Sabtu, 16 Februari 2008

The Rolling Stones

Kamis, 25 Agustus 2005. BUDAYA
The Rolling Stones Masih Menggelinding .
Rilis Album Baru ''A Bigger Bang''

ADAKAH grup band yang paling ditunggu-tunggu kehadiran album barunya di muka bumi ini selain Rolling Stones? Pertanyaan itu bukanlah sebuah kecongkakan. Kelegendarisan grup band yang dibentuk di London, Inggris, tahun 1962 ini memang tidak terbantahkan. Popularitas Mick Jagger sebagai selebritis dengan segala polah tingkahnya tak membuat anggota lain iri. Maka, grup ini mampu bertahan lebih dari 40 tahun dan terus menggelinding dengan menggelar konser dan memproduksi album baru. Hanya Beatles dan Bob Dylan yang dinilai mampu menyejajari kebesaran band yang beranggotakan Mick Jagger (vokal), Kieth Richard (gitar), Charlie Watss (drum), dan Ron Wood (rythm) ini. Setelah delapan tahun album Bridges to Babylon (1997) beredar, Rolling Stones akan segera merilis album baru A Bigger Bang. Album tersebut siap digelindingkan ke pasar mulai 5 September 2005. Album tersebut berisi 16 lagu baru, yakni ''Rough Justice'', ''Let Me Down Slow'', ''It Wont Take Long'', ''Rain Fall Down'', ''Streets Of Love'', ''Back of My Hand'', ''She Saw Me Coming'', ''Biggest Mistake'', ''This Place Is Empty'', ''Oh No Not You Again'', ''Dangerous Beauty'', ''Lough I Nearly Died'', ''Sweet Neo Con'', ''Look What The Cat Dragged In'', ''Driving Too Fast'', dan ''Infamy''. Di kantor EMI Indonesia, Jl Rasuna Said Jakarta, Rabu (24/8), lagu-lagu dalam album A Bigger Bang diperdengarkan untuk kali pertama di Indonesia. ''Secara resmi al-bum ini telah diperdengarkan kali pertama dalam konser di Fenway Park, Boston, Amerika Serikat, 21 Agustus kema-rin,'' tutur Petty dari EMI Indonesia. Hits Andalan. Album dengan single hits andalan ''Streets of Love'' ini masih mengacu pada corak Rock n Roll sebagaimana trade mark Rolling Stones. ''Secara musikalitas sebenarnya Rolling Stones te-lah selesai setelah album Tattoo You (1981), dan yang tersisa sekarang hanya semacam sisa-sisa kebesaran nama mereka,'' tutur Denny Sakrie, salah seorang pengamat musik Indonesia, mengomentari A Bigger Bang yang digarap hampir setahun itu. Meski secara musikalitas pencarian Rolling Stones telah usai, tambah Denny, stamina mereka tetap tidak terbantahkah untuk terus berkarya. ''Faktor usia tidak bisa dibantah turut mempengaruhi kreatifitas mereka dalam bermusik,'' katanya, seraya menyatakan salut terhadap stamina para angota Rolling Stones yang rata-rata telah berusia di atas 60 tahun. Grup band datang dan pergi. Namun yang akhirnya mampu menjadikan dirinya legenda hidup dapat dihitung dengan jari. The Rolling Stones adalah satu di antara sedikit legenda yang masih tersisa dengan kebesarannya. Para punggawa Rolling Stones yang kini telah menjadi kakek-kakek, dan lebih gemar bermain-main dengan anak cucu mereka, harus melewati perjuangan panjang untuk sampai pada posisi mereka di dunia musik. Upaya mereka untuk terus menggelindingkan karya-karya baru di usia tua juga bukan pekerjaan mudah. ''Seperti menegakkan benang basah,'' kata Mick Jagger singkat dalam situs resmi grup itu. Ya, siapa yang mengira jika para pemberontak seperti Jagger, Ricards, Brian Jones (almarhum), Bill Wyman, dan Watts mampu melawan tren musik yang sedang in pada waktu itu lewat Rock n Roll. Bahkan, tembang-tembang seperti ''(I Can't Get No) Satisfaction'', ''Street Fighting Man'', ''Sympathy for the Devil'', dan ''Gimme Shelter'' mampu membius dan mempengaruhi prilaku anak muda pada masanya. Bukan hanya itu, muatan filosofis tembang ''You Can't Always Get What You Want'' te-lah menggugah kesadaran kaum muda mengenai realitas hidup, bahwa tidak semua hal bisa di-dapatkan dalam hidup ini. (Benny Benke).

Tidak ada komentar: