Selasa, 19 Februari 2008

FFI (03)

Kamis, 01 Desember 2005. BUDAYA Nominasi Aktor-Aktris FFI 2005 (3-Habis)

Aktris Senior Juga Diunggulkan Raih Citra

SEPERTI halnya calon peraih Piala Citra untuk aktor terbaik, gelar aktris terbaik diperkirakan bakal diraih aktris senior. Dia adalah Cornelia Agatha. Lajang kelahiran 11 Januari 1973 ini memang lebih dikenal sebagai pemeran tokoh Sarah dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Namun sesungguhnya dia sudah lama malang melintang di bidang seni peran. Karena itu, rasanya tidak adil membandingkan pengalaman Cornelia Agatha dengan aktris-aktris muda yang masuk nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2005. Marcella Zalianti, Ludia Cinthia Bella, Angie dan Sigi Wimala memang punya potensi besar, namun pengalaman mereka masih sangat minim dibanding Cornelya Agatha. Cornelya memulai akting di film pada awal 1990-an lewat film Lupus I, Elegi untuk Nana dan Rini Tomboy. Sebagai bintang sinetron, namanya melejit lewat serial Si Doel dan cukup mendapat perhatian pemirsa layar kaca lewat sinetron Opera Tiga Zaman, Senja Merah Hati, Aku Ingin Pulang, Cintanya Cinta, Istri Kedua, dan Perempuan Pilihan. Penampilannya dalam sejumlah sinetron itu sudah menggambarkan kemampuan aktingnya. Belum lagi pengalamannya di panggung teater. Beberapa kali Lia, demikian panggilan akrab Cornelya Agatha, terlibat dalam lakon panggung seperti Bayi di Aliran Sungai, Saijah dan Adinda, Menembus Ruang dan Waktu, Wisanggeni Berkelebat, dan Dari Negeri Cinta. Meski demikian bukan berarti tidak ada kemungkinan bagi Marcella Zalianty untuk merebut Piala Citra untuk kategori Pemeran Wanita Terbaik film bioskop. ''Peran Marcella dalam film Brownies sangat unik sekali,'' tutur Riri Riza, sutradara Gie. Menurut Riri, akting Marcella sebagai seorang wanita dewasa dengan kompleksitas permasalahannya membutuhkan totalitas yang tidak main-main. ''Meski dalam film Detik Terakhir saya dengar Cornelya melakukan adegan ciuman (dengan sesama wanita),'' kata Riri, yang mengaku belum menonton film tersebut. Namun, menurut sutradara Eliana Eliana ini, akting ciuman sesama wanita itu tidak ada yang istimewa. ''Semua orang bisa melakukannya''. Karakter Unggulan. Riri menambahkan, puncak idealisme seorang aktor dan aktris di matanya adalah bila aktor atau aktris itu mampu menempatkan diri dala m peran itu, dan menemukan realita baru di luar pribadinya. ''Sebagai seorang sutradara, bila saya menemukan aktor atau aktris seperti itu, baru luar biasa rasanya. Dan menurut saya, Marcella telah melakukan itu dalam filmnya''. Marcella memang patut diperhitungkan. Apalagi karakter unggulan dalam sebuah festival sangat bergantung pada juri dan standar penilaian yang disepakati bersama. ''Karakter seperti Sigi di Tentang Dia, dan Bella di Virgin memang menantang. Tapi belum menujukkan sesuatu yang unik,'' kata Riri Reza. Terlepas dari siapakah yang akhirnya meraih gelar pemeran utama wanita terbaik maupun pemeran utama pria terbaik, Riri mengingatkan, aktor dan aktris dengan kualitas yang baik dapat diciptakan jika struktur perfilman nasional juga baik. Semua unsur film merupakan satu kesatuan yang utuh. Film akan menjadi baik jika dibuat berdasarkan skenario skenario yang kuat dan didukung oleh arahan sutradara baik dan totalias aktor-aktris dalam melakonkannya. ''Akting bisa menjadi bulat dan bagus, jika berada di film yang tepat,'' tandas pembuat film Petualangan Sherina itu. (Benny Benke-43)

Tidak ada komentar: