Jumat, 21 Maret 2008

''Open Season''

Senin, 30 Oktober 2006. BUDAYA
Preview ''Open Season''
Belajar Mandiri dari Grizzly

PELAJARAN bisa datang dari siapa saja dan kapan saja. Tak terkecuali dari seekor beruang besar grizzly dan rusa pandir yang berusaha mempertahankan hidupnya. Lewat film animasi Open Season, Roger Allers dan Jill Culton sebagai sutradara membungkus kisah itu dengan sederhana, yaitu lewat bahasa humor. Dengan bahasa tutur yang sederhana namun mengena, skenario Steve Bencich, Ron J Friedman, dan Nat Mauldin disulap Allers dan Culton dengan sangat bersahaja. Lewat bahasa anak-anak yang dekat dengan kesederhanaan, keapaadaan dan keceriaan, kebijakan diantarkan dalam film tersebut. Hasilnya, kisah menjadi sangat mengena dan pesan kebijakan sampai ke penikmatnya tanpa harus menggurui. Dengan kecanggihan teknologi 3D dari kreator disainer kenamaan Carter Goodrich, Open Season semakin indah secara gambar. Goodrich tercatat pernah turut membidani film animasi laris dan monumental semacam Finding Nemo, Monsters Inc, dan Shrek. Hasil karya ilustrasinya telah menghiasi sejumlah sampul media seperti The New Yorker, Time, Newsweek, GQ, Playboy, dan The Atlantic Monthly. Pengisi Suara . Kelengkapan film yang memang ditujukan untuk pemirsa anak-anak dan keluarga itu semakin pepak dengan hadirnya sejumlah aktor ternama sebagai pengisi suara para tokohnya. Kehadiran Martin Lawrence, Ashton Kutcher, Gary Sinise, Debra Messing, dan Billy Connolly membuat film ini semakin memikat untuk dinikmati. Tengoklah betapa tokoh Boog (Martin Lawrence), seekor beruang grizzly yang tidak mempunyai kekuatan untuk bertahan hidup di alam bebas, bertemu dengan seekor rusa pandir bernama Elliot (Ashton Kutcher). Petualangan dua sekawan yang menganggap dirinya pecundang di lingkungan masing-masing itu kemudian bahu-membahu untuk bertahan hidup di alam bebas, menjadi tulang utama cerita. Kesedihan, kepiluan, kelaraan yang bercampur aduk dengan kelucuan-kelucuan mengantarkan penikmatnya pada arti penting persatuan, kerja sama, dan toleransi. Lewat tokoh Boog dan Elliot lah film ini mengajarkan tentang kebijakan dengan bahasa universal, yaitu bahasa tawa. (Benny Benke-45)

Tidak ada komentar: