Rabu, 27 Februari 2008

Broken Flower

Jumat, 24 Februari 2006. BUDAYA
Preview "Broken Flower"
Kerinduan pada Kenangan

APA jadinya jika seorang lelaki single paroh baya melakukan perjalanan panjang untuk menemui para mantan kekasihnya? Atas misi apakah tokoh Don Johnston (Bill Murray), lelaki paroh baya itu bersusah-susah kembali mengunjungi masa lalunya? Untuk membangunkan kembali kenangan indah yang telah pecah bekeping-keping, menyelesaikan perkara yang belum rampung, atau sekadar iseng? Dalam film Broken Flower yang pernah meraih Grand Prix Cannes International Film Festival 2005, segala romantika yang menyertai perjalanan itu dikisahkan dengan apik. Jim Jarmusch sebagai penulis dan sutradara tidak hanya menyuguhkan kisah yang tidak lazim. Dukungan para pelakon watak kelas satu juga menjadi suguhan tersendiri. Nama Bill Murray yang pernah mendapatkan Golden Globe, BAFTA, dan Independent Spirit sebagai Aktor Terbaik lewat film Lost in Translation, adalah satu daya tarik tersendiri. Selain pernah juga dinominasikan untuk kategori serupa dalam Academy Awards, Murray juga pernah melakoni puluhan film penting. Nama penting lainnya adalah Sharon Stone yang melejit lewat film Basic Instinct. Dalam waktu dekat dia juga bersiap meluncurkan sekuelnya, yakni Basic Instinct 2:Risk Addiction. Prestasi Stone ketika menyabet Golden Globe Award lewat film Casino serta beberapa kali dinominasikan dalam Academy Award, seolah memperkukuh stempel keapikan Broken Flower. Surat Pink. Kisah Broken Flower dimulai dari datangnya sebuah surat berwarna pink di pintu rumah Don. Surat yang diketik rapi tanpa alamat pengirim itu menceritakan bahwa ada remaja berumur 19 tahun yang sedang mencari Don. Si remaja itu melakukan perjalanan jauh hanya demi satu tujuan: mencari jati diri siapa ayahnya sebenarnya. Dan di dalam surat itu dituliskan dengan jelas bahwa remaja tersebut tak lain dan tak bukan adalah anak Don. Don atas desakan teman karib sekaligus tetangganya, Winston (Jeffrey Wright), mulai mengkalkulasi berapa banyak perempuan yang pernah singgah di hatinya, dan barangkali salah satu dari mereka mengirimi surat itu. (Benny Benke-45)

Tidak ada komentar: