Minggu, 10 Februari 2008

21 gram


Sabtu, 14 Februari 2004 .Budaya


21 Gram Nyawa Kita


MAUT bisa datang dengan beribu cara, dan itulah takdir. Betapapun gentar atau gagahnya seseorang dalam menyambutnya, toh elmaut tetap menimbulkan kegetiran bagi yang ditinggalkannya. Dan begitu seseorang mati, konon berat jasadnya menjadi lebih ringan 21 gram.
Nah, film 21 grams garapan Alejandro Gonzalez Inarr ini kira-kira bercerita tentahg ''sesuatu'' sebelum kita kehilangan yang ''21 gram'' itu. Tentang harapan, rasa putus asa, juga daya tahan sebelum mati menghampiri.


Film yang kali pertama diputar di Venice International Film Festival 2003 ini memasang aktor-aktor kelas Oscar, seperti Sean Pen, Benicio Del Toro, dan Naomi Watts. Kisah 21 grams beranjak dari skenario Guillermo Arriaga. Kerja bareng antara Arriaga dan Inarritu ini adalah untuk kali kedua, setelah mereka sukses menggarap Amores Perros yang masuk nomenee di ''Academy Award''.

Alkisah, Paul Rivers (Sean Pen), seorang profesor perguruan tinggi, menderita gagal jantung. Didampingi istrinya, Mary (Charlotte Gainsbourg), ia menjalani bahtera yang serba payah. Selain karena ke mana-mana Rivers harus menenteng tabung oksigen, Mary ternyata juga mengalami gangguan pada alat reproduksinya sulit hamil.

Satu-satunya kemungkinan yang akan membuat keduanya akan bertahan hidup adalah jika ada seseorang yang rela menyumbangkan jatung untuk Rivers. Sedangkan Mary mesti menjalani inseminasi buatan agar bisa hamil. Pada kisah yang lain, Christina Peck (Naomi Watts) menjalani hidup yang bahagia dan ideal bersama suaminya, Michael (Danny Huston) dan dua anak mereka. Dan pada kisah ketiga, Jack Jordan (Benicio Del Toro), mantan narapida yang telah kembali ke jalan Tuhan, hidup bersahaja bersama istrinya, Mariane (Melissa Leo) serta dua anak mereka.

Hingga suatu hari, truk yang dikemudikan Jordan menyambar Michael beserta dua putrinya. Karena panik, Jordan melarikan diri. Dari kecelakaan inilah sebuah kisah muncul, mempertautkan tiga kelurga yang sebelumnya tak pernah bersentuhan satu sama lain. Begitulah. Anak-anak Michael meninggal, sedangkan ia sendiri hampir pasti tak bisa diselamatkan. Akhirnya, dalam keadaan genting, Christina atas rekomendasi dokter mendonorkan jantung suaminya.


Bisa ditebak, jantung itu dicangkokkan kepada Rivers. Dan Jordan, atas nama tanggung jawabnya kepada Tuhan, menyerahkan diri ke Kepolisian. Ia dipenjara selama dua tahun. Tapi film ini tidak berakhir sesederhana itu. Rivers yang merasa berutang budi, berusaha menemukan si pendonor. Hingga akhirnya ia menemukan Christina yang sedang menuju depresi. Sementara itu, di dalam penjara Jordan kembali ke sifatnya yang asli. Ia menghujat Tuhan atas segala takdir yang tak pernah dapat ia mengerti dengan akal sehatnya.


Kisah semakin rumit dan pelik ketika diam-diam Rivers dan Christina saling jatuh cinta. Dan atas nama cinta, juga balas budi, Rivers pun berniat membalaskan sakit hati Christina atas kelalaian Jordan yang mengakibatkan anak-anaknya mati. Dari rangkaian itu, maka makna sebuah nyawa pun menjadi dialektika yang menyayat-nyayat antara Rivers, Christina, dan Jordan. Simak, misalnya, kegelisahan batin Rivers ketika jantungnya yang kedua itu ternyata juga mulai mengalami kegagalan. Ia pun seperti bertanya, ''Apa arti 21 gram dari tubuh kita jika kita ternyata rela melepaskannya?'' (Benny Benke-79)

Tidak ada komentar: