Rabu, 20 Februari 2008

FFI (lagi)

Rabu, 14 Desember 2005. BUDAYA
Film Terbaik Belum Tentu Dihasilkan Sutradara Terbaik
JAKARTA-Setelah melewati proses penjurian secara maraton, lima sutradara dan lima film terbaik bersaing ketat untuk memperebutkan Piala Citra di FFI 2005. Ajang tertinggi barometer film cerita bioskop di Tanah Air ini juga akan memberikan tiga penghargaan khusus.
Siapakah di antara Hanung Bramantyo (Brownies), Rudi Sudjarwo (Tentang Dia), Joko Anwar (Janji Joni), Hanny R Saputra (Virgin), dan Riri Riza (Gie) yang akan menjadi sutradara terbaik? Siapa pula di antara Janji Joni, Gie, Ketika, Brownies, dan Virgin yang akan menjadi film terbaik. Lantas, siapakah yang akan menerima Lifetime Achievement Award, Antemas, dan Njoo Hansiang Award? Menurut Jhoni Safrudin, Ketua Badan Pertimbang Perfilman Nasional (BP2N) selaku penyelenggara FFI, siapa pun yang akan dinobatkan oleh para dewan juri untuk meraih Piala Citra adalah yang terbaik. ''Bagaimanapun juga dewan juri mempunyai standar penilaian yang telah mereka tetapkan kriterianya,'' tuturnya, kemarin. Menurut Jhoni yang mengaku "hanya" mengeluarkan dana sebesar Rp 1,7 miliar untuk mengadakan FFI 2005, 12 nominasi yang ditetapkan telah melalui proses penilaian maraton yang panjang. Pertama, juri yang masuk Panitia Komite Seleksi Film yang terdiri atas Nano Riantiarno, Niniek L Karim, Edi D Iskandar, Toto Indarto, dan Prof Yasmin Zaki Zahab telah menyaring 12 nominasi yang telah ditetapkan. Setelah itu, dewan juri yang telah menerima sortiran nama dari Komite Seleksi Film menindaklanjuti dan kembali menyaring dan mengerucutkan nama. Dewan juri yang terdiri atas Marcelly Sumarno, Angelina Sondakh, JB Krisrtanto, Eros Djarot, dan Sarlito Wirawan menyusun kriteria yang mereka tetapkan. Menghormati Juri. Riri Riza ketika dihubungi menyatakan apapun yang dinilai dewan juri seyogiyannya semua nomine menghormatinya. ''Setiap festival mempunyai kriteria penilaiannya sendiri dan standar itu pasti tidak ada yang jelek,'' katanya. Nama Riri Riza, yang filmnya (Gie) bahkan masih dipertimbangkan untuk masuk tahapan penilaian tim juri untuk Foreign Language Academy Award (Oscar) mendatang, memang dijagokan meraih film terbaik sekaligus sutradara terbaik. ''Saya tidak berkomentar untuk hal itu,'' katanya merendah. Menurut Rudi Sudjarwo, nama Riri Riza memang sangat pantas untuk dipertimbangkan. ''Selain secara teknis Gie detail dan kolosal. Keaktoran pelakonnya pun bisa diandalkan,'' tutur Rudi yang namanya juga dijagokan menjadi sutradara terbaik. Rudi menambahkan, Riri yang terkenal dengan kedetailannya akan bersaing keras dengan film Ketika yang menurut penilainnya komplet. '' Janji Joni yang disutradarai Joko Anwar menurut Rudi dan Riri memang asyik sebagai sebuah film. ''Janji Joni selain lancar menuturkan cerita yang simpel, bahasa gambarnya juga bagus,'' ujar Riri. Sedangkan film lainnya seperti Brownies dan Virgin menurut mereka berdua masih mempunyai kesempatan yang sama dengan nomine lainnya. Menurut Jhoni Safrudin, tidak semua sutradara yang baik akan menghasilkan film yang baik. Jadi, film terbaik belum tentu dihasilkan oleh sutradara terbaik. ''Kasus ini terbukti pada penyelenggaraan FFI 2004 lalu,'' katanya. FFI tahun lalu Rudi Sudjarwo yang menyutradari Ada Apa Dengan Cinta menjadi sutradara terbaik. Sedangkan film Arisan yang disutradarai oleh Nia Dinatta ditetapkan menjadi film terbaik. (G20-45)

Tidak ada komentar: