnya terpasang masing-masing satu teropong. Di teropong itu tertuliskan Program Taskin, JPS, Subsidi Rakyat Miskin dan Repelita, serta dipadukan dengan bangunan rumah padat dan ku-muh di bawah gedung tersebut. Dan tragisnya digambarkan pula seorang pengemis yang menengadahkan mangkuk ke atas gedung. Karikatur Ikhsan Dwiono inilah yang berhasil menggondol juara pertama. (G20-81)

Tidak ada komentar: