Selasa, 19 Februari 2008

Retno Maruti

Jumat, 11 Nopember 2005. BUDAYA
Retno Maruti Terima Penghargaan Akademi Jakarta
JAKARTA- Seniman tari Theodore Retno Maruti menerima penghargaan Akademi Jakarta atas pencapaian seumur hidup (life achievement) serta pengabdiannya di bidang kesenian dan humaniora. Dalam penyerahan berhargaan yang berlangsung semalam di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Retno menyisihkan 72 kandidat dari 23 kota. ''Nominator telah mengajukan 72 kandidat dari 23 kota yang oleh dewan juri disaring menjadi 17 nama dari berbagai bidang seperti seni rupa, teater, film, sastra, tari dan kajian humaniora,'' ujar Abu Hasan, salah seorang panitia Akademi Jakarta. Dari 17 nama tersebut, dewan juri kembali menyeleksi dan mendapatkan sembilan nama yang dinilai ulang. Hingga tersisa tiga nama dan akhirnya menetapkan Retno Maruti sebagai penerima Akademi Jakarta. Dewan juri yang diketahui Prof Dr Edi Sedyawati dan beranggotakan Prof Dr Taufik Abdullah, Prof Dr Budi Darma, G Sidharta Soegijo, dan Suka Hardjana mengadakan seleksi penerina penghargaan Akademi Jakarta 2005 sejak Juni 2005. Retno Maruti yang dilahirkan di Solo, 8 Maret 1947 yang mendirikan sanggar Tari Padnecwara sejak 1976 telah mementaskan puluhan karya. Di antaranya Damarwulan (1976), Roro Mendut (1977), Abimanyu Gugur (1978), Sekar Pembayun (1979), Keong Emas (1981), Surapati (2001), Alap-alapan Suksesi (2004), dan Potraits of Javanase Dance (2005). Selain itu, Retno juga telah menerima sejumlah penghargaan atas dedikasinya di dunia tari Tanah Air, seperti Penghargaan Teknologi Seni Budaya Kalyana Utama dari Menristek BJ Habibie (1997), Citra Adhikarsa Budaya dari Citra Beauty Lotion dan SCTV (1994), Anugerah Kebudayaan dan Departemen Kesenian dan Budaya RI (2003), Perempuan Pilihan dan Maestro dari Metro TV (2003), dan Nomine Women of the Year dari ANTV (2004). Sampai tahun 2004, Akademi Jakarta telah memberikan penghargaan kepada lima seniman dan budayawan terbaik dari seluruh Nusantara. Mereka adalah WS Rendra (1975), Zaini KM (1978), G Shidarta Seogijo (2003), Nano S, dan Gusmiati Suid (2004). (G20-45)

Tidak ada komentar: