Senin, 17 Maret 2008

''Iketeru Harajuku''

Senin, 18 September 2006. BUDAYA
Berdandan ala Remaja Jepang
JAKARTA - Seperti apakah anak-anak muda Jepang menafsirkan mode berpakaian? Dalam kompetisi desain mode eksperimental ''Iketeru Harajuku'', cara berdandan ala anak muda Negeri Matahari Terbit itu terjelaskan. Ada 20 kontestan dari berbagai distro se-Bandung dan Jakarta. Mereka unjuk kreasi masing-masing, akhir pekan lalu, di Hall & Galeri Mini The Japan Foundation, Jakarta. Acara untuk mendukung perkembangan kreativitas anak muda, terutama di bidang seni dan desain, itu berlangsung meriah. Kemeriahan bukan cuma karena lenggak-lenggok 18 model cantik yang mengenakan rancangan para desainer muda berbakat. Lebih dari itu, hasil rancangan aneh-aneh, neka-neka, tak lazim, unik itu telah mencuri perhatian. Menarik. Tengoklah, pakaian ala perang karya seorang desainer. Sang model mengenakan jins kasual, kaus oblong, dan jaket sepinggang dipadu helm pilot pesawat tempur plus senjata M16 buatan AS. Rancangan yang dipakai dara ayu itu tentu lebih pas dipakai prajurit di medan perang. Simak pula dandanan ala bebek atau punk yang berkesan seenak hati. Assistant Director The Japan Foundation, Tsukamoto Norihisa, menyatakan lomba itu sudah lazim di Jepang. Kata iketeruyang digunakan anak muda 10 tahun belakangan ini bermakna cantik atau ganteng. ''Sebagaimana kata mooi di Prancis yang berarti tunas indah, iketeru berarti keren kata anak muda Jakarta,'' ujar dia. Adapun Harajuku adalah sebuah distrik di Jepang yang menjadi pusat mode. Lomba itu melibatkan dewan kurator. Mereka adalah Tsukamoto Norihisa, Ari Seputra, desainer fashion yang pernah menjadi staf pengajar Esmod Jakarta, serta Tiarma Sirait, artis fashion Poleng Studio Bandung. (G20-53)

Tidak ada komentar: