Minggu, 10 Februari 2008

Shaolin

Rabu, 3 Maret 2004 . Budaya

Kungfu Asli dari Shaolin


TAK sebagaimana sambutan meriah yang mereka terima dalam kunjungan perdananya ke Indonesia pada 2000 lalu, penampilan kelompok shaolin dari Henan, China, di Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu-Minggu (28-29/2) lalu hanya mendapatkan respon yang biasa-biasa saja dari penontonnya. Dalam enam pertunjukan selama dua hari, aksi keturunan shaolin ke-33 yang menyertakan 24 anggotanya itu memang tampil tidak sebagaimana bayangan sebagian besar penonton.


Padahal, aksi bertajuk ''The Real Kungfu Show-World Tour 2004'' itu telah menyertakan unsur kebaruan dalam tampilannya. Yakni adanya jalan cerita yang dituturkan secara linear tentang sejarah shaolin. ''Kami memang mengemas atraksi ini ke dalam sebuah cerita tentang asal mula shaolin. Inilah yang membedakannya dengan atraksi pada tahun 2000 lalu,'' tutur sutradara melalui penerjemah.


Di panggung ukuran 12 m x 15 m, dan lighting 250.000 watt, pentas para sholin dari pegunungan Shongsan, Zhengzu, itu pun mulai berkisah tentang dirinya sendiri. Dengan mengambil titik sentral lewat pengisahan tokoh sholin tua (88 tahun) dan belia (8 tahun), para shaolin unjuk kebolehan. Mereka memamerkan 18 senjata yang merangkum dalam 172 jurus (100 jurus dasar, 36 jurus internal, dan 36 chikung).

Dan lihatlah, betapa elok atraksi mereka, mulai kepiawaian mengolah tubuh, sampai memainkan berbagai senjata; golok, tombak, toya (tongkat), ruyung, dan pedang. Mereka juga fasih memainkan berbagai jurus-jurus kungfu, seperti jurus kera, elang, katak, serta jurus dewa mabuk. Namun, sambutan penonton ternyata cenderung tertuju pada aksi kemampuan para shaolin ketika memamerkan kekebalan tubuh. Misalnya ketika seorang shaolin diangkat dengan belasan tombak dalam poisi telentang. Beberapa gagang tombak terliaht melengkung sementara mata tombak ''menancap'' di leher, dada, dan perut.

Toh di luar itu, berbagai atraksi yang sering dijumpai dalam film-film silat Mandarin tak tak begitu mengejutkan bagi sebagian besar penonton. Bahkan, adegan di film dirasa lebih dahsyat.
''Di bioskop atau teve, mereka (para shaolin) malah bisa berkelahi sambil terbang,'' komentar seorang penonton. Memang mustahil mendapatkan adegan seperti itu dalam pertunjukan shaolin kali ini. Sebab, sebagaimana dikatakan sutradara pertunjukan, aksi meringankan tubuh yang sering ditayangkan dalam film-film silat tidak lebih dari trik kamera belaka.

''Di atas panggung, paling tinggi mereka hanya bisa melompat dua meter. Karena itu nama pertunjukan ini the real shaolin kungfu.'' Setelah Jakarta, tur yang digelar Kahn Enterprise itu akan tampil di Yogyakarta (3/3), Cirebon (4/3), Surabaya (6-7/3), Bandung (9-10/3), Bogor (17/3), Balikpapan (20/3), dan Samarinda (21/3).(Benny Benke-79)

Tidak ada komentar: