Jumat, 08 Februari 2008

Linkin Park

Senin, 14 Juni 2004. NASIONAL

Ribuan Remaja Putri Jejali Konser Linkin Park

''JAKARTA...,'' pekik Chester Bennington sembari berlari kecil maju ke bibir panggung. Seketika, ribuan penonton yang memadati pantai Carnaval Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Minggu (13/6) siang, langsung bangkit dari rebahannya. Panas matahari yang lumayan terik seakan terlupakan, begitu tembang pertama ''Don't Stay'' membuka konser ''Linkin Park Meteora Word Tour 2004''. Ya, sebagaimana di belahan dunia lainnya, Linkin Park (LP) -grup band pengusung warna hip-hop dengan campuran bunyian instrumen DJ (disc jockey)- lebih suka menggelar pertunjukannya pada sore hari.''Kami lebih mengutamakan unsur keselamatan para penikmat musik kami, yang biasanya dipadati remaja putri. Jadi lebih aman, kalau (konsernya) berlangsung pada sore hari,'' kata Chester Bennington, vokalis LP, di Hotel Borobudur Jakarta, Sabtu (12/6). Benar saja, tepat pukul 16.00 WIB, Chester Bennington (vokal), Rob Bourdon (drum), Phoenix (bas), Michael Kenji Shinoda (vokal, gitar), Bra Delson (gitar), dan Joshep Hann (DJ mixer), langsung memandu pencintanya untuk bernyanyi bersama dalam lagu ''Don't Stay'', yang mengawali tembang-tembangnya. Selanjutnya, konser yang melibatkan pengamanan 1.300 personel Polri, dan membutuhkan kekuatan sound lebih dari 100.000 watt itu berlangsung dengan sangat meriah. Hampir semua tembang hits dari keempat album mereka -Hybrid Theory (2000), Reanimation (2002), Meteora (2003), dan Live in Texas (2003)- tersaji dengan rapi. Maka tak ayal, berulang-ulang Chestes Bennington yang memangkas rambutnya layaknya prajurit Mohawk itu memuji penonton Jakarta. ''Fantastic! Kami memang telah lama memimpikan untuk tampil di Jakarta." Sungguh, konser yang digagas oleh Nepatya dan EC Production dengan mematok tiket seharga Rp 200.000 (festival) dan Rp 300.000 (standing VIP) itu berjalan dengan menyenangkan, dan tanpa huru-hara. Sehingga tidak berlebihan, jika LP yang juga pernah menerima MTV Asia Award dua tahun silam karena musiknya paling digemari di Asia itu, membangkang terhadap larangan (bepergian ke Indonesia, travel warning) yang dikeluarkan pemerintah Amerika. ''Ah, kami tahu Indonesia sejak lama, meski kami tidak tahu secara spesifik warna khas musik negeri ini. Jadi, ketika travel warning itu menghampiri, kami pandang dengan sebelah mata saja,'' kata Chester. (Benny Benke-69a)

Tidak ada komentar: