Selasa, 11 Maret 2008

sania

Kamis, 03 Agustus 2006 . BUDAYA
Citra Baru dalam Album Sania
JAKARTA- Sania datang lagi. Lewat album teranyar Sania 3: Cintai Aku Lagi, penyandang nama asli Siti Tuti Susilowati itu masih setia dengan warna musik R&B. Ada yang baru dari pencitraan mojang kelahiran 29 Desember 1975 ini. Berbeda dengan citra dirinya yang kental dengan rambut kriwil ketika merilis album Santai (1998) dan album Bablas (2002), kini lewat album ketiganya dia berubah 180 derajat. Dengan pembawaan, kostum, cara bicara, hingga model rambut lurus, dia berikhtiar ingin menonjolkan sisi feminim yang tersembunyi di dalam dirinya, tanpa harus kehilangan aura black music. Dengan gaya yang lebih santun, menurut Marketing Manager Universal Music Indonesia (UMI) Daniel Tumewu, Sania diharapkan lebih diterima oleh pendengar musik Indonesia. ''Selama ini Sania seolah berada di orbit musik yang berjarak dari pendengar musik Indonesia karena style-nya'' katanya di Hard Rock Cafe, Jakarta, kemarin. Hal senada dikatakan Antonny, Managing Director UMI. Dengan citra yang lebih santun, dan image baru, diharapkan Sania menghadirkan sesuatu atas kebintangannya. ''Di album ini tidak ada lagi istilah funky,'' katanya. Semakin Matang . Album yang merangkum 12 tembang dengan single hit andalan ''Cintai Aku Lagi'' dan ''Ibunda'', Nti selaku produser dan arranger album ini meyakini musikalitas Sania semakin matang. Dengan dukungan pencipta lagu andal seperti Dewi Rae (''Ibunda'' dan ''Kamu Bilang''), Guruh Soekarno Putra (''Terlalu''), Tohpati (''Cintai Aku Lagi'' dan ''Jangan Pusing''), serta sentuhan orkestrasi Sa'unine String Section Yogya, kesungguhan album ini memang meyakinkan. ''Ini adalah bagian dari proses pendewasaan saya dengan perubahan citra saya yang tampak lebih feminis,'' kata Sania. ''Namun, sejatinya isi kepala saya masih funky kok,'' imbuh dia. Dengan dandanan dan tingkah polah yang lebih santun, dia berharap musiknya semakin diapresiasi pendengar musik Indonesia. Bahkan untuk menunjukkan kematangan dan kesungguhannya dalam menerjuni industri musik Indonesia, dia membentuk band dan dancer pengiring sendiri. Hasilnya, di atas panggung beberapa tembang terkininya mengalir dengan baik, lancar, dan menghibur. Lalu, apakah pencitraan akan berdampak pada penjualan album di pasar? (G20-45)

Tidak ada komentar: