Selasa, 19 Februari 2008

FFI (01)

Selasa, 29 Nopember 2005. BUDAYA
Nominasi Aktor-Aktris FFI 2005 (1)
Keaktoran Para Bintang Muda Diragukan

NOMINASI calon peraih Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2005 telah diumumkan, Jumat (25/11) lalu. Kategori pemeran atau aktor/aktris merupakan salah satu kategori yang menarik perhatian penggemar film. Apalagi, kualitas keaktoran para bintang muda saat ini masih diragukan. Berikut rangkuman wartawan Suara Merdeka Benny Benke mengenai kualitas para bintang muda dan peluang mereka meraih Piala Citra dalam FFI 2005 yang puncak acaranya akan digelar di Jakarta Convention Centre, 5 Desember mendatang. (43)

KUALITAS keaktoran para bintang muda masih diragukan. Bahkan, sutradara Rudi Soedjarwo yang meroket lewat film Ada Apa Dengan Cinta? menganggap keaktoran para bintang muda saat ini belum mencapai 1 persen. Sebaliknya, aktor kawakan Slamet Rahardjo berpendapat kemampuan mereka dalam seni peran tetap layak dipuji. Setelah lama vakum, baru dua tahun terakhir ini Festival Film Indonesia (FFI) diselenggarakan. Ajang itu pada masanya dulu pernah dianggap sebagai tolok ukur kualitas para pekerja film di Tanah Air. Tanpa festival, film hanya dinilai oleh selera pasar. Kemunculan para bintang muda pun dianggap hanya bermodalkan tampang atau unsur-unsur komersial lainnya, bukan karena kemampuan berakting. Separah itukah kualitas para aktor film Indonesia? Beberapa bintang muda memiliki semangat tinggi untuk menekuni karier sebagai aktor. Ada yang hanya berkonsentrasi pada film bioskop dengan peran-peran selektif. Namun, tak sedikit pula yang menerima semua tawaran main yang disodorkan, baik untuk film bioskop maupun sinetron. Dua Film. Keseriusan lain dibuktikan para bintang muda dalam mempersiapkan diri sebelum memainkan sebuah peran, antara lain dengan studi pustaka, wawancara dan observasi. Hal itu dilakukan Nicholas Saputra sebelum memerankan tokoh Soe Hok Gie dalam film Gie. Di antara aktor muda, Nicho yang masuk nominasi lewat dua film sekaligus, Gie dan Janji Joni, paling diunggulkan. Dia akan mudah menyingkirkan Bucek (Brownies), dan Mike Mulardo (Detik Terakhir). Namun, apakah dia mampu bersaing dengan aktor kawakan Deddy Mizwar yang masuk nominasi pemeran utama pria terbaik lewat film Ketika? Beberapa pengamat dan pekerja film seperti Adisoerya Abdi, Slamet Rahardjo dan Rudi Soedjarwo memberikan pandangannya. Adisoeryo Abdi, selaku Ketua Panitia Pelaksana FFI 2005, menyatakan sangat percay a dewan juri yang terdiri atas para praktisi film dan pengamat akan bekerja sesuai dengan mekanisme yang ada. Mereka terdiri atas Sophan Sophiaan, Eros Djarot, Sarlito Wirawan, Tanate Pomasa, Angelina Sondhak, dan JB Kristanto. ''Yang pasti kualitas keaktoran, dengan segala dimensi yang mendukungnya, memegang peranan yang sangat penting untuk menjadi aktor yang baik,'' tutur Adi. Menurut Adi, ada kecenderungan para bintang muda sekarang ini merupakan hasil sebuah dunia yang serba instan. Akibatnya, keaktorannya belum benar-benar mencapai kualitas yang diharapkan dibandingkan bintang-bintang lama. ''Namun, apapun yang terjadi ini adalah sebuah proses panjang yang harus tetap kita hormati,'' katanya. Adi secara implisit menjagokan Deddy Mizwar bakal merebut Piala Citra tahun ini. (bersambung-43)

Tidak ada komentar: