Selasa, 05 Februari 2008

Rileks.Com

Cerita Unik di Balik Festival Film Jakarta 2007
wartawan ngantuk"

KETIKA ditawari untuk menjadi Juri Verifikasi Festival Film Jakarta [FFJ] 2007, RILEKS.COM terkejut juga. Pasalnya, meski sudah dua kali mejadi juri [termauk FFJ 2006] silam, tapi rasanya kok ilmu tentang perfilmanitu sendiri masih harus diasa. Beruntung kemudian ada workshop yang sedikit banyak membuka kembaliwawasan tentang film itu sendiri. Kesibukan untuk liputan, deadline, kudu menulis berita, menjadikendala tersendiri untuk wartawan. Maklum saja, masing-masing juri dari media yang berbeda-beda dengan kebijakan dan hari terbit yang berbeda-beda pula. Ada dari Mingguan, harian, dan media on-line. Alhasil, ketika diminta menilai sekitar 41 film dari rentang waktu Oktober 2006 - September 2007, nyaris ;geleng-geleng; kepala semua. ;Kok banyak ya; ujar seorang wartawan harian dengan terkekeh. Tugas belum selesai. Ketika saat tabulasi angka tiba, muncul persoalan baru. Maklum saja, ada 25 wartawan dengan pilihan masing-masing dan angka yang bervariasi. Yang ribet adalah mereka yang bertugas menghitung angka-angka tabulasi itu. ;Stress juga mas, apalagi kalau angkanya salah...wah bisa-bisa diulang dari awalkata seorang yang ditugasi memasukkan angka ke komputer.anak-anak borobudur" anak-anak borobudurBeberapa wartawan terpaksa ikut begadang di ruang meeting Jak-TV. Disitulah, angka-angka itu dihitung. Dan ketika jam sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB dini hari, angka selesai dihitung dan Benny Benke dengan ngantuk-ngantuk menandatangani berita acara. Kini, pilihan wartawan itu akan dipertanggungjawabkan ke publik. Beberapa film memang terasa "mengejutkan" karena berbeda dengan anggapan banyak orang. Kenapa? Ada banyak alasan tentu saja. Tapi paling tidak, inilah apresiasi wartawan kepada dunia perfilman Indonesia. Semoga makin maju dan sukses untuk FFJ 2007. (joko)

Tidak ada komentar: