Rabu, 20 Februari 2008

Bubi Chen

Jumat, 16 Desember 2005. BUDAYA
Bubi Chen Bidani Band Rock Progresif
JAKARTA-Apa jadinya jika tangan dingin salah seorang maestro jazz Tanah Air membidani lahirnya sebuah grup band rock? Tentu saja musik rock hasil racikan Libero, band yang ditulangpunggungi tiga murid terbaik Bubi Chen, sedikit banyak bercorak jazz. Ya, Roval (bas), Pri (gitar), dan Lulu (organ), adalah anak didik Bubi Chen dengan catatan prestasi yang mengesankan. Bersama Cissy (vokal) dan Grant Collins (drum) mereka mengibarkan bendera Libero dengan mengusung corak rock komersial. ''Dengan ikhtiar memadukan antara kualitas bermain musik dan mempertimbangkan selera dengar masyarakat, kami merilis album perdana ini,'' ujar Roval di MU Cafe, Sarinah, Jakarta, kemarin. oval adalah mantan basis Rasio, sebuah grup band yang pernah melahirkan nama Ita Purnamasari. Album bertajuk Libero: Di Balik Rock yang merangkum sepuluh tembang ini, oleh Pri yang pernah membimbing Piyu Padi dan Jhon Paul Ivan (eks Boomerang), tidak hanya disulap bernuansa jazzy. ''Kami meramunya dalam nuansa progressive rock yang tetap easy listening,'' ujar Pri. Sedangkan menurut Lulu yang pernah memenangkan beasiswa musik klasik dari Royal School of Music London, corak Libero ia poles dengan nuansa organ tahun 70-80-an. ''Mungkin karena saya senang dengan nuansa rock klasik,'' tuturnya sesuai memainkan repertoar yang mengingatkan pada permaian organ Jhon Lord dari Deep Purple. Kepiawaian Roval, Pri, dan Lulu ini disempurnakan dengan permainan drum Grant Collins. Drummer dari Australia ini pernah menyandang gelar sebagai Monster from Down Under oleh majalah Modern Drums dan an One Man Percussion Ochestra oleh majalah Drum Scene. Collins yang sempat menunjukkan aksi solo drumnya lebih dari sepuluh menit itu, bahkan pernah memenangkan The Australian Academy of Music Composisition Competition. Sekarang ia sedang menyelesaikan program doktoral (S3) dalam bidang Drums and Music Composition. ''Keikutsertaan Collins ke Libero tanpa sebuah kesengajaan,'' ujar Benny Chen, putra kedua Bubi Chen selaku produser Libero. Menurut dia, awalnya Collins yang sedang mengisi klinik drums di Surabaya hanya ingin dimintai tolong untuk sekadar mengisi sebuah tembang. ''Saya ternyata tertarik dengan grup band ini. Maka Bergabunglan saya hingga usainya album ini,'' tutur Collins yang musti rela wara-wiri Australia-Indonesia. Hasil dari perkawinan musik jazz dan rock progresif itu adalah musik komersial rock ala Libero. Bahkan dengan kemampuan teknis yang baik, kehadiran alat musik tradisional India seperti tabla dan sitar semakin memperkaya corak Libero. Apa komentar Bubi Chen terhadap band ini? ''Bagus. Ayah bilang bagus, mereka bermain dengan feeling dan memang kena feeling-nya,'' ujar Benny Chen menirukan ucapan ayahnya. Apakah kemampuan teknis yang apik dari setiap personel Libero akan berbanding lurus dengan selera pasar? ''Kami kembalikan semua kepada selera pasar. Toh, kami sudah berusaha memberikan yang terbaik dari yang kami punya,'' tandas Roval setelah mengantarkan single hit ''Dia Tak Tahu'' dan ''Demi Waktu''. (G20-45)

Tidak ada komentar: