Senin, 10 Maret 2008

Sagu Band

Jumat, 07 Juli 2006. BUDAYA
Cita Rasa Melayu dalam Sagu
JAKARTA-Sagu, band asal Riau, mengusung warna musik yang unik. Memadukan musik rock dengan cita rasa Melayu, Ganny (gitar), Itoy (drum), Jepri (vokal), Widdi (bas), dan Le-man (gitar) mengingatkan kita pada corak rock Negeri Jiran. Kedekatan wilayah geografis antara Riau dan Malaysia bisa jadi menjadi alasan kuat mengapa album Beda Impian yang mereka rilis di Warung Apresiasi Jakarta, baru-baru ini, menguatkan hal itu. Mengandalkan single "Beda Impian", "Same-Same", dan "Merdeka Jiwa (Syukur)". Mereka mengingatkan kita pada grup rock Search, Iklim, dan beberapa nama lainnya yang pernah sangat dikenal pencinta musik di Indonesia. Menurut Taufik Ikram Jamil, seorang penyair yang juga produser Sagu, sebuah label raksasa Malaysia bahkan telah menawarkan kontrak kepada mereka. ''Karena kami masih patriotis, kami memilih label musik dari negeri sendiri,'' kata dia. Dengan menawarkan musik bercita rasa rock Melayu dan syair sastrawi plus cengkok laksana orang sedang mengaji, Sagu selintas terdengar lucu. ''Di tengah maraknya grup rock Indonesia yang biasanya memaparkan syair yang penuh pemberontakan, mereka menawarkan nuansa yang lain,'' ujar Bens Leo, pengamat musik Indonesia. Nuansa yang lain itulah, menurut dia, bisa jadi malah menjadi nilai positif mereka. ''Kami hanya bermain musik di tengah-tengah, antara nuansa Melayu yang kental dalam keseharian kami dengan musik rock anak muda masa kini,'' terang Ganny. Sagu telah menyiapkan tur promo keliling Jawa-Bali untuk mengekor penjualan album perdana mereka Istana Kerinduan yang mencapai angka 10.000 kopi. Mereka yakin album kedua mendapat sambutan yang hangat. ''Syair kami berisi kisah-kisah kebijakan yang dialami anak muda dalam memandang permasalahan kehidupan dan kematian. Dan saya yakin album ini diterima masyarakat karena kami juga menerima masyarakat,'' imbuh dia. (G20-45)

Tidak ada komentar: