Selasa, 11 Maret 2008

Sukmawati Soekarnoputri

Selasa, 05 September 2006. BUDAYA
Sajak Sukma buat Ibu
JAKARTA - "Smile, coward/smile till your last breath/It show that you are a psychopath.//Do you know the difference between the true warrior and the crooked?/Do you know, coward/Your smile is disguisting/And when you die, we will see without our tears."

Petilan sajak "The Coward General" (Juli 2000) itu tak merujuk ke nama tertentu. Namun, karena sang penulis adalah Sukmawati Soekarnoputri, tentulah tentu bisa terbaca kepada siapa sebenarnya sajak itu diperuntukkan. Ya, sajak itu satu dari 40 sajak terbaru Ketua Umum Partai Nasional Indonesia (PNI). Kini, puluhan sajak itu dibukukan dalam kumpulan Ibu Indonesia terbitan Rakyan Adhi Putra. Lewat kumpulan sajak itu, Sukma merasa lebih lepas, bebas, kreatif, dan ekspresif menumpahkan jiwa seni. Lulusan Jurusan Tari Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (sekarang IKJ) itu menuturkan sajak adalah sarana paling efektif untuk menyampaikan ide dan kegelisahan secara estetis. ''Setelah 1995 saya membukukan kumpulan Puisi untuk Bapak. Alhamdullilah, tahun ini saya berhasil melahirkan kumpulan puisi kedua,'' ujar perempuan kelahiran Jakarta, 26 Oktober 1951, itu. Sebagian besar sajak tulisan antara akhir tahun 1991 dan Oktober 1999 itu berkisah tentang ibu dari segala sisi, teristimewa Ibu Indonesia. Beberapa berkisah tentang ihwal yang erat bertalian dengan keindonesiaan. Misalnya, ujar dia, sajak "Rama dan Rahwana" (1994), "Kepada Bangsa Yahudi" (1995), "Tragedi 27 Juli" (1996), "Go Home Yankees" (1997), dan "A Nation in Waiting" (1999).
Dia menyatakan bangga, menghargai, dan mencintai kreativitas ibu-ibu Indonesia. ''Karena itu, sebagai seniman saya persembahkan kumpulan puisi ini untuk Ibu Indonesia,'' ujar dia. Kumpulan sajak itu juga memperoleh sentuhan estetis dari Poppy Darsono, Ghea Panggabean, Dolo Rosa, dan Titi Qadarsih. (G20-53)

Tidak ada komentar: