Selasa, 05 Februari 2008

Koran Tempo


Selasa, 28 January 2003

Pentas Arok oleh Komunitas Gender 1/2 Tiang

SOLO -- Sebuah pentas teater berjudul Arok akan dipentaskan oleh Komunitas Gender 1/2 Tiang di Taman Budaya Surakarta, Kamis (31/1) mendatang mulai pukul 20.00 WIB. Naskah karya Benny Benke ini mencoba memberikan alternatif pemaknaan seputar kemelut Kerajaan Singosari. Tafsir Benny terhadap satu teks sejarah ini menjadi penting dengan menawarkan jalan lain untuk lebih menyikapinya, bahkan mungkin sebagai cermin realitas kekinian. Selama ini teks Ken Arok hanya berkutat pada pertikaian antara tiga tokoh utama sejarah, Ken Arok, Ken Dedes, dan Tunggul Ametung. Benke tidak bermaksud untuk melakukan dekonstruksi terhadap sejarah, namun menggunakan peristiwa geger Singosari tersebut sebagai pijakan. Penafsirannya tidak sekadar mencari benar atau salah "aktor" sejarahnya namun mendalami makna akan cinta, kebencian, dan nilai-nilai kemasyarakatan yang menjadi hakekat manusia. Soal Komunitas Gender ½ Tiang ini, seniman Solo, Sosiawan Leak, mengatakan nama itu hanya sebutan formal belaka, bukan sebuah ideologi. "Dedikasi pada karya ditempatkan dalam posisi tertinggi, ketimbang melulu membangun loyalitas kosong kepada sebuah lembaga. Itu jauh lebih penting," ujarnya. Penafsiran terhadap sejarah Ken Arok dalam pementasan teater yang didukung Teater Utan Kayu, Taman Budaya Surakarta, dan Ford Foundation ini sebenarnya bukanlah hal baru. Ken Arok tetap menjadi tema yang menarik untuk diperbincangkan, terutama ketika dikaitkan dengan situasi politik belakangan ini. Seusai pementasan juga akan dilangsungkan diskusi dengan menampilkan teaterawan Hanindawan sebagai salah satu pembicara. imron rosyid

Tidak ada komentar: