Selasa, 11 Maret 2008

Spectacles: Wow

Selasa, 01 Agustus 2006. BUDAYA
Anak-anak pun Bersatu saat Kala Menculik Bulan
TEATER Tanah Airku dinobatkan sebagai penampil terbaik dalam 9th World Festival of Childrens Theatre (Festival IX Teater Anak-anak Tingkat Dunia) di Lingen, Jerman, beberapa waktu lalu. Mereka merebut 19 medali emas, menggungguli Kuba, Zimbabwe, Rusia, dan 20 negara peserta lain. Lakon yang membuahkan kemenangan itu mereka pentaskan kembali di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (30/7). Empat belas anak melakonkan naskah Spectacles: Wow karya Putu Wijaya itu dengan menarik. Selama lebih dari 90 menit mereka membuat ratusan penonton, termasuk Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, bertahan di tempat duduk. Jose Rizal Manua, sutradara yang dinobatkan dalam ajang tahunan itu sebagai sutradara teater anak-anak terbaik, menyuguhkan lakon itu secara jenial. Anak didik Rendra itu membesut lakon dunia anak-anak itu dengan hidup, senyata dan sedekat mungkin dengan keseharian anak-anak. Rumusan memindahkah kenyataan ke panggung itu membuat penonton terlarut hampir sepanjang pertunjukan. Jangan heran jika sekumpulan anak berteriak histeris, terkikik-kikik, menutup mata, bersembunyi di balik bangku, atau memberi tahu pelakon di panggung ke mana lawan main bersembunyi. bahkan terkadang mereka menghardik jengkel karena seorang tokoh salah jalan. Ya, Jose tahu benar menghadirkan ketakutan, keingintahuan, kebahagiaan, kejijikan, dan kemarahan anak-anak dengan bahasa universal. Garin Nugroho yang menjadi penasihat dan konsultan kreatif mengakui rumusan Jose itulah yang jadi kunci keberhasilan. ''Naturalisme dunia anak-anak yang dihadirkan Jose membuat lakon itu kuat dan sangat bisa dimengerti anak-anak yang mempunyai bahasa universal tersendiri,'' tutur sutradara Opera Jawa itu sesuai pementasan. Dia menyatakan senang. Apalagi salah seorang anaknya ikut bermain. Dia berharap lakon serupa dijadikan penyampai pesan kepada anak-anak. Spectacles: Wow berkisah tentang anak-anak Indonesia yang bersama kawan-kawan dari berbagai benua bermain di bawah cahaya bulan. Saat mereka asyik memainkan berbagai dolanan, Kala menculik bulan. Anak-anak itu bersatu padu untuk merebut kembali sang rembulan. Jose menyatukan metode penyutradaraan gaya Putu Wijaya dan pencahayaan dinamis khas Teater Mandiri serta kekuatan keaktoran khas Rendra. Langkah itu manjur, sehingga mereka mampu mengungguli peserta dari negara-negara yang mempunyai tradisi berteater lebih tua dan kuat. (Benny Benke-53)

Tidak ada komentar: