Selasa, 05 Februari 2008

Bowo Kajangan

TENTANG GENDER ½ TIANG

profil gender ½ tiang
gender ½ tiang -komunitas yang akan mementaskan naskah arok ini- adalah nama yang spontan muncul dari sebuah obrolan ringan, berisikan seniman-seniman muda independent, dan mencoba memberikan alternatif lain kepada kehidupan teater di semarang.

Nama kemudian tidak menjadi sesuatu yang sakral selain menjadi sebutan formal belaka. Bukan pula sebuah ideologi atau ritual pemujaan.

Dedikasi pada karya ditempatkan dalam posisi tertinggi, ketimbang melulu membangun loyalitas kosong kepada sebuah lembaga.

judul pertunjukan
“Arok”

crew
naskah: benny benke, sutradara: benny benke
asisten sutradara: widyo babahe leksono
arok: onny, erwin temis, ametung: hery sgr, sony emka
dedes: ely kuswati, desy jeruk
tata artistik: adjie noegraha, bowo kajangan
tata lampu: alfi, abbas efendi, ari bubut
penata musik: wisnu bende, kostum: putri ayu, nita agustin, dokumentasi: janu kartika
publikasi: adhiet kaliksanan, fury, jay gema
produksi: gender ½ tiang
pimpro:ganug gurit geni
asisten pimpro: gendhut sofyan

sinopsis
naskah arok karya benny benke mencoba memberikan alternatif pemaknaan lain seputar kemelut kerajaan Singosari. Mencoba keluar jauh dari teks yang selama ini di-amini dan memberikan penekanan kepada pertikaian antara tiga tokoh utama : ken arok, ken dedes, dan tunggul ametung: tentang cinta, kebencian, nilai-nilai, sampai kepada hakekat manusia. Melampaui permasalahan hitam-putih, atau benar-salah sebuah penafsiran sejarah, tafsir benny terhadap satu teks sejarah ini, menjadi penting ketika apa yang ditawarkannya menjadi jalan lain untuk lebih menyikapi sejarah, bahkan mungkin menjadi cermin realitas ke-kini-an.

Bowo Kajangan

Tidak ada komentar: