Minggu, 24 Februari 2008

Uriah Heep

Selasa, 14 Februari 2006. BUDAYA
Konser Nostalgia Kaum Paruh Baya
JAKARTA-Di terminal kedatangan Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (11/2) malam, Lee Kesrlake (drumer Uriah Heep), hanya terkesiap tidak mempercayai dirinya sendiri jika ia telah menginjakkan kaki di Jakarta. ''Seperti di rumah sendiri,'' katanya bungah. Maklum, 22 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1984 salah satu grup band hard rock legendaris dunia itu pernah menggelar konser di Istora, Senayan Jakarta. Minggu (12/2) malam lalu, band dari Inggris Raya seangkatan dan setanah air dengan Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, Yess dan Pink Floyd ini, kembali menunjukkan kebolehannya di depan publik musik hard rock Jakarta. ''Tentu saja saya rindu ingin menyantap Salak dan Durian,'' imbuh Lee. Dan yang pasti, katanya lagi, dia sudah tidak sabar lagi untuk kembali memesan celana jins jahitan salah seorang penjahit ternama di Blok M, Jakarta. ''Apakah masih ada penjahitnya di sana?'' katanya menyelidik yang disambut gelak tawa penjemputnya. Kedatangan Uriah Heep dari Bombay India ke Jakarta adalah dalam rangka World Tour 2006. Dengan antusias, Mick Box (gitar), Lee Kesrlake (drum), Trevor Bolder (bas), Phil Lanzon (kibor), dan Bernie Shaw (vokal) bahkan tidak ingin setengah-setengah memberikan yang terbaik kepada pencintanya. ''Meski kepala kami telah berusia 50 tahun ke atas, tapi bukan berarti kami kalah dengan yang muda-muda,'' tukas Bernie Shaw. Ya, keseriusan Uriah Heep yang akan meneruskan konser ke Thailand sebelum akhirnya tur 10 kota di Rusia, memang dibuktikan di hadapan 500-an pencintanya di Tennis Indoor Senayan Jakarta. Sederhana. Lihatlah, ketika mereka menyeruak ke atas panggung yang sederhana namun pepat dengan alat musik mereka. Para personel Uriah Heep tanpa basa-basi langsung menggeber tembang-tembang hitnya. Beberapa di antaranya termaktub dalam album Very Envy...Very Umble (1970), Salisbury (1971), Look at Your Self (1971), Demons and Wizard (1972), High and Mighty (1976), dan Firefly (1977). Simak pula bagaimana dengan lihainya Bernie Shaw berkomunikasi dengan para pencintanya yang tentu saja hampir 90 persen didominasi kaum paruh baya. ''Anda semua pasti berusia di atas 21 tahun, bukan?'' ujar Bernie. ''Ah, itu bukan menjadi soal. Itu (usia) tidak mengurangi apa-apa, sebagaimana kami terus bekerja dan bekerja sebagaimana Anda semua,'' imbuh dia yang bersambut tepuk tangan meriah. Selanjutnya tembang-tembang seperti "I Wanna Free", "Tears on My Eyes", "Two Different World", "Come Away Melinda", "Easy Living", "Gypsy", "Look at Yourself", "Sunrise", dan "The Magicians Birthday" mengalir dengan lancar. Kelancaran konser yang terselenggara atas kerja tunggal Original Production ini bukan semata-mata kemampuan musikalitas para personel Uriah Heep. Lebih dari itu, hampir semua tembang yang mereka bawakan semua dikenal baik dan dinyanyikan bareng penggilanya yang sudah paruh baya. Yang tidak terduga, hampir 30 persen komposisi penonton disesaki para ekspatriat yang tinggal di Jakarta dan lagi-lagi paru baya. Jadi jangan heran, konser kali ini yang dibuka dengan penampilan God Bless seolah seperti konser kangen-kangenan para generasi kaum paruh baya yang disatukan lagi dengan kehadiran idola mereka semasa muda dulu hingga sekarang. ''Tahun 84 lalu saya nonton konser mereka di Istora dan sekarang masih dengan antusiasme yang sama sebagaimana 22 tahun lalu, saya menyaksikan mereka,'' ujar Amy Roes, salah seorang musisi rock kawakan Jakarta. (Benny Benke-45)

Tidak ada komentar: