Minggu, 10 Februari 2008

Pruntemp des poetes (bulan puisi)

Jumat, 12 Maret 2004 Budaya

Printemps des poetes (Bulan Puisi)
Antara Goenawan dan Rieke


UNTUK kali ke dua, Pusat Kebudayaan Prancis (Centre Culture Francais) Selasa (9/3) lalu mengadakan malam pembacaan puisi di Galeri Cemara 6, Jakarta. Tidak jauh berbeda dengan penyelenggaraan tahun lalu, ajang yang dimaksudkan untuk menyemarakkan bulan puisi (printemps des poetes) di seluruh lembaga budaya Prancis yang tersebar di berbagai penjuru dunia itu, masih berupaya menghadirkan penyair-penyair papan atas dari Indonesia dan Prancis.


Nama seperti Goenawan Mohamad, Sitor Situmorang, Ajip Rosidi, dan Ayat Rohaedi, yang membacakan karya masing-masing, ternyata masih mampu menawarkan suasana kontemplasi lewat syair-syairnya; meski cara membaca mereka cenderung datar dan ala kadarnya. Demikian pula dengan Toety Herati Noerhadi, Joko Pinurbo, Eka Budianta, Putu Oka Sukanta, dan Dorothea Rosa Herliani serta dua penyair Prancis, Isabelle Pincon dan Roland Reutenauer.


Mungkin, yang agak menolong suasana dalam hajat yang juga dihadiri oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Renaud Vignal, tersebut adalah kehadiran Rieke Dyah Pitaloka. Berbeda dengan cara pembawaan para penyair yang lebih senior darinya, Rieke yang telah mempunyai kumpulan puisi Renungan Kloset itu mampu membuat puluhan apresian lebih mengkhidmati repertoarnya.


Dari segi esensi isi teks, syair sajak mahasiswa S2 Filsafat UI berjudul "Selamat Pagi Tuhan" dan "Mempelai wanita" tersebut memang masih kalah "kelas" dengan "Asmaradana" dan "Zagreb"-nya Goenawan Mohammad, serta "Nyanyian Malam Hari" dan "Ibu Kota Senja"-nya Toto Sudarto Bactiar yang dibacakan oleh Sitor Situmorang. Namun, kenyataan itu bukanlah persoalan pelik dalam acara tersebut. Sebab, toh agenda tahunan itu lebih ditujukan untuk saling memperkenalkan dan mendekatkan karya para penyair Indonesia dengan penyair Prancis.


"Agenda ini lebih diikhtiarkan untuk lebih mendekatkan dan mempererat hubungan kebudayaan Indonesia-Prancis lewat puisi," kata Renaud Vignal. Pada kesempatan itu, Dubes Prancis untuk Indonesia tersebut meluncurkan buku kumpulan puisi Indonesia-Prancis yang diterbitkan oleh CCF dan Indonesia Tera berjudul L'espoir; Une rencontre poetique franco-indonesienne (Harapan; Sebuah pertemuan puisi Indonesia-Prancis). Dalam acara "Bulan Puisi" yang berlangsung dengan khidmat tersebut, juga dibacakan puisi-puisi klasik Prancis karya Beaudelaire, Rimbaud, dan Verlaine. (Benny Benke-41)

Tidak ada komentar: