Minggu, 24 Februari 2008

Realita Cinta dan Rock 'n Roll

Kamis, 19 Januari 2006. BUDAYA
Membumikan Rock 'n Roll
JAKARTA-Realita kehidupan anak muda adalah aras tema yang tidak akan pernah ada habisnya untuk dikuak. Upi, sutradara perempuan berbakat tampaknya tahu betul dunia anak muda semacam itu. Lewat film terbarunya Realita Cinta dan Rock 'n Roll (RCRR) Upi tidak hanya menyuguhkan sebuah tontonan ringan bermutu yang sarat pesan kebijakan. Lebih dari itu, tanpa berupaya menggurui, dengan bahasa anak muda, ia berhasil membumikan realita yang sarat persoalan cinta dengan bumbu rock 'n roll dengan membumi. ''Ini bukan film anak band, cinta segitiga, atau sebangsanya,'' tutur scriptwriter untuk Tusuk Jalangkung dan Lovely Luna ini seusai preview perdana film berdurasi 109 menit ini. Tapi, imbuhnya, ini adalah film-film tentang orang-orang kehilangan yang menyikapi dengan semangat rock 'n roll drama. Mengapa Upi lebih suka menyebut filmnya rock 'n roll drama? ''Karena saya mengajak penonton untuk berdamai dalam menyikapi realita yang tidak pernah bisa dibeli dan tidak seindah mimpi dengan semangat rock 'n roll'' katanya. Ya, realita dalam film yang mempertontonkan sosok lain Barry Prima sebagai seorang aktor yang transeksual ini, memang penuk sesak kompleksitas. Semua tokoh utamanya membawa permasalahannya masing-masing dan akhirnya diselesaikan dengan cara yang sahaja, mudah dicerna, dan tidak dibuat-buat.Memang, bahasa gambar, alur cerita, music score dan keaktoran RCRR menjalin sin ergisitas yang saling melengkapi dan membangun sebuah film yang utuh. Meski tidak sempurna benar, Upi yang bertindak juga sebagai scriptwriter dapat dikatakan cukup berhasil. Perkawanan. Film ini berkisah tentang dua sahabat, Nugi (Herjunot Ali), dan Ipang (Vino G Bastian). Dengan mengabaikan sekolah, mereka bercita-cita menjadi pemain band rock 'n roll. Perkawanan mereka yang serba seenaknya sendiri semakin lengkap dengan kehadiran Sandra (Nadine Chandrawinata), penjual kaset yang membuka sebuah distro. Hingga akhirnya masa terima rapor SMA tiba, baik Nugi maupun Ipang menuai banyak angka merah. Alhasil, ibu Nugie (Sandy Harun) yang hippies menyarankan Nugie untuk menemui ayahnya. Demikian halnya dengan Ipang yang baru tersadar jika orang tuanya sekarang (Frans Tumbuan) bukanlah ayah kandungnya. Kompleksitas semakin memuncak manakala Nugie telah bertemu ayahnya (Barry Prima) yang ternyata telah berubah menjadi seorang perempuan bernama Mariana. Tentu saja tidak mudah bagi seorang anak mengetahui ayahnya transeksual. Permasalahan juga menghampiri Sandra yang disia-siakan kedua orang tuanya. Maka Nugi, Ipang, dan Sandra mencari makna kesejatian dengan caranya sendiri, yakni cara rock 'n roll. ''Jika cinta menyakitkan, hidup tidak ada yang sempurna, lalu apa yang membahagiakan,'' ujar Ipang kepada Sandra. ''Kita harus berdamai dengan realita,'' balas Nugi di lain kesempatan. (Benny Benke-45)

Tidak ada komentar: