Selasa, 19 Februari 2008

Jeihan

Sabtu, 26 Nopember 2005. BUDAYA
Kolaborasi Patung dan Teater
Jeihan Gandeng Ratna Sarumpaet

JAKARTA-Jeihan Sukmantoro, salah seorang maestro seni lukis Indonesia yang tersohor dengan lukisan mata bolongnya, menutup penghujung tahun 2005 dengan sebuah pameran patung terkininya. Pemilihan patung sebagai media ekspresi yang dilakukan Jeihan bukan tanpa alasan. Seniman serbabisa yang juga mengawali karier mematung sejak 1950 ini, bahkan melibatkan pekerja teater dari kelompok Satu Merah Panggung pimpinan Ratna Sarumpaet untuk menginterpretasikan sembilan patung dari tembaganya. Kolaborasi yang akan dipentaskan di Panti Prajurit Balai Sudirman, Jakarta pada 2 Desember mendatang akan mengangkat lakon Pelacur dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet. Menurut Jeihan, ketertarikannya memamerkan karya patung karena rasa keprihatinannya terhadap perkembangan dunia seni patung saat ini yang cenderung mandeg dan malah kembali ke gaya tahun 60-an. "Dan kebetulan saya merasa gemes kepada patung-patung yang ada sekarang, karena cenderung kembali kepada style tahun 60-an," katanya kepada wartawan di Galery Soka, Kemang, Jakarta. Patung yang mencitrakan sosok-sosok tidak sempurna secara fisik itu berketinggian dua sampai tiga meter dengan tahun pembuatan 2005. Kebebasan Ekspresi. Ratna Sarumpaet sendiri, yang pernah sukses mementaskan Marsinah: Nyanyian dari Bawah Tanah (1994), tetap mempunyai kebebasan ekspresi untuk membaca karya-karya Jeihan. Sedangkan Jeihan sendiri yang mengaku belum pernah membaca sekalipun naskah Pelacur dan Sang Presiden, sebenarnya lebih tertarik kepada sosok Ratna Sarumpaet daripada karya teaternya. Lakon Pelacur dan Sang Presiden yang berdurasi 50 menit dan terdiri atas enam babak itu, menurut Jeihan cocok dengan kondisi kekinian dengan maraknya pelacuran dengan berbagai macam kedoknya. "Dari pelacuran intelektual, kesenian, kebudayaa, dan pelacuran dalam arti yang sebenarnya memang bersimaharaja saat ini. Untuk itulah sajian Ratna akan menjadi sesuatu yang menarik," ujar Jeihan. (G20-45)

Tidak ada komentar: