Selasa, 19 Februari 2008

Sitok

Sabtu, 12 Nopember 2005. BUDAYA
Air Cucuran Sitok Jatuh ke Laire
JAKARTA-Like father like daughter. Air cucuran akhirnya jatuh ke pelimbahan juga. Demikian halnya dengan Sitok Srengenge dan Laire Siwi Mentari, putri semata wayangnya. Sitok, penyair kelahiran Ndorolegi, Purwodadi, Grobogan karena karier kepanyairannya, akhirnya memang menurunkan bakat kepenulisannya kepada putrinya, Laire, buah cintanya dengan Farah Maulida. Bertempat di salah sebuah kafe di bilangan Kemang Jakarta, Kamis lalu (10/11), Laire yang genap berusia 17 tahun dan masih duduk dikelas III SMA Negeri 1 Depok meluncurkan novel keduanya Aphrodite. Novel setebal 203 halaman yang disunting oleh Zen Hae dan Jan Cornall itu, tak tanggung-tanggung, langsung dicetak oleh penerbit Kata Kita sebanyak 6.000 eksemplar. Jika menilik pada pengalaman novel pertama Laire berjudul Nothing But Love (Semata Cinta) (2004) yang meraih angka penjualan hingga 25.000 eksemplar, bukan tidak mungkin novel kedua Laire yang juga turut membangun skenario film Apa Artinya Cinta dengan Riheam ini, akan mendapat sambutan hangat pencinta novel remaja atau teenlit. Hal itu tidak berlebihan mengingat tren pembaca teenlit setelah booming karya seperti Eifel I'm in Love, Me Vs High Heel, dan Dealova meraih pembaca yang sangat signifikan. Hal ini paling tidak dibuktikan dengan telah difilmkannya ketiga karya teenlit tersebut. Terlepas apakah Aphrodite akan mendapat sambutan hangat pembaca teenlit atau tidak, kebahagiaan Sitok sebagai orang tua memang sangat kentara di binar parasnya. Mengingat penyair yang telah dua kali diundang membacakan puisi pada The Indisch Winternacht-event di Den Haag serta Universitas Hamburg itu, telah melahirkan "seterunya" yang tak lain adalah "mentari"-nya sendiri. Dan Laire pun membalas tantangan "romo"-nya ketika diundang menjadi peserta termuda Ubud Writers and Readers Festival 2005, di Ubud Bali, baru-baru ini. Akankah pada masanya Laire menyalip kematangan, kedalaman, dan kecemerlangan Sitok? Atau hanya akan sepanjang budaya pop di usia kepenulisan Laire sebagaimana dua karya teenlit-nya?. ''Setiap anak mempunyai nasibnya sendiri,'' ujar Sitok berbijak bestari. (Benny Benke-45)

Tidak ada komentar: