Minggu, 10 Februari 2008

Koil

Sabtu, 22 September 2007. BUDAYA

Kuasa Kata Koil
Oleh Benny Benke


Ini negara bodoh yang sangat aku bela/layaknya kekasih yang tercinta/tiap jengkal aku mendaki terasa hampa NUKILAN lagu berjudul "Sistem Kepemilikan" itu sudah sangat mencitrakan mau ke mana arah lirik itu. Otong sebagai pencipta lagu sangat tahu bagaimana menggunakan kuasa kata ditempatkan untuk menyampaikan idealisasi yang ada di benaknya."Sistem Kepemilikan" adalah salah satu dari delapan lagu dan sebuah single bonus dari album anyar Black Light Shine On milik grup cadas Koil. Sebagai salah satu band beraliran hard rock dan heavy metal yang paling banyak mendapat pengakuan dari publik penikmat musik ingar bingar, Koil kembali datang setelah enam tahun menghilang. Selama enam tahun itu pula Otong (vokal), Donny (Gitar), Imo (bas), dan Leon (Drum) secara maraton mengasah kreativitas mereka untuk menghasilkan sebuah album yang diharapkan dapat mengulang pencapaian album terakhir mereka, Megaloblast (2001).


Megaloblast yang sempat di-remix pada 2003 tercatat meraih angka penjualan hingga 30.000 keping. "Sebuah angka yang fantastis untuk ukuran album indie label dan ber-genre heavy metal," ujar pengamat musik Remy Soetansyah. Kini, dengan sederetan lagu dengan tema yang lebih matang dan banyak berkisah tentang keIndonesiaan serta dipadukan dengan kualitas musik yang mumpuni, sanggupkah band bentukan tahun 1993 itu kembali mengibarkan nama mereka? Sebagai jawabnya, Jumat kemarin (21/9), bertempat di salah sebuah studio di bilangan Cililitan, Jakarta Timur, album Black Light Shine On diperkenalkan. Kesempatan itu bersamaan dengan pembuatan video klip "Semoga Kau Sembuh Part II" yang diihktiarkan juga sebagai soundtrack film Kuntilanak 2.

Menengah ke Bawah

Apa yang istimewa dari album yang juga dicetak 30.000 keping dan 10.000 keping di antaranya dibagikan gratis sebagai bonus pembelian majalah Rolling Stones itu? "Karena album ini menyasar penikmat musik Indonesia dari lapisan menengah ke bawah. Kami menyajikan musik bagus dengan kualitas suara yang bagus pula, tapi dapat dibeli dengan harga murah," papar Otong, menjelang syuting video klip yang disutradarai Rizal Mantovani. Hal yang lain yang diperhitungkan adalah kekuatan lirik yang terangkum di beberapa lagu lain di antaranya "Kenyataan dalam Dunia Fantasi", "Semoga Kau Sembuh", "Ajaran Moral Sesaat", "Aku Lupa Aku Luka", dan "Hanya Tinggal Kita Berdua".


Simaklah lirik "Ajaran Moral Sesaat" yang mengungkap kemarahan, sinisme, dan sekaligus kemuakan kepada orang-orang yang gemar menggunakan agama dan moral justru untuk menindas sesamanya. Kau pikir agama adalah alat heh/ mengikuti ajaran moral sesaat hah/menjual nama Tuhan nama nabi nama kitab suci/dan semua yang kita segani. Atas kedalaman dan kekuatan lirik-liriknya yang banyak menyoroti ketimpangan sosial, politik, ekonomi, dan budaya, Otong yang memang menulis semua syair memberikan komitmen. "Kita butuh sesuatu untuk bangsa ini. Dari sinisme yang saya kemukakan di beberapa lagu awal, akhirnya toh saya tetap akan membela negara ini, apapun akibatnya."


Lucunya, album yang dalam kalangan pencinta musik underground atau bawah tanah diklaim paling ditunggu-tunggu itu, juga dibagikan secara gratis dalam bentuk MP3. "Ini bagian dari strategi pemasaran," imbuh dia. Strategi lainnya adalah menggelar sejumlah tur konser yang rencananya dialirkan mulai November di Jakarta, Bandung, Yogyakata, Surabaya, dan Denpasar. Akankah Koil yang telah menghasilkan album Demo from Nowhere (1994), KOIL (1996), single "Kesepian Ini Abadi", dan Megaloblast (2001) kembali menjadi tonggak baru musik Indonesia?. (45)

Tidak ada komentar: