Sabtu, 16 Februari 2008

Ruth

Jumat, 16 September 2005. NASIONAL
Live in Concert Ruth Sahanaya
Pembuktian sang Diva

BELUM usai penonton terhenyak, tiba-tiba mereka kembali dibuat terpukau dengan penampilan Ruth Sahanaya dalam konser tunggalnya yang bertajuk "Live in Concert Ruth Sahanaya". Sebelumnya, penonton disuguhi dengan lengkingan suara khas Uthe, panggilan akrab Ruth Sahanaya yang tampil dengan goyangannya. Di tengah tembang "Keliru" yang dilantunkan Uthe, tiba-tiba dari bawah panggung muncul Glenn Fredly. Penyanyi nyong Ambon itu keluar sembari menimpali tembang tersebut dengan suara khasnya. Sontak ribuan penonton yang menyaksikan konser itu kembali larut dalam teriakan histeris dan tepuk tangan yang membahana. Sebagian besar penonton tak menyangka, Glenn yang malam itu bertindak sebagai bintang tamu muncul di tembang tersebut. Selanjutnya duet Uthe dan Glenn kembali melantunkan tembang "Selangkah Bersama". Ya, semalam Uthe membuktikan kedivaannya sebagai salah satu penyanyi berkualitas yang dimiliki Indonesia dalam konser di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre (JCC). Dengan iringan Erwin Gutawa Orchestra, Uthe membawakan 25 tembang selama hampir dua jam tanpa jeda. Berbagai genre musik ia suguhkan demi kerinduan para penggemarnya. Terang saja, penonton seakan seperti mendapat "guyuran air" di tengah kerinduan mereka akan kembalinya Uthe menggelar konser. Mereka seakan tak diberi jeda waktu untuk menghela napas panjang. Diajak Bernostalgia. Selain menyanyi, dengan diiringi 20 penari latar, Uthe juga didaulat untuk tampil sambil menari. Hal yang tak biasa dilakukan oleh Uthe sebelumnya. Penampilanya semalam semakin mengkukuhkan perempuan kelahiran 1 September 1966 ini sebagai salah satu diva Indonesia. Uthe membuka konser dengan tembang "Bawa Daku Pergi". Tembang tersebut seakan menjadi anak panah yang dilesatkan dari busurnya. Penonton yang datang sedari pukul 18.00 tak menunggu lama untuk mengikuti alunan bait-perbait tembang yang dinyanyikan perempuan bertinggi badan 154 cm dan berat 45 kg tersebut. Berturut-turut tembang "Dansa", "Aku Tergoda", "Seputih Kasih", dan "Merenda Cinta" keluar dari mulut isteri Jefry Woworuntu itu. Tembang-tembang tersebut seakan kembali mengingatkan penonton, yang tak hanya dari kalangan berumur tapi juga para remaja, untuk bernostalgia. Simak saja, seperti kala Uthe melafalkan tembang "Jatuh Cinta", "Kaulah Segalanya Untukku", "Memori", dan "Amburadul". Penonton seakan diajak untuk bernostalgia. Tembang-tembang tersebut melambungkan nama perempuan berdarah Ambon kelahiran Bandung ini. Sebagian besar penonton seakan kembali diajak bernostalgia setelah menunggu jeda waktu selama 12 tahun. Ya, 12 tahun lalu Uthe pernah menggelar konser tunggal di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, tepatnya pada akhir Januari 1993. Arranger dan penata artistiknya pun saat itu ditangani Erwin Guatawa dan Jay Subiyakto. Penyanyi yang sudah menelorkan 12 album itu kembali membuat jantung penonton berdegup kencang. Saat membawakan tembang "Astaga", Uthe melantunkannya nyaris tanpa cela. Kekuatan lengkingan vokalnya yang berkarakter sanggup membius telinga para pendengarnya. Apapun kalimatnya, penampilan Uthe semalam seakan sulit untuk dieja dan tak terlukiskan. Ya, konser tersebut seakan sebagai pembuktian bagi sang diva. (Fahmi Z Mardizansyah, Benny Benke-45)

Tidak ada komentar: